ABSTRAK Polri merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara yang memilikitugas dalam bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakhukum, perlindungan dan pelayanan masyarakat masyarakat (ps. 2 UU RI No.2,2002 tentang Polri). Oleh karena itu tugas Polri tidaklah mudah karena harusselalu berhubungan dengan masyarakat sehingga menuntut setiap anggota Polriuntuk memiliki kemampuan dan profesional yang tinggi (Kunarto,1997).Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme Polri yaitu denganmembagi tugas Polri dalam 5 fungsi teknis kepolisian, diantaranya adalah fungsiReserse dan fungsi Sabhara yang memiliki tugas dan peranan yang berbeda.Reserse dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari lebih cenderung bersifat Represif(penindakan) sedangkan Sabhara, lebih menjurus pada tindakan yang bersifatpencegahan (Kunarto, 1997).Walaupun terdapat adanya perbedaan dalam peran maupun tugas, padadasarnya setiap anggota polisi memiliki tugas untuk memberikan pelayanan padamasyarakat, sehingga bisa dikatakan profesi ini memiliki tugas yang komplekskarena profesi ini mengurusi segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara(Adlow, dalam Tabah 2001). Untuk itu profesi ini dinilai memiliki derajattingkatan stres yang cukup tinggi (Donzinger, dalam Tabah 2001)Stres merupakan suatu keadaan yang timbul karena adanya suatu tuntutanatau kebutuhan pada individu yang menuntut adanya sumber daya ataukemampuan individu tersebut untuk memenuhinya (Lazarus, 1976) dan Lazarusjuga mengatakan bahwa ada 2 kelompok sumber stresor yaitu Physical stressordan Psychological atau psychosocia/ stressor.Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimanakahperbedaan rating (urutan) stres dari anggota Polri pada fungsi Reserse danSabhara terhadap kejadian sehari-hari yang bisa menimbulkan stres pada dirimereka. Intrument penelitian yang digunakan adalah Law Enforcement CriticalLife Events Scale dari Sewell (dalam Yarmey, 1990) yang telah diadaptasikanpada anggota polisi di Indonesia.Penelitiaan ini dilakukan pada anggota Polri fungsi Reserse dan Sabhara diwilayah Polda Metro Jaya. Sampel diambil mulai dari jenjang tamtama hinggabintara yang berjumlah 100 orang, dengan gambaran 50 orang dari fungsi Resersedan 50 orangdari fungsi Sabhara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara anggota Polri pada fungsiReserse dengan Sabhara terdapat perbedaan dalam rating stresnya. Pada fungsiReserse, kejadian yang menempati urutan tertinggi dalam rating stres adalah ikutberpartisipasi dalam korupsi di kepolisian, diskors, penyalahgunaan obat-obatanterlarang secara pribadi, mengkonsumsi alkohol saat bertugas dan terlibat secarapribadi dalam peristiwa penembakan, sedangkan pada fungsi Sabhara yaitupemecatan, diskors, penggunaan obat-obatan terlarang, pengurangan gaji dan ikutberpartisipasi dalam korupsi di kepolisian. Kemudian kejadian yang menempatiurutan stres terendah pada fungsi Reserse adalah menerima surat pengahargaandari masyarakat, liburan, penghargaan administrasi, menerima penghargaan darikelompok masyarakat dan kenaikan gaji, sedangkan pada fungsi Sabhara yaitupromosi kenaikan jabatan dengan ditugaskan di unit lain, menerima penghargaandari kelompok masyarakat, penghargaan administrasi, kenaikan gaji serta liburan. |