ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses dukacita(grief) dan dukungan sosial vang terjadi pada ibu vang mengalami kematiananaknya. Hal ini menarik karena kematian anak bagi orangtua dianggap sebagaisesuatu yang mengejutkan dan traumatik. Harapan yang biasa timbul dariorangtua adalah anak akan hidup lebih lama daripada mereka. Dalam hal ini,keberadaan anak sangat diharapkan untuk melanjutkan keabadian dariorangtuanya. Bagi ibu ekspresi kehilangan terhadap anak lebih terlihat dan lebihekspresif sifatnya. Penelitian mengatakan bahwa reaksi emosional ibu terhadapkematian anaknya besar atau lebih besar dibandingkan dengan reaksi akibatkehilangan pasangan. Pada saat seseorang mengalami tekanan, terutamamenghadapi kematian seseorang yang disayangi atau orang terdekat, orangtersebut memerlukan cara untuk mengatasi hal tersebut. Ibu akan berpaling padaorang lain untuk mendapatkan pertolongan, dukungan, kenyamanan danmengekspresikan rasa sedihnya saat berada di bawah tekanan.Penelitian yang dilakukan terhadap tiga orang partisipan ini menggunakanpendekatan kualitatif yaitu studi kasus. Data yang telah berhasil dikumpulkanmelalui wawancara yang mendalam (in-depth interview) dianalisis dengan menggunakan berbagai teori tentang kematian dan proses dukacita, nilai seoranganak bagi ibu, dan dukungan sosial.Proses dukacita yang terjadi pada partisipan dalam penelitian ini adalahnumbness, realization, yearning, disorganization & despair, dan reorganization.Hal ini tidak berbeda dengan yang ditemukan pada penelitian lain. Namunperbedaan antar subyek tampak dalam ekspresi dan perilaku mereka Pada tahapnumbness, perbedaan yang terjadi adalah munculnya anticipatory grief, yaitu rasaduka yang telah muncul sebelum kematian terjadi pada seorang yang dikasihipada partisipan M. Pada tahap realization, semua partisipan menyadari bahwaanak tidak akan dapat hidup kembali, dan kematian itu merupakan hal yang nyatadan harus dihadapi. Pada tahap yearning, tingkah laku yang muncul pada ketigapartisipan adalah mengumpulkan barang-barang kepunyaan anak yang telahmeninggal, rasa marah kepada Tuhan yang telah memanggil anak mereka, juga partisipan. Pada V dan Y timbul pikiran yang jauh kemana-mana (wanderingmind), balikan Y seakan-akan melihat dan mendengar suara anaknya. Sedangkanpada M timbul penyakit fisik yaitu lever yang sudah lama dideritanya dan tekanandarah yang menurun. Pada tahap disorganizalion and despair, ketiga partisipanmenghadapi perasaan longing, rasa sakit karena rindu kepada anak mereka yangtelah meninggal. Namun reaksi yang terjadi dalam menghadapi perasaan ituberbeda-beda. Di tahap reorganization, ketiga partisipan mulai kembalibersosialisasi dengan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi prosesdukacita ibu, pertama adalah penyebab kematian anak, kedua adalah nilai anakbagi ibu, faktor terakhir adalah dukungan sosial. Keseluruhan faktor ini salingberkaitan mempengaruhi proses dukacita yang teijadi pada ibu.Dalam penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan wawancara jugadengan orang-orang terdekat {significant others) seperti orang-orang yang tinggalbersama dengan partisipan yaitu suami dan anak-anak, serta orang-orang darilingkungan sekitar/tetangga untuk mendapat gambaran proses dukacita yangterjadi dan dukungan sosial pada ibu yang mengalami kematian anaknya dapatmenyeluruh, lengkap dan jelas; menggunakan teori yang merupakan hasil-hasilpenelitian para ahli yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitianmetaanalisis;cakupan penelitian yang lebih sempit dengan memfokuskan padafaktor dan dampak tertentu akan membuat pengumpulan dan analisis data dapatlebih mendalam. Penelitian secara khusus yang dapat diteliti pada penelitianselanjutnya adalah konsekuensi/dampak grief pada seorang ibu ataupun ayali yangkehilangan anaknya. Kehilangan di sini dapat dikarenakan kematian, penculikan,atau menyerahkan ke panti asuhan. |