ABSTRAK Keluarga dengan pola asuh yang cenderung otoriter (parent-center), menerapkanmengharapkan kepatuhan langsung dari anak; kontrol yang sangat ketat; tingkah laku dansikap anak dievaluasi menurut standar mutlak yang ditetapkan otoritas tertinggi dalamkeluarga; dituntut hormat pada otoritas yang merupakan tradisi dan sistem strukturtracisional dalam keluarga; tidak mengijinkan terjadinya diskusi antara orang tua dengananak dalam membahas suatu hal; anak harus menerima bahwa apa yang dikatakan orangtua adalah benar dan lain-lain (Baumrind, dalam Berns, 1997;Ormrod,2000).Rachel Elder(da am Bigner,1979) dalam risetnya menemukan bahwa konsep secara tradisional adalahayah berperan sebagai kepala keluarga dan berkuasa atas keputusan penting keluarga. Halini bertentangan dengan tugas perkembangan anak usia dewasa muda yakni otonomi diriyang menyebabkan kemungkinan terjadinya konflik antara ayah dan anak usia dewasamuda. Peneliti tertarik meneliti dewasa muda yang memiliki status mahasiswa karenakeunikannya. Salah satunya adalah lebih peduli dengan hal-hal yang menarik bagi dirinya,leb.h responsif pada beberapa situasi yang menekan yang mungkin bagi individu lain tidakmempengaruhi tindakan mereka (Sear, dalam Wrightsman,1993).Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran isu konflik yang terjadi antara ayahdan anak dan penghayatan anak terhadap isu konflik yang menekan serta strategi copingyang digunakannya. Peneliti menggunakan pembagian strategi coping yang dikembangkanoleh Carver, Scheier, dan Weintraub (1989). Lima strategi Problem Focus Coping (activecoping, pianning, suppression ofcompeting activities,restrain coping, seeking sociai supportfot instrumental reason). Lima strategi Emotiona/ Focus Coping (seeking sociai suppoit foremotiona/ reason,positif reappraisal,denial, acceptance, turning to reiigion). Tiga strategicoping yang maladaptif {Focusing on and venting of emotion, behaviorai dan mentaldit .iengagement).Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode pengumpulandata adalah wawancara mendalam pada 2 mahasiswa perempuan dan 2 mahasiswa laki-laki.Metode pengambilan responden yang digunakan adalah non probability sampling yakniin, :endentai purposif sampling.Hasil penelitian ini menemukan isu konflik yang sering muncul adalah otonomi dirisebagai individu dewasa muda, pekerjaan rumah tangga, perbedaan prinsip dengan ayahdan sifat ayah, perencanaan arah hidup, pemilihan bidang kerja, dan terlibat dalam aktifitasmasyarakat.Isu-isu konflik dengan ayah yang dirasa menekan oleh hasiswa dewasa mduapenelitian ini meliputi 5 hal yakni otonomi responden yakni ayah masuk kamar respondentanpa seijin responden; ayah yang menuntut prestasi tertentu di bidang kuliah yakni harusluius SI 4 tahun; pekerjaan yakni ayah yang tidak setuju responden bekerja di luar bidangstudi kuliahnya dan bekerja sebelum lulus kuliah; terlibat hubungan asmara dan pemilihanpncar; perijinan aktivitas. Perasaan yang umumnya dirasakan mahasiswa usia dewasa muda saatmengalami konflik dengan ayah mengenai masalah yang menekan adalah tertekan,sedih, merasa tidak terima; marah; benci dan jijik; merasa frustrasi, tidak berguna, danTuhan pun tak dapat menolong; menyesal yang dalam akan ketidakmampuannya beranimengambil sikap di waktu lampau; dendam dan kecewa.Strategi coping yang digunakan responden untuk mengatasi isu-isu konflik yangdirasa menekan adalah mental disengagement,fbcusing on and venting emotion, restraincoping, dan active coping, turning to reiigion, deniai, planning, dan seeking socia!supportfcr intrumental reason,seeking socia/ support for emotional reason, acceptance,suppression ofcompeting activfaes dan behavioral disengagement.Bahan diskusi penelitian ini. adalah ada kemungkinan faktor lain yangmempengaruhi pemilihan strategi coping mahasiswa sebagai anak yakni kondisi keluarga,selain faktor-faktor yang mempengaruhi strategi coping yang ada dalam penelitianHolahaan dan Moos (1987) dan Carver, Scheier, dan Weintraub (1989). Selain itu, tiaptiapkarakteristik kepribadian yang ada dalam faktor karakteristik kepribadian, ternyataseling berkaitan dan mempengaruhi sehingga sulit menentukan strategi coping individuberdasarkan karakteristik kepribadian.Saran untuk anak dan orang tua adalah mengembangkan komunikasi yangterbuka antara ayah dan anak dalam mengunkapkan kebutuhan masing-masing danjuga mengembangkan empati di kedua belah pihak. Selain itu, untuk anak sebaiknyanrengggunakan restrain coping saat konflik verbal dengan ayah dan juga menggunakanturning to reiigion disamping menggunakan strategi coping yang adaptif lain.Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melihat konflik antar ayah dan anakduri dua belah pihak dan coba melihat penyebab orang tua menerapkan pola asuh yango oriter serta strategi coping anak saat konflik dengan orang tua mengenai pemilihanjurusan SI, menggali data lebih dalam saat pengambilan data,membatasi tahap stress. |