ABSTRAK lsyu yang menyertai pembicaraan mengenai agama pada abad keduapuluh ini adalahadanya kebangkitan agama-agama besar seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, diberbagai penjuru dunia. Hal ini tengah hangat dibicarakan oleh para pakar ilmusosial yang diantaranya ditulis oleh futurolog John Naissbitt dan Patricia Aburdene(1987) dalam bukunya yang terkenal Megatrends 2000. Dikatakannya bahwa dipenghujung abad kedua puluh dan di awal milenium ketiga agama-agama besardunia masih berdiri dengan tegak sejak ribuan tahun lalu, dan bahkan parapenganutnya mendirikan bermacam-macam institusi keagamaan yang memilikistruktur yang mapan. (Naisbitt & Aburdene, l990). Sosiolog Richard Schaffer(1994) juga menyatakan bahwa agama-agama besar pada era modem telahterbentuk dalam beberapa kelompok keagamaan baru (seperti , sekte atau aliran)yang mempunyai organisasi, dan merupakan denominasi (turunan) dari agamainduknya sebagai cara mereka untuk lebih menjamin kesinambungan ajaran maupununtuk perekrutan penganut baru.Suatu fenomena yang menyertai pencarian spiritual manusia dan kebangkitanagama-agama dunia ini, diantaranya adalah dengan adanya fenomena konversiagama atau biasa juga dikenal dengan perpindahan agama. Dari adanya tren tentangkebangkitan agama itu, telah menarik perhatian para pakar studi agama untukmenelaah proses-proses yang terjadi dalam konversi agama (Rambo, 1993). Selaintentang prosesnya, yang menarik dari konversi agama ini adalah bahwa menurutPaloutzian (1996), kebanyakan usia individu yang melakukan konversi agamaadalah pada usia remaja hingga dewasa muda. Rambo (1993) juga menyatakanbahwa di Amerika Serikat dan Eropa Barat, kelompok-kelompok keagamaan telahmenarik sekitar ribuan pengikut baru dari golongan usia muda, baik lelaki maupunwanita.Hasil penelitian Rambo tentang proses konversi agama ini telah dihimpun dalambuku yang berjudul Understanding Religious Conversion. Dalam buku tersebutRambo (1993) mancoba memberikan pemahaman tidak hanya faktor psikologisyang menyertai proses konversi agama pada individu, tetapi juga mencoba untukmengaitkan serta mengeksplorasi konteks dimana perubahan itu terjadi. Hubungan sosial, dan lingkungan tempat dimana potential convert (individu yang melakukankonversi) berada, adalah hal-hal yang mempengaruhi dan juga dipengaruhi olehproses konversi agama yang terjadi. Oleh karena itu menurut Rambo, konversidilihat sebagai proses yang kompleks, bertahap dan membutuhkan waktu.Dari perspektif yang holistik ini, Rambo telah menghasilkan suatu model proseskonversi yang dinamakannya systemic stage model (model tahapan sistemik), danterbagi dalam tujuh tahap, yaitu : context, crisis, quest, interaction, encounter,commitment, dan consequences.Dari kerangka teori systemic stage model tentang proses konversi agama yangdiungkapkan oleh Rambo (1993), penulis ingin melihat apakah tahapan proseskonversi ini juga berlaku pula pada konversi agama dalam agama Islam dan Kristen,pada individu usia dewasa yang penulis temui.Sehubungan dengan hal itu, maka pendekatan penelitian konversi agama dalamagama Kristen dan Islam, pada individu usia dewasa muda, cocok denganmenggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis, yaitu pendekatan penelitianyang lebih berusaha untuk mengungkapkan makna, definisi maupun deskripsi dariberbagai kejadian bagi individu yang mengalaminya.Dari pendekatan kualitatif ini, tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitianini adalah tipe penelitian studi kasus yang berusaha untuk mengungkap berbagaikeunikan dari suatu kasus secara menyeluruh dan mendetail, dan bukan bertujuanuntuk membuat peramalan atau pun pembuktian. Alat pengumpulan data yangdigunakan dalam penelitian studi kasus ini adalah dengan melakukan wawancaramendalam terhadap subyek yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sehinggapenelitian ini menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif dari datatranskrip wawancara. (Poerwandari, 1998).Dari penelitian tentang proses konversi agama terhadap empat subyek ini, secaraumum penulis mengambil kesimpulan bahwa memang kerangka teori konversiagama yang dikemukakan oleh Rambo (1993), berlaku pula pada konversi agamakeempat individu tersebut. Walaupun begitu, tidak semua tahap atau proses konversiagama yang dikemukakan Rambo (1993) dalam teorinya, terjadi pada subyek yangditeliti. Dan juga lebih jauh lagi, bahwa tahapan konversi yang ada pada teoriRambo tidak persis sama tata urutan maupun detailnya dengan tahap konversi yangdilalui oleh subyek penelitian tersebut.Penelitian lanjutan maupun penyempurnaan-penyempurnaan pada penelitiansejenis, dibutuhkan untuk dapat memberikan gambaran yang lebih dalam mengenaifenomena konversi agama ini. Metodologi penelitian maupun kerangka teori yangdipakai dalam meneliti femonena konversi agama ini, adalah hal-hal yang menurutpeneliti paiing signifikan untuk dapat menguak fenomena ini dengan lebihsempurna dan obyektif.
|