Pencarian makna hidup pada Aanggota Brimob yang mengalami cacat tubuh akibat bertugas
M. Leberty Adi S.;
Hanna Djumhana, supervisor
(Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003)
|
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang proses pencarian makna hidup pada anggota Brimob yang mengalami peristiwa tragis karena bertugas yang mengakibatkan cacat tubuh. Penelitian ini didasarkan pada data anggota Brimob yang dirawat di Rumah Sakit Kepolisian Pusat yang dari waktu ke waktu terus bertambah seiring banyaknya penugasan anggota Brimob khususnya ke daerah konflik. Kebanyakan dari anggota tersebut setelah sembuh lalu dipindah ke bagian staf atau dimutasi dari kesatuan Brimob ke kesatuan lain dalam organisasi Polri. Faktor lain diadakan penelitian ini adalah karena selama ini masih sangat sedikit penelitian mengenai para aparat (khususnya Polri) yang mengalami kecacatan karena bertugas. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian bagi Polri dan juga dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Polri dalam memberikan perlakuan yang tepat kepada para anggotanya yang mengalami kecacatan tubuh akibat bertugas.Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai metode pengumpulan data utama. Penelitian ini didasarkan pada teori-teori tentang Logoterapi dari Victor Frankl (1985) dan beberapa ahli lain termasuk H.D Bastaman (1996) yang dilakukan pada empat orang anggota Brimob pria berusia dewasa muda dengan beberapa jenis kecacatan tubuh. Selain menggunakan metode wawancara, penelitian ini juga menggunakan metode observasi sebagai metode pelengkap.Hasil secara umum menunjukkan bahwa keempat subyek saat ini telah menemukan makna dari peristiwa kecacatannya. Semua subyek juga dapat dikatakan mempunyai semua komponen keberhasilan penemuan makna hidup yaitu Komponen Personal, Komponen Sosial, Komponen Nilai dan Komponen Spiritual. Hanya satu orang subyek yang tidak mempunyai Komponen Sosial. Untuk kategori proses penemuan makna hidup, dua subyek pemah mengalami tahap meaningless sedang dua subyek lainnya tidak mengalaminya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah keimanan dan kesadaran akan resiko tugas. Secara umum semua subyek mengalami semua tahap penemuan makna hidup yakni Tahap Derita, Tahap Penerimaan Diri, Tahap Penemuan Makna Hidup, Tahap Realisasi Makna dan Tahap Kehidupan Bermakna. Namun demikian, urutan pada setiap subyek tidak persis sama. |
S3243-M Leberty Adi S.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S3243 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | viii, 189 pages ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S3243 | 14-19-504481340 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20287388 |