Suatu organisasi harus mampu beradaptasi dengan lingkungan agar dapat menjaga keefektifannya. Dalam hal ini, perubahan dibutuhkan agar organisasi mampu bertahan hidup. Salah satu bentuk perubahannya adalah restrukturisasi perusahaan. Agar perubahan berjalan dengan lancar, faktor manusia perlu diperhatikan karena merekalah yang menjalankan perubahan. Oleh karena itu, sikap karyawan terhadap perubahan harus menjadi perhatian dalam melakukan perubahan organisasi. Sikap karyawan dapat bervariasi menjadi menerima aktif, menerima pasif, menolak pasif, dan menolak aktif. Sikap karyawan tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah trait kepribadian yang dimiliki karyawan tersebut. Teori Kepribadian Lima Besar menyatakan bahwa terdapat 5 domain trait dalam diri seseorang, yaitu neuroticism, openness, extraversion, aggreableness, dan conscientiousness. Sedangkan penyebab seseorang bersikap terhadap perubahan dapat disebabkan oleh pengetahuan, kemampuan, dan kemauan.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran hubungan antara trait kepribadian dengan sikap terhadap perubahan organisasi dan hubungan antara sikap terhadap perubahan organisasi dengan penyebab sikap. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.Metode pengambilan sampel dari penelitian ini adalah menggunakan tehnik nonprobability sampling tipe purposive sampling dengan menggunakan sampel yang merupakan pegawai di PT.X sebanyak 34 orang, dengan pendidikan terakhir SLTA/sederajat, dan telah bekerja minimal 2 tahun. Data diambil menggunakan kuesioner dengan skala 1-6. Kuesioner terdiri dari 2 macam yaitu kuesioner trait kepribadian yang dibuat berdasarkan teori Kepribadian Lima Besar dari Costa & Mc.Crae (1998) dan kuesioner sikap terhadap perubahan organisasi yang dibuat berdaasrkan teori beberapa tokoh. Trait yang ingin dilihat hubungannya adalah trait openness, trait extraversion, trait aggreableness, dan trait consciencetiousness.Hasil penelititan ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara trait openness, trait extraversion, dan trait aggreableness dengan sikap terhadap perubahan organisasi. Untuk hubungan antara trait consciencetiousness dengan sikap terhadap perubahan organisasi ditemukan hubungan yang positif signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi kadar trait consciencetiousness yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi penerimaannya pada perubahan. Hasil dari hubungan antara sikap dan penyebab sikap menemukan hubungan antara sikap terhadap perubahan dengan penyebab sikap pengetahuan dan kemampuan.Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan dengan tujuan untuk lebih memahami trait kepribadian dan sikap terhadap perubahan organisasi. Selain itu, masih perlu dilakukan perbaikan pada alat ukur dan metode pengambilan data. Selain juga perlu dilihat faktor-faktor lain yang berperan pada sikap terhadap perubahan organisasi. |