Hubungan antara self efficacy dengan goal orientation pada Guru Sekolah Minggu
Siburian, Horas Ertoios;
Soetarlinah Soekadji, supervisor
([Publisher not identified]
, 2001)
|
ABSTRAK Pendidikan moral religius sejak masa kanak-kanak diharapkan bisa membentuk suatugenerasi yang bermoral dan bertingkah laku baik. Institusi keagamaan berperan dalammenanamkan nilai-nilai moral religius tersebut seperti halnya gereja melalui SekolahMinggu. Proses belajar mengajar dalam Sekolah Minggu diserahkan pada guru-guruSekolah Minggu. Sebagai komponen vital dalam Sekolah Minggu, guru-guru SekolahMinggu memiliki pengaruh langsung terhadap hasil belajar dan minat murid-murid.Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh goal orientation guru yang menentukan caraguru melakukan pendekatan dan melaksanakan aktivitas mengajar. Tujuan yangditetapkan guru dalam mengajar, apakah itu penekanan terhadap proses mengajar (taskinvolved) atau penekanan terhadap hasil (ego involved) akan menunjukkan bagaimanaperhatian guru terhadap tugasnya, usaha yang dilakukan dalam mengajar, daya tahanguru dalam mencapai tujuan pengajaran, dan strategi pengajaran yang digunakan.Guru-guru Sekolah Minggu ini merupakan individu-individu yang mengabdikan dirisecara sukarela tanpa imbalan. Guru-guru tersebut bebas berhenti kapan saja merekainginkan terutama jika mereka menilai kemampuan dirinya tidak memadai untukmenjadi guru Sekolah Minggu. Karena tidak adanya sesuatu yang mengikat merekamaka menarik untuk ditelaah hal yang menyebabkan guru-guru tersebut mau bertahandan meluangkan waktu menjadi guru Sekolah Minggu. Penulis berpendapat bahwafaktor yang menyebabkan guru-guru tersebut bersedia dan bertahan menjadi guruSekolah Minggu antara lain karena mereka memiliki self efficacy, yaitu penilaian ataukeyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan suatu tingkah lakuberkaitan dengan situasi tertentu dalam mencapai suatu tujuan, yang cukup tinggi.Guru-guru tersebut menilai kemampuan yang dimiliki cukup memadai untuk mengajardi Sekolah Minggu. Hal ini memicu motivasi untuk menjadi guru Sekolah Minggu.Penelitian ini bermaksud untuk menemukan hubungan antara self efficacy dengan goalorientation. Self efficacy dan goal orientation adalah faktor-faktor yangmempengaruhi motivasi guru, kinerja guru, situasi yang ingin dihadapi atau dihindari,serta daya tahan guru dalam menghadapi masalah saat mengajar. Goal orientationmemiliki beberapa karakteristik yang juga dimiliki self efficacy. Dengan demikian,penulis berpendapat bahwa ada kemungkinan hubungan di antara keduanya.Aspek-aspek goal orientation yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek-aspekyang digunakan dalam penelitian Ames dan Archer (1988). Self efficacy dan goalorientation pada guru Sekolah Minggu diukur dengan menggunakan Skala TeacherEfficacy (Woolfolk & Hoy, 1990) dan Skala Goal Orientation (Ames & Archer, 1988). Analisa instrumen menggunakan coefficient alpha dan corrected Hemcorrelation. Analisis data menggunakan korelasi Pearson Product Moment untukmelihat hubungan antara self efficacy dengan goal orientation. Analisis hasil tambahanmenggunakan Hotelling untuk melihat perbedaan correlated coefficient antara masingmasingkorelasi, t-test untuk melihat signifikansi perbedaan task involved dengan egoinvolved, cmova one way untuk mengetahui perbedaan self efficacy dan goalorientation pada guru dengan tingkat pendidikan berbeda, dan F test untuk melihatsignifikansi perbedaannya. Proses perhitungan semua dilakukan oleh SPSS forWindows 6.0.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikanantara self efficacy dan orientasi task involved pada guru Sekolah Minggu. Hasilpenelitian juga menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara selfefficacy dengan orientasi ego involved pada guru Sekolah Minggu. Terdapat jugahubungan yang positif dan signifikan antara orientasi task involved dengan orientasiego involved pada guru Sekolah Minggu. Melalui t-test diketahui bahwa terdapatperbedaan yang signifikan antara orientasi task involved dengan orientasi ego involved.Orientasi task involved menunjukkan skor rata-rata yang lebih baik. Melalui t-testHotelling untuk correlated coefficient diketahui bahwa korelasi self efficacy dengantask involved tidak signifikan menunjukkan hubungan yang lebih kuat dari padakorelasi self efficacy dengan ego involved. Melalui anova one way dan F test diketahuibahwa guru dengan tingkat pendidikan terakhir sarjana memiliki tingkat self efficacydan ego involved yang lebih tinggi secara signifikan.Disarankan dalam penelitian lanjutan terhadap self efficacy dan goal orientation,pencarian kecenderungan goal orientation pada individu dengan tingkat self efficacytertentu mendapat perhatian khusus. Selain itu perlu dilakukan analisis mendalam baiksecara kualitatif maupun kuantitatif untuk mengetahui adanya kemungkinan pengaruhself efficacy terhadap goal orientation yang mengakibatkan terjadinya hubungan diantara keduanya. Kemudian yang perlu dilakukan adalah untuk meneliti kemungkinankorelasi negatif dan signifikan antara usia dan lama mengajar dengan orientasi taskinvolved. Hal lain yang perlu dilakukan adalah penelitian tentang faktor-faktorpembentuk self efficacy dan hubungannya dengan goal orientation. |
S3016-Horas Ertoios Siburian.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S3016 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2001 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | ix, 83 pages ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S3016 | 14-19-430465067 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20287167 |