ABSTRAK Kita memiliki banyak sekali masalah Iingkungan saat ini. Mulai dariberbagai jenis pencemaran, kerusakan-kerusakan Iingkungan, punahnya berbagijenis mahluk hidup, sampai makin menipisnya persediaan sumber daya alamyang kita miliki. Masalah-masalah ini harus segera diatasi agar tidak mengancamkehidupan manusia dan mahluk hidup lain yang hidup di bumi ini. Untuk itu orangterus berusaha mencari cara yang efektif untuk mengatasinya. Berbagaiteknologi dan sistem diciptakan untuk mengatasi hal ini. Tetapi hal terpentingyang pertama harus diubah adalah perilaku manusia itu sendiri. Manusia terlebihdahulu harus peduli Iingkungan untuk menyelamatkan Iingkungannya, karenaselama ini berbagai perilaku manusia dalam kehidupan lah yang ikutmenciptakan kerusakan-kerusakan yang ada.Pemberian informasi merupakan salah satu cara yang bisa dilakukanuntuk mengatasi masalah Iingkungan ini. Dengan informasi yang jelas tentangkeadaan Iingkungannya, diharapkan orang menjadi Iebih tahu keadaan yangdihadapinya sekarang, perilaku apa yang menyebabkan kerusakan itu, danbagaimana cara mengatasinya. Pemberian informasi ini merupakan sebuahlangkah awal dalam usaha perbaikan dan pelestarian Iingkungan. Tetapipenggunaan pemberian informasi sebagai cara mengatasi masalah Iingkunganmasih diperdebatkan. Walaupun informasi diperlukan untuk membentuk perilakuyang peduli Iingkungan dan terbukti dapat mengubah sikap untuk peduliIingkungan tetapi berbagai penelitian yang pernah dilakukan belum banyakmembuktikan keefektifan cara ini daiam membentuk perilaku peduli Iingkungan.Untuk itulah penelitian ini dilakukan. Penelitian ini ingin melihat keefektifanpemberian informasi dalam bentuk simulasi, yang merupakan metode belajaraktif, dalam membentuk perilaku menghemat air, mengingat masalah kelangkaanair merupakan salah satu masalah Iingkungan yang cukup penting.Dalam penelitian ini, metode simulasi dibandingkan secara eksperimentaldengan metode ceramah, metode yang selama ini telah banyak digunakandalam penyebaran informasi Iingkungan. Penelitian dilakukan dengan sampelsebanyak 78 orang, yang merupakan mahasiwa psikologi angkatan 1999,peserta kuliah Psikologi Sosial II. Sampel dibagai ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok kontrol yang memperoleh informasi dengan metode ceramah dankelompok eksperimen yang memperoleh informasi dengan metode simulasi.Efektivitas kedua metode ini diukur melalui perilaku menutup keran dan perilakupenyampaian informasi yang dilakukan oleh subyek kedua kelompok. Simulasidalam penelitian ini menggunakan biji saga, sebagai representasi sumber dayaalam yang terbatas, yang harus diambil subyek sebanyak mungkin dan dapatditukarkan dengan kue sebagai reward.Hasil dari penelitian ini adalah kedua metode ini, simulasi dan ceramah,sama efektif dalam memberikan informasi Iingkungan. Hal ini bisa dilihat darifrekuensi perilaku menutup keran dan frekuensi perilaku penyampaian informasiyang tidak berbeda secara signifikan. Walaupun begitu proses yang terjadiselama penelitian tetap memperlihatkan pengaruh positif simulasi terhadappemahaman tentang lingkungan dan masalah-masalahnya. Hal-hal lain yangmungkin ikut mempengaruhi hasil penelitian ini adalah situasi penelitian,karakteristik subyek, serta jumlah subyek yang tidak sama dalam dua kelompokpenelitian tersebut.Saran penelitian ini untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakanmetode random sampling dalam pengambilan sample dan menggunakan prinsipfeedback, reinforcement untuk memperkuat treatment. Selain itu penelitian jugaakan lebih baik bila dilakukan dalam kehidupan sehari-hari langsung dan denganjangka waktu yang lebih panjang. |