:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Penyesuaian perkawinan antar-etnik (Studi kualitatif pada wanita Batak yang menikah dengan pria suku lain)

Hilda Sorba Oktrina; Augustine Rizal Basri, supervisor ([Publisher not identified] , 1998)

 Abstrak

ABSTRAK
Perkawinan antar-etnik merupakan suatu fenomena yang semakin menggejala.
Kemajuan yang terjadi di berbagai bidang, seperti kemajuan di bidang perdagangan,
media-massa, pelayanan penjalanan, peningkatan kesadaran akan hak asasi manusia
serta kemajuan di bidang-bidang lain, akan meningkatkan frekuensi bertemunya
individu dari berbagai latar-belakang, termasuk latar-belakang etnik. Salah satu
dampak dari bertemunya inidividu-individu dengan berbagai latar-belakang etnik
adalah terjadinya perkawinan antar-etnik. Kondisi bangsa Indonesia yang multi-etnik
dengan derajat keberagaman yang tinggi, tentunya juga sangat memungkinkan
terjadinya perkawinan antar-etnik.
Setiap perkawinan memiliki keunikan keunikan tersendiri, demikian pula
dengan perkawinan antar-etnik ini. Pasangan perkawinan dituntut untuk melakukan
serangkaian penyesuaian demi tercapainya kepuasan perkawinan, tidak saja antar-
pasangan tetapi juga dengan pihak keluarga masing-masing pasangan. Pada dasarnya,
semakin hesar perbedaan antara pasangan perkawinan, seperti yang dijumpai pada
perkawinan antar-etnik, maka penyesuaian perkawinan yang perlu dilakukan oleh
pasangan tersebut juga semakin sulit. Perbedaan budaya yang di antara pasangan dapat
menimbulkan pemasalahan tersendiri dalam perkawinan antar-etnik.
Masyarakat Batak merupakan salah-satu kelompok etnik di Indonesia, yang
masih memegang kuat adat budayanya. Hal ini terlihat dari masih dipeliharanya adat
budaya tersebut oleh masyarakat Batak yang hidup di kota-kota besar. Sistem
masyarakat Batak yang patrilineal, dimana prialah yang membentuk hubungan
kekerabatan serta pentingnya marga sebagai penentu identitas seorang individu Batak,
menyebabkan perkawinan antar-etnik menjadi suatu hal yang dihindari dalam
masyarakat Batak, terutama wanita Batak. Namun walaupun demikian, perkawinan
antar-etnik, dalam hal ini antara wanita Batak dengan pria suku lain masih dapat
ditemui dalam masyarakat.
Mengingat hal inilah, peneliti tertarik untuk mengetahui proses penyesuaian
perkawinan yang terjadi pada wanita Batak yang menikah dengan pria suku lain,
artinya sejauhmana subyek menyesuaikan diri dengan kebutuhan, keinginan dan
harapan pasangan, keluarga pasangan dan keluarga subyek sendiri. Peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang masalah-masalah yang dihadapi subyek dalam
penyesuaian perkawinannya sehubungan dengan adanya perbedaan budaya antara
subyek dengan pasangannya, strategi yang dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut, serta gambaran proses penyesuaian perkawinan pada subyek.
Untuk dapat memahami penghayatan subyektif individu, maka penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan lima orang subyek
wanita Batak yang menikah dengan pria suku lain. Metode wawancara dan observasi
digunakan sebagai tehnik pengumpuian data untuk dapat memperoleh hasil yang
cukup mendalam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, wanita Batak yang menikah dengan
pria suku lain masih tetap berusaha untuk mengikuti adat budayanya, namun demikian
subyek tidak terlalu memfokuskan diri pada perbedaan budaya dengan pasangannya.
Masalah-masalah yang muncul dalam proses penyesuaian lebih banyak berhubungan
dengan kebiasaan-kebiasaan pribadi, pembagian peran dalam perkawinan dan
penetapan pola asuh anak. Masalah-masalah sehubungan dengan perbedaan budaya
tidak terlalu tertampil walaupun masih tetap ada, terutama tampak pada subyek yang
suaminya berasal dari kelompok etnik dimana adat budayanya masih kental. Strategi
yang dikembangkan oleh subyek untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam
proses penyesuaian perkawinannya adalah dengan mengembangkan sikap toleransi,
mau menerima perbedaan yang ada dan tidak mempermasalahkannya perbedaan
tersebut, berusaha untuk mengikuti budaya pasangan tanpa harus meninggalkan
budayanya sendiri.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar mewawancarai pasangan subyek
juga. Dapat juga dilakukan peneltian kuantitatif, untuk melihat aspek-aspek dari
budaya dalam penyesuaian perkawinan secara khusus. Selain itu perlu dilibatkan
subyek penelitian dengan latar-belakang yang lebih beragam.

 File Digital: 1

Shelf
 S2948-Hilda Sorba Oktrina.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S2948
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1998
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : viii, 197 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S2948 14-18-853855437 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20287099