ABSTRAK Meningkatnya angka kejahatan di Indonesia mencakup pula peningkatanangka kejahatan yang juga dilakukan oleh wanita. Hal ini dapat dilihat dari jumlahnarapidana yang berada di LP Wanita Kelas IIA Tangerang. Sejak tahun 1997hingga tahun 2003, jumlah narapidana wanita yang berada di LP Wanita KelasIIA Tangerang meningkat sebanyak 128 orang. Semua narapidana baik priamaupun wanita, mendapat label negatif dari masyarakat karena ditahan dipenjara/Lembaga Pemasyarakatan/LP. Namun, narapidana wanita mendapatlabel atau stigma yang lebih jelek dari masyarakat dibandingkan narapidana pria.Stigma yang lebih jelek ini disebabkan oleh stereotip yang melekat pada wanita.Wanita dengan stereotipnya yang lemah lembut, penuh kasih sayang, sangatsensitif dan halus diharapkan untuk berperilaku seperti itu. Tetapi karena ditahandan menjadi narapidana, perilakunya dianggap berlawanan dengan stereotiptersebut. Apalagi jika kasus penahanannya karena masalah kekerasan(pembunuhan), maka narapidana wanita dianggap bertolak belakang dengankodratnya. Penelitian ini memfokuskan pada narapidana wanita yang melakukantindak pidana pembunuhan.Semua narapidana melewati proses penangkapan dan persidanganterlebih dahulu. Kedua proses ini menyebabkan narapidana mengalami stres.Selain itu, dampak pemenjaraan (berupa stigma masyarakat dan pengalaman diLP) juga berpengaruh terhadap individu. Dampak pemenjaraan yang dialami diLP berupa kehilangan banyak hal, antara lain kebebasan, kemudahanmemperoleh barang dan pelayanan, komunikasi personal, hubunganheteroseksual, harga diri, kepercayaan diri, kepribadian, rasa aman, dankreativitas (Harsono, 1995). Semua perubahan ini mempengaruhi konsep dirinarapidana wanita. Perubahan konsep diri ke arah yang negatif atau positifdipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain kemampuan coping dan toleransiterhadap stres, pengalaman masa lalu, peristiwa yang stressful, sakit atautrauma, dan lain lain. Jika konsep diri berubah ke arah yang negatif, makanarapidana tidak memiliki pandangan yang tetap tentang dirinya serta selalu merasa ada yang salah dengan dirinya. Selain itu, konsep diri narapidana yangmenjadi negatif dapat menyebabkan narapidana tersebut menjadi residivis.James (dalam Hurlock, 1979) membagi konsep diri menjadi empatkategori, yaitu basic self concept, transitory self concept, social self concept danideal self concept. Situasi persidangan, dampak pemenjaraan dan stigmamasyarakat, masing-masing mempengaruhi kategori konsep diri yang berbeda.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran konsep dirinarapidana wanita yang divonis karena kasus pembunuhan. Penelitian inimenggunakan metode kualitatif dengan dua metode pengumpulan data,wawancara dan observasi langsung. Subjek penelitian terdiri dari tiga orangnarapidana wanita yang divonis karena kasus pembunuhan. Setiap subjekmenunjukkan pengaruh yang berbeda dari dampak yang dialaminya.Tidak semua subjek, merasa bahwa situasi persidangan sebagai kejadianyang stressful. Tidak semua dampak pemenjaraan yang dikemukakan Harsono(1995) dirasakan oleh subjek. Dampak yang dirasakan subjek hanyalahhilangnya kebebasan, komunikasi personal serta kesulitan memperoleh barangkebutuhan dan jasa. Gambaran konsep diri ketiga subjek juga berbeda. Basicself concept mereka semua berbeda. Transitory self concept mereka berubahkarena ditahan di LP. Social self concept mereka memang terpengaruh olehpandangan masyarakat sekitarnya. Ketiga subjek memiliki ideal self conceptyang positif untuk menjadi orang yang lebih baik dibandingkan saat ini.Saran yang dapat diberikan adalah mengembangkan penelitian inikepada subjek-subjek lain dengan kasus yang berbeda agar diperoleh gambaranyang lebih menyeluruh tentang narapidana wanita, tidak terbatas pada kasustertentu saja. Selain itu, dapat juga dilakukan penelitian terhadap narapidana priaagar dapat dilakukan perbandingan antara narapidana wanita dengannarapidana pria. |