Peran mahasiswa dalam negara sering diistilahkan sebagai agent of change (Sanit, 1988). Sejarah mencatat berbagai tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa yang berhasil membawa keadaan yang lebih baik di negara tempatnya berada. Peran mahasiswa dalam sejarah Indonesia bahkan telah membuat mahasiswa Indonesia memiliki identitas politik yang khas, sumber legitimasi peran politik mahasiswa. Mahasiswa mempunyai kedudukan yang tinggi di mata masyarakat maupun image media. Namun disisi Iain kita mendapati kesan dan kenyataan yang berlawanan ketika memasuki alam nyata kampus. Kita dapati suasana kantin-kantin yang dipenuhi mahasiswa berorientasi kesenangan semata, atau iklim studi oriented saja tanpa peduli dengan masalah-masalah di sekelilingnya. Suatu situasi-kondisi nyata yang sangat jauh dari idealisme agent of change mahasiswa. Penelitian ini berangkat dari kesenjangan fakta-fakta tersebut diatas. Penelitian ini berangkat dari pertanyaan bagaimana sesungguhnya deskripsi / gambaran umum partisipasi politik di kalangan mahasiswa. Lalu dalam perkembangannya penelitian ini dilengkapi dengan pertanyaan bagaimana hubungan partisipasi mahasiswa tersebut dengan variabel-variabel prediktornya. Secara umum mahasiswa didefinisikan sebagai suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya selalu dalam ikatannya dengan perguruan tinggi. Perguruan tinggi didefinisikan sebagai lembaga pendidikan formal diatas sekolah lanjutan atas yang terutama mernberikan pendidikan teori dari suatu ilmu pengetahuan disamping mengajarkan suatu ketrampilan (skill) tertentu (Sarwono, 1978). Secara lebih operasional mahasiswa didefinisikan sebagai setiap orang yang secara resmi terdaftar unruk mengikuti pelajaran-pelajaran di suatu tempat pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. Sementara partisipasi politik didefinisikan sebagai kegiatan warga negara sebagai warga sipil (private citizens) secara individual atau kelompok yang bertujuan mempengaruhi keputusan-keputusan pemerintah dalam hal pemilihan pemimpin dan penetapan kebijakan publik, termasuk didalamnya semua bentuk aktivitas yang dimaksud mempengaruhi pemerintah. Partisipasi terbagi dalam bentuk-bentuk conventional dan unconventional. Menurut Dalton (1996), terdapat tiga potensial prediktor partisipasi, yaitu karakteristik personal, pengaruh kelompok, dan sikap politik, yang terdapat pada diri seseorang.Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif merupalkan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu untuk menentukan adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lainnya dalam masyarakat. Dalam penelitian bentuk ini tidak digunakan dan tidak dilakukan pengujian hipotesis. Hasil yang diperoleh lebih merupakan gambaran tentang karakteristik suatu kelompok sampel yang dapat menjelaskan suatu gejala. Penelitian deskriptif tidak meramalkan hasil yang akan diperoleh dan hasil yang diperoleh adalah gambaran yang mendetil tentang masalah (Setiadi, Matindas, dan Chairy, 1998). Melalui penelitian ini ingin diketahui bagaimana gambaran tingkat partisipasi pada setiap bentuk-bentuk partisipasi. Juga ingin diketahui bagaimana gambaran hubungan partisipasi dengan variabel-variabel prediktor partisipasi. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Indonesia. Semuanya berjumlah 92 orang. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Alat pengumpul data tersebut adalah kuesioner bentuk-bentuk partisipasi, kuesioner pengaruh keiompok, dan kuesioner sikap politik. Data mengenai karakteristik personal diperoleh dari data kontrol. Teknik pengolahan data adalah statistik deskriptif dan perhitungan korelasi serta perhitungan perbandingan mean. Penelitian ini menemukan bahwa tingkat partisipasi mahasiswa secara umum pada berbagai bentuk partisipasi adalah rendah. Terdapat hubungan antara partisipasi mahasiswa dengan variabel prediktor 'pengaruh kelompok' dan variabel prediktor 'sikap politik'. Penelitian ini juga menemukan bahwa besar kedua variabel prediktor tersebut beserta aspek-aspeknya adalah tinggi kecuali untuk aspek ?kepuasan politik'. Partisipasi mahasiswa berhubungan dengan tingkat keaktifan di organisasi kemahasiswaan. Usia berhubungan dengan partisipasi electoral activity. Dan terakhir, perbedaan fakultas, asal suku, pilihan organisasi diluar kampus, persepsi aktivis nonaktivis, agama yang dianut, persepsi ideologi, dan persepsi peer group terdekat; rnenyebabkan adanya perbedaan partisipasi secara umum pada bentuk-bentuk partisipasi yang ada. |