ABSTRAK Hubungan interpersonal merupakan hal yang penting dalam menjalanikehidupan, karena sebagian besar perjalanan hidup kita terbentuk berdasarkanadanya keijasama dengan orang lain. Ketika telah mencapai tahap dewasa muda,seseorang memiliki tugas penting yaitu mengembangkan intimate relationshipmelalui pacaran. Dalam menjalani hubungan pacaran terkadang timbulketidakcocokan dan ketidakpuasan baik terhadap hubungan itu sendiri maupunterhadap pasangan. Jika masalah sulit teratasi, maka alternatif cara untukmengatasinya adalah dengan mengakhiri hubungan. Salah satu masalah yangmenyebabkan putusnya hubungan dengan pasangan adalah perselingkuhan.Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengambilan keputusan untukmengakhiri hubungan pacaran pada wanita dewasa muda yang pasangannyaberselingkuh.Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan datadilakukan melalui metode wawancara dan didukung oleh metode observasi.Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam pedoman wawancara mengacupada teori tahapan pengambilan keputusan untuk mengakhiri hubungan yangdiungkapkan oleh Loren Lee. Wawancara dan observasi ini dilakukan pada limaorang subyek berusia 20-25 tahun dengan lama hubungan pacaran di atas enambulan, dan memiliki intensitas pertemuan minimal tiga kali dalam satu minggu.Subyek juga telah mengakhiri hubungan dengan pasangan yang berselingkuh.Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan yang diungkapkanoleh Loren Lee tidak dengan mudah diterapkan secara utuh dalam mengambilkeputusan, khususnya dalam kasus pengakhiran hubungan karena perselingkuhan.Lima tahapan yang diungkapkan oleh Loren Lee adalah discovery ofdissatisfaction, exposure, negotiation, resolution, dan transformation. Tiga orangsubyek telah melewati lima tahap secara berurutan dan memutuskan hubungandengan pasangan dengan membicarakannya berdua. Namun, dua orang subyektidak secara keseluruhan melalui lima tahap tersebut. Tahapan yang terlewatadalah tahap negotiation, dimana kedua subyek tersebut tidak mendiskusikankelanjutan hubungan pacaran dengan pasangan. Satu subyek memutuskan melaluipesan singkat (sms), dan satu subyek lain putus dalam keadaan tidak jelas. Untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan agar dilakukanwawancara terhadap pihak yang berselingkuh; wawancara terhadap subyekdengan karakteristik yang bervariasi; dan menggunakan subyek yang lebihbanyak. Bagi wanita yang pernah mengalami perselingkuhan, untuk menghindarikejadian perselingkuhan di masa datang hendaknya sejak awal mengembangkankomunikasi dan keterbukaan dengan pasangan. Ini ditujukan untuk mengetahuiketidakpuasan dan masalah sejak dini. |