ABSTRAK Manusia dilahirkan dengan dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Setiap'jenis kelamin memiliki ciri-ciri fisik dan karakteristiknya tersendiri. Ciri-ciri fisikadalah ciri-ciri yang terlihat pada tubuh, sedangkan karakteristik adalah ciri-cirisecara psikologis yang memunculkan sifat yang berbeda. Pada orang laki-laki sifattersebut dikenal dengan maskulin dan pada orang perempuan dikenal denganfeminin, kedua karakteristik tersebut lebih dikenal dengan istilah sex-roleorientation. Setiap manusia memiliki persepsi sendiri terhadap sex-role-nyamasing-masing dan persepsi inilah yang akan mengarahkan tingkah lakunyadalam kehidupan sehari-hari.Dunia olahraga adalah salah satu dunia kaum laki-laki, yang identik dengan unsurkompetisi dan aktivitas fisik di dalamnya. Menurut teori, hanya sex-role maskulindan androgin yang dapat bertahan dalam aktivitas olahraga. Beberapa penelitianterdahulu menyatakan bahwa mereka yang sukses di dunia olahraga adalahmereka yang menunjukkan karakter maskulin atau androgin, baik ia seorang lakilakiataupun seorang perempuan. Jadi perempuan-perempuan yang berkecimpungdi dunia olahraga biasanya memiliki kemampuan untuk beradaptasi denganmenampilkan karakteristik maskulin dan androgin.Selain kemampuan berkompetisi dan aktivitas fisik, olahraga juga membutuhkanperilaku achievement untuk berprestasi. Perilaku achievement tersebut mendasarisang atlet untuk melakukan usaha-usaha berlatih menuju ke prestasi yang ingindicapai. Orientasi apa yang dipilih oleh sang atlet menentukan keberhasilannyadalam mencapai prestasi terbaiknya.Achievement goal orientation merupakan alasan atau tujuan mendasar seseoranguntuk menunjukkan kemampuannya dalam suatu kegiatan pencapaian prestasi.Ames & Archer (1988) mengemukakan dua jenis goal orientation, yaitu taskorienteddan ego-oriented. Atlet yang cenderung mengarah pada task-orientedlebih mementingkan proses berlatih, peningkatan pemahaman dan keterampilan,dan fokus pada pengembangan kemampuan yang berhubungan dengan performamasa lalu. Sedangkan atlet yang cenderung mengarah pada ego-oriented hanya memfokuskan pada hasilnya saja dan menggunakan perbandingan denganindividu lain di lingkungannya.Dari penelitian-penelitian terdahulu, diketahui bahwa task-oriented adalahorientasi yang paling ideal untuk menghasilkan perilaku dan motivasi yang adaptifdalam belajar. Demikian juga di dunia olahraga, pemantapan task-oriented atletatletpenting untuk menghasilkan motivasi untuk berlatih dan perilaku berprestasi.Daru hasil penelitian di luar negeri, pada atlet perempuan ditemukan bahwamereka lebih termotivasi secara instrinsik {task-oriented) daripada atlet laki-laki.Mereka melakukan kegiatan olahraga untuk kepuasan diri sendiri bukan untukmembuktikan sesuatu kepada orang lain.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sex-role orientationdengan achievement goal orientation pada atlet perempuan di Indonesia, dalamhal ini atlet sofbol. Pemilihan cabang olahraga sofbol dikarenakan sofbol adalaholahraga kompetitif berbentuk permainan dengan kelompok, yang merupakan ciriciriolahraga maskulin, namun biasa diperuntukkan bagi kaum perempuan.Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa lebih dari setengah dari jumlah subyek(55,55%) memiliki orientasi androgin dan maskulin, sesuai dengan penelitiansebelumnya. Diketahui juga sex-role orientation atlet perempuan berhubungandengan achievement goal orientation atlet tersebut. Atlet perempuan yangberorientasi feminin, maskulin dan androgin memiliki kecenderungan mengarahpada task-oriented pada performa berlatih ataupun bertandingnya. Hasil laindiketahui bahwa orientasi maskulin memberikan sumbangan terbesar terhadapvarians task-oriented pada atlet perempuan tersebut.Plasil penelitian ini belum dapat dikatakan maksimal, karena masih banyakkelemahan-kelemahan di sana-sini. Walau begitu diharapkan penelitian ini dapatmemberikan sumbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya, juga penerapanpraktis di bidang olahraga, khususnya pada cabang sofbol. |