Deskripsi Lengkap
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text (rdacontent) |
Tipe Media : | unmediated (rdamedia); computer (rdamedia) |
Tipe Carrier : | volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier) |
Deskripsi Fisik : | xv, 114 pages ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Ketersediaan
- File Digital: 1
- Ulasan
- Sampul
- Abstrak
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S3302 | 14-19-135753890 | TERSEDIA |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20287446 |
Abstrak
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai penerapan toilet training pada orangtua yang mempunyai anak batita. Penelitian ini juga diharapkan untuk dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk memulai toilet training serta cara-cara yang digunakan. Toilet training adalah salah satu tugas perkembangan anak yang menjadi landasan untuk menjalani tugas perkembangan selanjutnya. Keberhasilan seorang anak untuk melewati tugas perkembangan ini bergantung pada bagaimana cara orangtua menerapkan toilet training kepada anak mereka. Penelitian ini dilakukan terhadap empat orang subjek dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi untuk memperoleh data. Data yang berhasil dihimpun kemudian dianalisis dengan menggunakan teori mengenai toilet training, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan toilet training. Berdasarkan hasil analisis didapatkan data bahwa usia anak tidak menjadi patokan dalam menerapkan toilet training, mereka lebih melihat kepada perkembangan motorik kasar anak. Apabila anak mengompol, para subjek berupaya untuk tidak memarahi dan memahami bahwa hal tersebut adalah hal yang biasa dilakukan oleh anak kecil. Cara yang diterapkan oleh para subjek antara lain dengan menerangkan rangkaian tingkah laku yang harus dilakukan pada waktu buang air dan membiasakan anak untuk buang air kecil setiap dua jam sekali. Para subjek juga menggunakan pispot dalam mengajarkan toilet training pada anak dan berupaya untuk memberikan contoh cara buang air kecil di kamar mandi. Kendala yang dihadapi para subjek dalam menerapkan toilet training antar lain adalah adanya anggapan dari anak bahwa pispot sebagai mainan dan hilangnya hasrat untuk buang air besar akibat bermain air di kamar mandi. Adapun bahan yang dapat menjadi pertimbangan dari penelitian ini adalah bahwa pada sebuah penelitian kualitatif dibutuhkan keijasama antara peneliti dan subjek, insight, serta perasaan yang peka dari keduanya. Oleh karena itu diperlukan sebuah latihan untuk dapat mengajukan pertanyaan dan menggalinya lebih dalam. Lebih lanjut diperlukan juga waktu observasi yang cukup untuk mendukung data-data yang ada. Sebaiknya dilakukan juga wawancara dengan orang lain, baik suami atau orang yang mengasuh anak. Hal itu ditujukan untuk mendapat tambahan gambaran bagaimana cara penerapan toilet training serta untuk memperlihatkan konsistensi jawaban subjek dengan penerapan yang dilakukannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai penerapan toilet training pada orangtua yang mempunyai anak batita. Penelitian ini juga diharapkan untuk dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk memulai toilet training serta cara-cara yang digunakan. Toilet training adalah salah satu tugas perkembangan anak yang menjadi landasan untuk menjalani tugas perkembangan selanjutnya. Keberhasilan seorang anak untuk melewati tugas perkembangan ini bergantung pada bagaimana cara orangtua menerapkan toilet training kepada anak mereka. Penelitian ini dilakukan terhadap empat orang subjek dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi untuk memperoleh data. Data yang berhasil dihimpun kemudian dianalisis dengan menggunakan teori mengenai toilet training, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan toilet training. Berdasarkan hasil analisis didapatkan data bahwa usia anak tidak menjadi patokan dalam menerapkan toilet training, mereka lebih melihat kepada perkembangan motorik kasar anak. Apabila anak mengompol, para subjek berupaya untuk tidak memarahi dan memahami bahwa hal tersebut adalah hal yang biasa dilakukan oleh anak kecil. Cara yang diterapkan oleh para subjek antara lain dengan menerangkan rangkaian tingkah laku yang harus dilakukan pada waktu buang air dan membiasakan anak untuk buang air kecil setiap dua jam sekali. Para subjek juga menggunakan pispot dalam mengajarkan toilet training pada anak dan berupaya untuk memberikan contoh cara buang air kecil di kamar mandi. Kendala yang dihadapi para subjek dalam menerapkan toilet training antar lain adalah adanya anggapan dari anak bahwa pispot sebagai mainan dan hilangnya hasrat untuk buang air besar akibat bermain air di kamar mandi. Adapun bahan yang dapat menjadi pertimbangan dari penelitian ini adalah bahwa pada sebuah penelitian kualitatif dibutuhkan keijasama antara peneliti dan subjek, insight, serta perasaan yang peka dari keduanya. Oleh karena itu diperlukan sebuah latihan untuk dapat mengajukan pertanyaan dan menggalinya lebih dalam. Lebih lanjut diperlukan juga waktu observasi yang cukup untuk mendukung data-data yang ada. Sebaiknya dilakukan juga wawancara dengan orang lain, baik suami atau orang yang mengasuh anak. Hal itu ditujukan untuk mendapat tambahan gambaran bagaimana cara penerapan toilet training serta untuk memperlihatkan konsistensi jawaban subjek dengan penerapan yang dilakukannya.