ABSTRAK Salah satu bentuk hubungan sosial dalam kehidupan manusia adalah hubunganintim lawan jenis atau hubungan romantis. Menurut Erikson (1963 dalam Birch &Malim, 1994), membangun hubungan intim merupakan suatu kebutuhan sekaligussebagai salah satu tugas perkembangan yang spesifik bagi individu dewasa muda.Proses membentuk dan membangun hubungan intim ini dapat berlangsungmelalui apa yang biasa kita sebut sebagai hubungan pacaran. Salah satu penelitianyang dilakukan oleh Jones, Hansson, dan Smith (1980 dalam Peplau & Perlman,1982) menunjukkan hasil bahwa mahasiswa.yang belum pernah mempunyai pacarmemiliki tingkat kesepian yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswayang pernah memiliki pacar. Kesepian pada seseorang juga sering dikaitkandengan munculnya perasaan-perasaan tidak berarti, tidak kompeten atau tidakdicintai (Peplau & Perlman, 1982). Perasaan-perasaan seperti ini mengindikasikanadanya karakteristik harga diri yang rendah. Menurut Peplau & Perlman (1982),kaitan antara kesepian dengan harga diri rendah memang merupakan salah satupenemuan yang konsisten dalam lingkup penelitian tentang kesepian Teori danpenelitian di atas mengindikasikan bahwa individu yang hingga masa dewasamudanya belum pernah mempunyai pacar akan menunjukkan karakteristik orangdengan tingkat kesepian tinggi dan harga diri rendah. Akan tetapi berdasarkanpenelitian dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan oleh Ramayani (2001)terhadap lima orang subyek, didapatkan fakta tentang karakteristik yang cukupberagam dan tidak konsisten dengan dugaan sebelumnya. Bertolak dari hal inimaka penulis hendak menguji dan mengetahui apakah status pacaran padaindividu dewasa muda benar-benar akan membedakan secara signifikan tingkatkesepian dan harga diri, ketika dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yanglebih besar.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab masalah-masalah penelitian.Masalah-masalah penelitian terbagi ke dalam masalah utama dan masalahtambahan. Masalah utama penelitian adalah pertama, apakah status pacaran akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan tingkat kesepianmahasiswa/i subyek penelitian ? Kedua, apakah status pacaran akan memberikanpengaruh yang signifikan terhadap perbedaan tingkat harga diri mahasiswa/isubyek penelitian ? Ketiga, apakah terdapat hubungan yang signifikan antaraharga diri dan kesepian pada mahasiswa/i subyek penelitian ? Sedangkan masalahtambahan dalam penelitian ini yaitu manakah dari variabel-variabel data kontrolyang ikut berperan terhadap skor kesepian dan harga diri subyek penelitian ?Tinjauan kepustakaan yang dijadikan sebagai landasan kerangka berpikir dalammelaksanakan penelitian ini di antaranya akan membahas mengenai teori-teoritentang dewasa muda dan tugas-tugas perkembangannya, pengertian pacaran,fungsi dan arti penting pacaran, implikasi keadaan belum pernah berpacaran bagiindividu, serta teori-teori mengenai kesepian dan harga diri.Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Data akan diolah denganteknik statistik one-way anova, korelasi Pearson product-moment, independentsample t-test, dan multivariate anova. Penelitian ini melibatkan partisipasi dari382 mahasiswa/i yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, berusia 18-26 tahun,dan didapatkan dengan teknik Occidental / incidental sampling.Hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Status pacaran tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadapperbedaan tingkat kesepian pada mahasiswa/i subyek penelitian.2. Status pacaran tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadapperbedaan tingkat harga diri pada mahasiswa/i subyek penelitian.3. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kesepian dan variabelharga diri, di mana arah korelasinya adalah negatif. Hal ini berarti bahwa skorkesepian berbanding terbalik dengan skor harga diri.4. Variabel jenis kelamin terbukti membedakan secara signifikan tingkatkesepian pada mahasiswa/i subyek penelitian.Penelitian-penelitian lanjutan mengenai topik serupa disarankan untukmenggunakan teknik pengambilan sampel yang lebih baik, misalnya randomsampling, agar diperoleh hasil penelitian yang dapat lebih digeneralisasikankepada populasi; melakukan penelitian untuk rentang usia dan latar belakangsubyek yang lebih bervariasi; melakukan pengukuran kesepian dan harga diri padadomain yang lebih spesifik; serta menyertakan pertanyaan kepada subyek tentangada/tidaknya figur-figur yang bisa menjadi sumber kedekatan emosional atausumber kepuasan lain bagi subyek. |