ABSTRAK Institusi kepolisian adalah penegak hukum sebagai salah satu dari komponencriminal justice system. Kriminalitas erat hubungannya dengan tugas Reserse sebagaisalah satu fungsi teknis operasional kepolisian yang mengemban tugas dalampenegakan hukum yaitu investigasi kriminalitas yang artinya adalah serangkaiantindakan penyidikan pada setiap perbuatan yang terbukti melanggar hukum pidana.Rangkaian tindakan Reserse itu disebut tindakan represif yang terdiri daripenyelidikan, pemanggilan, penangkapan, pemeriksaan, penggeledahan, penyitaan,penahanan, dan penyerahan berkas perkara.Tugas investigasi kriminalitas Reserse sebagai polisi membutuhkan kehadiranlangsung seorang polisi/Reserse yang tidak dapat digantikan oleh tehnologi yangpaling canggih sekalipun (Kunarto, 1995), sebab sumber dasar kepolisian adalahmanusianya, tehnologi hanyalah sebagai alat bantu dalam melaksanakan tugaskepolisian (Bayley, 1994). Sebagai penyidik kejahatan dan penegak hukum, Resersemerupakan pekerjaan yang berkaitan kejahatan dan kekerasan yang dapatmenimbulkan stres. Beberapa aspek pekerjaan polisi/Reserse yang dapatmenimbulkan stres yaitu sistem pengadilan, administrasi kepolisian, sarana/peralatan,hubungan dengan masyarakat, sistem pergantian tugas, tanggung jawab terhadaptugas dan keterpisahan sosial (Kroes, Margolis, dan Hurrel, 1974).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber stres dan coping stresanggota Reserse dalam tugas investigasi kriminalitas di Jakarta serta strategi copingapa yang paling banyak digunakan. Metode pengambilan sampel penelitian ini adalahnon-probability sampling dengan teknik purpusive sampling. Desain penelitian inibertipe non experimental design yang bersifat ex posi facto field study yang dilakukandi Polda Metro Jaya dan jajarannya dengan subyek 146 orang anggota Reserse Polri.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber stres anggota Reserse Polridalam tugas investigasi kriminalitas di Jakarta berdasarkakan intensitasnya berturutturutyaitu: administrasi kepolisian, tanggung jawab terhadap tugas, sistem pergantiandalam tugas, hubungan dengan masyarakat, sistem pengadilan, keterpisahan sosial,dan yang terahir sarana dan prasarana.Strategi coping yang digunakan anggota Reserse Polri dalam tugasinvestigasi kriminalitas di Jakarta yaitu Problem-Focused Coping. Emotion-FocusedCoping, dan Maladaptive Coping. Problem-Focused Coping lebih banyak digunakanoleh anggota Reserse Polri dalam tugas investigasi kriminalitas di Jakarta, kemudiandiikuti Emotion-Focused Coping dan Maladaptive Coping. |