Etnosentrisme Orang Melayu Sambas terhadap Orang Madura di Kalimantan Barat
Tanti Budi Suryani;
Cicilia Yeti Prawasti, supervisor
([Publisher not identified]
, 2002)
|
ABSTRAK Sejak 1989, konflik antar etnik menjadi akar kekerasan yangmenggantikan perang antara negara bangsa di dunia. Konflik etnik menjadi unikkarena penanganannya menjadi resisten terhadap upaya resolusi yang sifatnyarasional karena seringkah memperebutkan tujuan-tujuan yang tidak terukur salahsatunya adalah etnosentrisme. Kelompok - kelompok etnik dapat bertikai yangdisebabkan oleh etnosentrisme, dapat dijelaskan melalui proses transmisikebudayaan setiap kelompok etnik dalam enkulturasi. Pada masa enkulturasiindividu mempelajari apa yang menjadi standar alamiah kelompoknya dalammelakukan perbandingan antarkelompok. Sumner (1906) menyebutnya sebagaietnosentrisme, untuk menggambarkan situasi penerimaan dari siapa yang secarakultural seperti dirinya dan penolakan terhadap siapapun yang berbeda. Melaluisosialisasi, individu menggunakan sentimen primordial untuk mendefinisikanbatas-batas kultural yang dimiliki oleh kelompoknya berbeda dari kelompok yanglain. Etnosentrisme ini kemudian dijelaskan dengan menggunakan teori identitassosial dari Tajfel (1970)Dari catatan rangkaian konflik antar etnis di Indonesia, konflik di KalBarcukup memprihatinkan. Pertama, karena hingga bulan Januari 2000, terdapat68.934 orang pengungsi etnis Madura. Dan sampai kini proses penanganan baikkorban konflik antarsuku yang mengungsi maupun rekonsiliasi antar etnis yangbertikai belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Kedua, dari sejarahkonflik di KalBar dapat diasumsikan bahwa konflik yang teijadi sudah sangatmengakar dan laten sifatnya. Yang sulit untuk dipercaya kemudian adalah bahwadalam 11 kali konflik sebelumnya antara suku Madura dan suku Dayak, sukuMelayu berada di pihak yang netral.Hubungan yang semula dinilai sangat mesra berdasarkan penelitianSudagung (1984) ternyata terdapat beberapa fakta yang menunjukkan akan adanyaperbedaan budaya yang mendasari konflik diantara orang Melayu dengan orangMadura. Dimana identitas agama Islam yang semula mempersatukan mereka,ternyata pada awal kasus Parit setia runtuh dan etnis Melayu merasa dianggapkafir dan dihina. Perbedaan budaya lainnya yang tidak dapat diterima oleh sukuMelayu adalah: kebiasaan membawa senjata tajam di tempat-tempat umum dansangat mudah untuk menggunakannya dalam pemecahan masalah, pendiriantempat ibadah yang secara eksklusif, serta pelaksanaan pernikahan yangeksklusif (Alqadrie 1999). Dari penjelasan dan fakta-fakta yang dikemukakan di atas dapat diketahuibahwa faktor yang membuat terjadinya konflik terbuka dapat disebabkan olehsejarah permusuhan sebelumnya, stereotip yang terbangun tentang suku Maduradalam periode saat hidup berdampingan, serta dominasi suku Madura sebagaikelompok pendatang terhadap suku Melayu yang menjadi penduduk asli.Disamping itu dalam konflik antar etnis Melayu dan etnis Madura terdapatperbedaan budaya yang mendasarinya. Hal ini menimbulkan perkembangansuperioritas kelompok dan inferioritas kelompok lain yang dikenal dengan istilahetnosentrisme. Etnosentrime kedua suku tersebut sangat mungkin terjadi melaluiproses identifikasi sosial pada masa enkulturasi dan sosialisasi dari masingmasingkelompok etnis. Maka menjadi hal yang menarik untuk diteliti sejauhmana etnosentrisme etnis Melayu Sambas terhadap etnis Madura di Sambasdengan menggunakan kerangka sudut pandang teori Identifikasi Sosial yangdiawali studi mengenai perilaku antar kelompok oleh Henri Tajfel (1970).Pengambilan data secara kuantitatif dan kualitatif. Tehnik pengambilansampel yang digunakan adalah accideAtal sampling. Instrumen yang digunakanadalah kuesioner. Hasil yang diperoleh dalam pengolahan data secara kuantitatifberupa skor mean skala alat ukur etnosentrisme dan dimensi-dimensinya. Disainkualitatif yang dipilih pada penelitian ini berupa studi kasus.Hasil penelitian menunjukkan derajat etnosentrisme yang cukup tinggi dariorang melayu Sambas terhadap orang Madura di KalBar. Gambaranetnosentrisme orang Melayu Sambas memilliki kecenderungan untuk menilaisegala sesuatu berdasarkan acuan nilai yang dimiliki kelompok daripadakecenderungan untuk menganggap kelompoknya lebih unggul dibandingkankelompok lain. Gambaran etnosentrisme orang Melayu Sambas di KalBar padadimensi orientasi pada kelompok diwujudkan dalam penekanan padapembentukan identitas sosial yang positif terhadap kelompok sendiri. Penanamannilai dalam mendidik anak mengenai cara-cara kekerasan yang digunakan dalaminteraksi dengan etnis Madura memiliki derajat yang paling kecil. Gambaranetnosentrisme orang Melayu Sambas di KalBar pada dimensi superioritaskelompok diwujudkan dalam bentuk penggunaan perbandingan sosial antarkelompok sebagai dasar untuk mengevaluasi identitas sosial, dimana untukmemperoleh identitas sosial yang positif, perbandingan difokuskan padapembentukan aspek positif terhadap kelompok sendiri. Sementara perwujudandimensi superioritas kelompok dalam bentuk merendahkan budaya dan kelompoklain memiliki derajat yang kecil. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antaravariabel demografi dengan dimensi etnosentrisme yang dimiliki subyek penelitian.Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah jumlah subyekyang terlibat dalam penelitian lanjutan pelu ditambah untuk memberikangambaran yang lebih akurat mengenai derajat etnosentrisme subyek. Selain itumengingat item-item pernyataan unfavorable yang sangat sedikit pada alatpenelitian ini yang digunakan untuk menghindari respon negatif subyek, makapada penelitian lanjutan perlu digunakan metode open-ended question yangbertujuan menggali informasi tentang sikap, pandangan dan perasaan subyekterhadap kelompok tertentu tanpa membuat subyek merasa dipojokkan. |
S3126-Tanti Budi Suryani.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S3126 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2002 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | xi, 127 pages ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S3126 | 14-19-584278215 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20287273 |