ABSTRAK Tolong menolong sudah merupakan tradisi bangsa kita. Namun pada generasimuda tradisi ini mulai memudar dengan meningkatnya kekerasan, yang bahkancenderung menjadi kriminal. Menyadari adanya kecenderungan ini perlu diadakan suatuupaya untuk mengatasi hal ini. Salah satu upaya yang dianjurkan adalah upaya bersifatpreventif, yang menurut Pulungan (1993) memiliki pendekatan dua dimensi, yaitupembinaan dan pengembangan tingkah laku sosial positif serta pencegahan danpenanggulangan perilaku sosial negatif.Yang dimaksud dengan perilaku sosial positif adalah tindakan yang tujuannyaadalah kesejahteraan atau keuntungan orang lain atau kelompok lain. Salah satubentuknya adalah menolong orang lain. Menolong orang lain sebenarnya merupakansalah satu minat remaja (Huriock, 1980). Oleh karena itu pembinaan dan pengembangantingkah laku sosial positif dapat dilakukan dengan memperkenalkan pada remaja suatuwadah kegiatan yang dapat menyalurkan minat tersebut, misalnya ikut bergabung dalamsuatu organisasi sosial yang bergerak di bidang kemanusiaan sebagai relawan.Selain itu penerapan upaya preventif untuk mencegah berkembangnya perilakusosial negatif, diperlukan usaha yang bersifat integral, yaitu melibatkan berbagai unsur,terutama unsur keluarga, yang sumber pendidikan utama dalamnya adalah orang tua.Tingkah laku sosial positif, atau yang disebut prososial dapat dipelajari melalui prosessosialisasi. Dan salah satu cara yang dianggap efektif adalah dengan prosespembelajaran sosial (Schroeder dkk., 1995). Dan sebagai sumber penting bagipendidikan anak dalam keluarga, proses pembelajaran ini dapat dilakukan oleh orang tuadalam pengasuhan anaknya.Salah satu dasar dari pembelajaran sosial yang dianggap efektif dalammeningkatkan atau menumbuhkan tingkah laku prososial adalah cara direct reinfocement(Schroeder dkk., 1995). Konsep dasar direct reinforcement adalah perilaku yang memilikikonsekuensi menyenangkan akan cenderung diulang atau muncul kembali di masa yangakan datang, dan perilaku yang berasosiasi dengan konsekuensi negatif akan cenderungtidak akan diulang atau muncul kembali di masa yang akan datang. Dalam kontekstingkah laku prososial, reward atau penguat yang diberikan dapat bersifat positif dannegatif. Positive reward dapat berbentuk materi atau sesuatu yang nyata seperti hadiah,uang dan sebagainya. Sementara itu negative reward, dapat berbentuk punishmertt ataudisiplin yang terdiri dari tiga macam tehnik, yaitu power assertion, love withdrawal, daninduction (Hoffman, 1994).Berdasarkan penjelasan teoritis tersebut, peneliti berasumsi bahwa terdapathubungan yang kuat antara kecenderungan timbulnya tingkah laku prososial denganpemberian direct reinforcement dari orang tua. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti kaitan pemberian direct reinforcement dari orang tua dengan kecenderungan tingkahlaku prososial. Dan untuk memperjelas hubungan ini peneliti menggunakan remaja yangberkegiatan sebagai relawan dalam suatu organisasi sosial yang bergerak dalam bidangbidangkemanusiaan, seperti kesehatan masyarakat dan pembinaan anak jalanan,karena diasumsikan mereka memiliki tingkat kecenderungan prososial yang tinggi.Metode penarikan sampel dilakukan dengan nonprobability sampling, sedangkanteknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara incidental sampling. Alat yangdigunakan untuk mengukur kecenderungan tingkah laku prososial dibuat berdasarkanpengukuran intensitas jaringan kognisi dalam personal goal yang meliputi orientasiperasaan positif terhadap orang lain, perhatian terhadap kesejahteraan orang lain, danrasa tanggung jawab terhadap orang lain. Selain itu alat ini juga mempertimbangkanaspek hubungan interpersonal antara pelaku dan orang yang dikenakan tingkah laku.Sementara itu untuk mengukut pemberian direct reinforcement peneliti menggunakankuesioner persepsi remaja tentang direct reinforcement dari orang tua, yang dibuatberdasarkan teori direct reinforcement yang mempertimbangkan tugas perkembanganremaja. Kedua kuesioner berbentuk skala sikap. Adapun tehnik analisis data yangdigunakan adalah Pearson Product Moment, Anova One-Way, dan Crosstabulation.Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapathubungan yang signifikan antara kecenderungan tingkah laku prososial relawan remajadengan persepsi terhadap pemberian direct reinforcement dari orang tua. Pada semuasubvariabel kecenderungan tingkah laku prososial, terjadi hubungan yang signifikan padapemberian materal reward, social reward, dan induction\ tidak ada hubungan yangsignifikan pada peberian love withdrawal; dan terdapat hubungan terbalik yang signifikanpada pemberian power assertion. Dari hasil anova yang diperkuat dengancrosstabulation, terlihat bahwa ada ketergantungan tingkat kecenderungan tingkah lakuprososial dengan keikutsertaan orang tua dalam organisasi sosial, posisi remaja dalamorganisasi tempatnya menjadi relawan, dan frekuensi kegiatan remaja sebagai relawan.Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, beberapa saran yangperlu diperhatikan adalah perlunya memperluas sampel penelitian dan alat pengumpulandata sebaiknya diperkaya dengan metode wawancara. Dan untuk lebih jauh lagi penelitimenyarankan untuk lebih banyak lagi diadakan penelitian mengenai tingkah lakuprososial di Indonesia, mengingat masih sedikitnya penelitian tersebut.
|