Deskripsi Lengkap
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text (rdacontent) |
Tipe Media : | unmediated (rdamedia); computer (rdamedia) |
Tipe Carrier : | volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier) |
Deskripsi Fisik : | xii, 89 pages ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Ketersediaan
- File Digital: 1
- Ulasan
- Sampul
- Abstrak
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S3057 | 14-19-653396498 | TERSEDIA |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20287207 |
Abstrak
ABSTRAK
Kualitas sumber daya manusia (SDM) sebuah negara, tidak dapat dilepaskan dari sistem pendidikan yang berlaku di negara tersebut. Jadi untuk meningkatkan kualitas SDM, perlu diadakan berbagai perbaikan dalam sistem pendidikan, salah satunya adalah dengan mengadakan penelitian di bidang ini. Salah satu konsep dalam pendidikan yang mulai banyak dijadikan bahan kajian adalah konsep self-regulated leaming. Penelitian ini meneliti bagaimana hubungan penggunaan strategi self-regulated leaming. dengan prestasi akademik dalam bidang matematika; yang banyak menjadi sorotan karena hasil pencapaiannya di berbagai tingkat pendidikan formal selama ini memprihatinkan. Penelitian ini juga mengungkap tentang perbedaan jenis kelamin dalam penggunaan strategistrategi self-regulated leaming dalam pencapaian prestasi pada pelajaran matematika. Dengan terungkapnya hubungan tersebut diharapkan konsep ini dapat diterapkan di dunia pendidikan di Indonesia, guna peningkatan kualitas SDM agar dapat bersaing di era globalisasi. Penelitian ini merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan subyek penelitian siswa sekolah dasar kelas VI yang berjumlah 47 siswa dari satu SD. Alat ukur yang digunakan adalah tes matematika yang dibuat oleh peneliti untuk mengukur prestasi akademik dalam bidang matematika; kuesioner strategi-strategi selfregulated leaming yang disusun berdasarkan kategorisasi dari Zimmerman dan Martinez-Pons (1986). Untuk mengontrol faktor kecerdasan digunakan tes Standard Progressive Matnces. Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara kuantitatif dengan metode statistik. Hasil dari analisa ini terungkap tidak adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan strategi self-regulated leaming dengan prestasi akademik dalam pelajaran matematika, dan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara siswa pria dan siswa wanita dalam penggunaan strategi self-regulated leaming pada pelajaran matematika. Dari hasil analisa tambahan ditemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada prestasi akademik matematika antara siswa pria dan siswa wanita, di mana prestasi siswa pria lebih tinggi dibandingkan siswa wanita. Selain itu, terungkap pula adanya hubungan yang signifikan antara prestasi akademik matematika dan tingkat kecerdasan siswa. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan dilakukan penelitian lebih jauh tentang stategi self-regulated leaming yang didasarkan pada karakteristik usia siswa SD sehingga lebih sesuai, mengingat instrumen ini disusun berdasarkan penelitian Zimmerman dan Martinez-Pons (1986) yang dilakukan pada siswa sekolah menengah atas. Selain itu, dapat pula dilakukan penelitian serupa dengan konteks mata pelajaran yang berbeda, karena selalu terdapat kekhususan pada tiap mata pelajaran. Jumlah sampel sebaiknya lebih diperbanyak untuk mempermudah melakukan generalisasi, dengan mempertimbangkan faktor homogenitas sampel penelitian yang juga berpengaruh pada penelitian
Kualitas sumber daya manusia (SDM) sebuah negara, tidak dapat dilepaskan dari sistem pendidikan yang berlaku di negara tersebut. Jadi untuk meningkatkan kualitas SDM, perlu diadakan berbagai perbaikan dalam sistem pendidikan, salah satunya adalah dengan mengadakan penelitian di bidang ini. Salah satu konsep dalam pendidikan yang mulai banyak dijadikan bahan kajian adalah konsep self-regulated leaming. Penelitian ini meneliti bagaimana hubungan penggunaan strategi self-regulated leaming. dengan prestasi akademik dalam bidang matematika; yang banyak menjadi sorotan karena hasil pencapaiannya di berbagai tingkat pendidikan formal selama ini memprihatinkan. Penelitian ini juga mengungkap tentang perbedaan jenis kelamin dalam penggunaan strategistrategi self-regulated leaming dalam pencapaian prestasi pada pelajaran matematika. Dengan terungkapnya hubungan tersebut diharapkan konsep ini dapat diterapkan di dunia pendidikan di Indonesia, guna peningkatan kualitas SDM agar dapat bersaing di era globalisasi. Penelitian ini merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan subyek penelitian siswa sekolah dasar kelas VI yang berjumlah 47 siswa dari satu SD. Alat ukur yang digunakan adalah tes matematika yang dibuat oleh peneliti untuk mengukur prestasi akademik dalam bidang matematika; kuesioner strategi-strategi selfregulated leaming yang disusun berdasarkan kategorisasi dari Zimmerman dan Martinez-Pons (1986). Untuk mengontrol faktor kecerdasan digunakan tes Standard Progressive Matnces. Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara kuantitatif dengan metode statistik. Hasil dari analisa ini terungkap tidak adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan strategi self-regulated leaming dengan prestasi akademik dalam pelajaran matematika, dan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara siswa pria dan siswa wanita dalam penggunaan strategi self-regulated leaming pada pelajaran matematika. Dari hasil analisa tambahan ditemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada prestasi akademik matematika antara siswa pria dan siswa wanita, di mana prestasi siswa pria lebih tinggi dibandingkan siswa wanita. Selain itu, terungkap pula adanya hubungan yang signifikan antara prestasi akademik matematika dan tingkat kecerdasan siswa. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan dilakukan penelitian lebih jauh tentang stategi self-regulated leaming yang didasarkan pada karakteristik usia siswa SD sehingga lebih sesuai, mengingat instrumen ini disusun berdasarkan penelitian Zimmerman dan Martinez-Pons (1986) yang dilakukan pada siswa sekolah menengah atas. Selain itu, dapat pula dilakukan penelitian serupa dengan konteks mata pelajaran yang berbeda, karena selalu terdapat kekhususan pada tiap mata pelajaran. Jumlah sampel sebaiknya lebih diperbanyak untuk mempermudah melakukan generalisasi, dengan mempertimbangkan faktor homogenitas sampel penelitian yang juga berpengaruh pada penelitian