:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Berpikir kritis dari sudut pandang praktisi pendidikan yang bersuku Minangkabau

Amalia Setyawati, examiner; Julia Suleeman, supervisor (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002)

 Abstrak

Berpikir kritis sangat relevan dengan kondisi negara Indonesia saat ini. Dengan kemampuan berpikir kritis, rakyat Indonesia dapat menyaring informasi atau nilai-nilai yang datang dari luar secara kritis, dan memanfaatkannya untuk mencapai kondisi yang lebih baik.
Teori mengenai berpikir kritis lebih banyak dikembangkan oleh peneliti Barat yang kebudayaannya, bahasa, keyakinan dan cara hidupnya berbeda dengan Hal tersebut sedikit banyak memiliki pengaruh yang berbeda terhadap proses berpikir untuk masing-masing budaya. Oleh karena itu perlu dikembangkan konsep berpikir kritis yang khas dalam budaya Indonesia yang memiliki keunikan bila dibandingkan dengan budaya Barat.
Indonesia memiliki beraneka ragam suku bangsa yang berbeda dalam adat dan budaya, kebiasaan dan bahasanya. Salah satunya adalah suku Minangkabau yang terkenal dengan cirinya yang khas sebagai masyarakat yang demokratis, egaliter dan menganut sistem matrilineal. Selain itu adat Minangkabau memiliki sifat yang terbuka dan kritis terhadap nilai dari budaya lain. Karena kekhasannya itu, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai konsep berpikir kritis yang khas dalam suku Minangkabau.
Untuk penelitian ini akan dilihat konsep berpikir kritis dalam suku Minangkabau menurut persepsi praktisi pendidikan yang bersuku bangsa Minangkabau. Alasan dari pemilihan narasumber ini adalah karena mereka memiliki peranan yang penting dalam pengajaran berpikir kritis di sekolah. Sedangkan berpikir kritis dapat dijadikan tujuan yang ideal dari proses pendidikan.
Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualiatif untuk menghasilkan data yang mendalam dan detil mengenai konsep berpikir kritis dalam adat Minangkabau. Untuk memperoleh data tersebut dilakukan metode kuesioner dan wawancara dengan menggunakan teknik Delphi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep berpikir kritis dalam suku Minangkabau tidak menunjukkan perbedaan yang berarti dengan konsep berpikir kritis dalam budaya Barat. Namun terdapat konsep berpikir kritis yang khas dalam suku Minangkabau. Pada umumnya narasumber menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu cara berpikir yang tidak menerima begitu saja informasi yang masuk, melainkan dianalisa terlebih dahulu, masyarakat Minangkabau mendukung berpikir kritis dapat dilihat dari paham egaliter serta aktivitas musyawarah untuk mufakat dalam masyarakat minang.
Kedua hal tersebut memberikan kesempatan kepada anggota masyarakat untuk dapat mengemukakan pikiran dan pendapatnya tanpa adanya rasa segan atau takut terhadap pimpinan. Namun terdapat batasan dalam berpikir kritis, yaitu mendasarkan berpikir kritis atas dasar agama dan adat, serta menggunakan kata-kata halus atau sindiran dalam mengkritik orang untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan orang lain.
Karena penelitian ini merupakan suatu penelitian yang bersifat eksploratif dan mungkin merupakan penelitian yang baru dilaksanakan dalam topik ini, maka peneliti menyarankan untuk diadakannya penelitian lanjutan agar didapatkan rumusan yang lebih tepat mengenai berpikir kritis dalam suku Minangkabau.

 File Digital: 1

Shelf
 S3133-Amalia Setyawati.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S3133
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xii, 103 pages ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S3133 14-19-043365508 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20287280