ABSTRAK Krisis moneter yang telah berlangsung kurang lebih empat tahunbelakangan ini menghancurkan sektor ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia.Akibatnya, banyak remaja dari keluarga miskin, terutama remaja perempuanterpaksa harus putus sekolah dan berusaha mencari pekerjaan guna membantuekonomi keluarga. Sistem patriarkal dalam budaya Indonesia membuat orang tuacenderung mengorbankan remaja perempuannya untuk ikut membantumenambah penghasilan keluarga.Latar belakang pendidikan yang minim, pengalaman yang kurang sertaketerampilan yang terbatas, menyebabkan kesempatan remaja perempuan untukmemperoleh pekerjaan sangat kecil dan umumnya terkonsentrasi pada pekerjaanrendah dengan penghasilan yang relatif kecil, sehingga akhirnya bekerja sebagaipelacur dipilih sebagai alternatif karena penghasilan yang diperoleh dapatbeberapa kali lipat besarnya.Melacur bukanlah merupakan suatu pekerjaan yang tanpa resiko.Karakteristik pekerjaan yang dilakukan membuatnya menjadi suatu pekerjaanyang beresiko tinggi, antara lain menghadapi perlakuan yang tidak manusiawibaik dari aparat keamanan maupun pelanggannya, kemungkinan terjangkitpenyakit menular seksual bahkan sampai menderita HIV/AIDS, ataupunperlakuan-perlakuan lain yang dapat mengancam nyawanya. Selain itu, pelacurjuga harus menghadapi sikap sebagian masyarakat yang menganggap merekasebagai bukan perempuan baik-baik, tidak bermoral, sampah masyarakat, sumberpenyakit kotor, manusia penuh dosa dan lain-lain.Remaja sebagai individu yang sedang menjalani peralihan dari masakanak-kanak ke masa dewasa, mengalami perubahan-perubahan baik secara fisikmaupun secara psikis yang sangat penting dalam kehidupannya (Papalia & Olds,1995). Peristiwa-peristiwa yang dialami sebagai pelacur ini tentu akanberpengaruh pada perkembangan mereka dan dapat mempengaruhi konsepdirinya.Konsep diri merupakan konstruk sentral untuk dapat memahami manusiadan perilakunya dan merupakan kerangka acuan yang digunakan individu dalamberinteraksi dengan dunianya (Fitts, 1971). Konsep diri tidak terbentuk begitusaja, tetapi merupakan hasil pengaruh terus menerus dan timbal balik antaraindividu dengan lingkungannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metodepengumpulan data wawancara kualitatif Subyek penelitian sebanyak empatorang remaja perempuan, terdiri dari dua subyek pelacur dan dua subyek bukanpelacur berusia 17-20 tahun, pendidikan maksimal kelas 3 SMP dan berasal darikeluarga dengan sosial ekonomi menengah kebawah.Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa remaja pelacur memilikikonsep buruk hampir pada seluruh dimensi kosep dirinya, sedangkan pada bukanpelacur tidak diperoleh suatu gambaran umum karena konsep diri masing-masingsubyek penelitian sangat berbeda. Antara remaja pelacur dan bukan pelacurterdapat perbedaan konsep diri pada dimensi diri etik-moral dan diri sosial.Remaja pelacur memiliki konsep buruk pada kedua dimensi ini dibandingkanbukan pelacur.Penelitian ini masih jauh dari sempurna, akan lebih baik hasilnya jikawawancara dilakukan lebih mendalam dan disertakan juga data yang bersifatkuantitatif, seperti kuesioner, tes mengenai konsep diri ataupun tes proyeksilainnya. |