:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Gambaran pengalaman emosi dalam situasi tersinggung dan situasi dihargai pada generasi muda dan generasi tua bersuku Bangsa Jawa

Lestia Primayanti; Suprapti Sumarmo Markam, supervisor (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002)

 Abstrak

Emosi merupakan fenomena sosial yang merefleksikan hubungan manusia dengan lingkungan sosialnya. Markus dan Kitayama (1995) berpendapat bahwa pengalaman emosi seseorang bersifat saling tergantung dengan interaksi antar individu. Karena interaksi antar individu selalu berada dalam konteks budaya, maka pengalaman emosi yang hadir dalam interaksi antar individu akan berbeda-beda pada setiap budaya. Melihat dekatnya hubungan antara emosi dan budaya, maka penelitian ini menggunakan batasan budaya sebagai 'kriteria' khususnya, peneliti memilih budaya Jawa dengan dasar asumsi bahwa budaya Jawa merupakan budaya yang dominan di Indonesia. Kehormatan dan kerukunan adalah dua kaidah yang paling menentukan pola interaksi antar individu dalam budaya Jawa (Geertz, dalam Magnis-Suseno 1984) yang berarti juga mempengaruhi pengalaman emosi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk melihat core cultural ideas dalam budaya Jawa yang berhubungan dengan emosi. Dari bentuknya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mencari gambaran umum pengalaman emosi. Penelitian ini ditujukan untuk melihat pengalaman emosi dalam dua kelompok usia yang berbeda, yang masingmasing diasumsikan mewakili dua generasi yang berbeda. Ada 8 responden yang disertakan dalam penelitian ini. Selain itu penelitian ini juga dimaksudkan untuk mencari adanya bentuk-bentuk budaya Jawa berupa nilai atau norma yang tampak dalam pengalaman emosi tersebut. Mengingat penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang akan dilakukan oleh Markam bersama Mesquita dan Sato, maka peneliti menggunakan instrumen pedoman wawancara yang disusun oleh Mesquita (2001). Setiap responden akan diwawancara mengenai situasi dihargai dan situasi tersinggung.
Gambaran pengalaman emosi responden diperoleh melalui analisis berdasarkan komponen-komponen pengalaman emosi, yaitu peristiwa anteseden, penilaian, perasaan, kesiapan aksi, perilaku dan regulasi. Mesquita (dalam penerbitan) Beberapa hal lain yang juga dibahas karena keterkaitannya dengan pengalaman emosi adalah concern dan akibat jangka panjang dari pengalaman emosi. Concern adalah disposisi (Frijda, 1986) berupa tujuan, motif, nilai, harapan, cara memandang diri sendiri dan sekitar (Mesquita, 2001) yang mempengaruhi persepsi individu mengenai peristiwa yang terjadi padanya. Kemudian Mesquita (2001) berpendapat bahwa pengalaman emosi seringkali menimbulkan akibat jangka panjang berupa perubahan belief (keyakinan) mengenai diri sendiri dan lingkungan sekitarnya, atau menimbulkan konsekuensikonsekuensi sosial dan perubahan dalam tujuan tingkah laku seseorang.
Dari hasil analisis diketahui bahwa kelompok generasi muda menilai situasi dihargai berdasarkan dimensi keterkendalian. Sementara kelompok generasi tua menilai situasi dihargai berdasarkan dimensi ketiba-tibaan. Akibatnya, perilaku bersyukur lebih banyak muncul pada kelompok generasi tua yang mengatribusikan penyebab peristiwa pada kekuatan di luar dirinya. Dalam situasi tersinggung, diketahui bahwa responden generasi muda dan generasi tua menghindari emosi marah. Hal ini tampak dari kecenderungan responden mengganti kata marah dengan kata lain yang maknanya lebih halus, dan pada kecenderungan melakukan re-appraisal terhadap agen peristiwa dalam regulasinya. Keduanya menunjukkan bahwa prinsip kerukunan masih dianggap penting dalam interaksi antar individu.
Nilai yang muncul dalam concern kelompok generasi tua lebih banyak berasal atau berhubungan dengan keluarga, perkembangan kelompok ini ketika muda, tampak adanya perbedaan cohort mengenai peran keluarga sebagai agen sosialisasi nilai dan norma pada generasi tua dan generasi muda.
Mengingat penelitian ini merupakan penelitian yang diharapkan menjadi awal penelitian lintas budaya mengenai pengalaman emosi, pendekatan komponensial yang digunakan untuk memperoleh gambaran pengalaman emosi telah berhasil memberi hasil yang mampu dibandingkan dengan penelitian lain. Namun di sisi lain pendekatan komponensial juga mereduksi keutuhan pengalaman emosi. Pengalaman emosi merupakan suatu fenomena dengan proses yang kompleks dan tidak linear, sehingga pembahasan menggunakan pendekatan komponensial tidak dapat memberi dinamika utuh dari pengalaman emosi seseorang.
Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan elisitasi situasi stimulus dalam budaya yang dituju terlebih dahulu. Dengan melakukan elisitasi situasi stimulus, diharapkan situasi stimulus yang digunakan dalam pedoman wawancara lebih relevan dengan responden kelompok budaya tersebut. Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan elisitasi stimulus dan langsung menggunakan situasi stimulus hasil elisitasi Mesquita (dalam penerbitan) terhadap kelompok budaya lain. Akibatnya situasi dilecehkan yang semula akan disertakan dalam penelitian terpaksa digugurkan, karena responden tidak mengenali atau menganggap situasi dilecehkan sama dengan situasi tersinggung.

 File Digital: 1

Shelf
 S3121-Lestia Primayanti.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S3121
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xiii, 185 pages ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S3121 14-19-240263767 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20287268