ABSTRAK Bekerja merupakan salah satu upaya dalam membangun kemandirianterutam dalam hal ekonomi. Pada individu dewasa muda , hal ini mulai dibangundan berkelanjutan (Santock, 2002). Sebagai proses yang terus berkelanjutan, prosespenentuan dan pengubahan pekeijaan merupkan hal yang penting pada individudewasa muda, sehingga dalam pelaksanaannya akan melibatkan banyakpertimbangan dan pemikiran. Oleh karena itu proses ini sering ditandai denganadanya konflik pada individu yang bersangkutan (Atwater, 1983).Salah satu bentuk pengubahan pekerjaan yang terjadi adalah keputusan untukberwirausaha pada individu yang sebelumnya adalah karyawan. Memutuskan untukberhenti dari pekeijaan semula dan membangun usaha sendiri bukanlah hal yangmudah, terutama pada laki-laki yang telah menikah. Penelitian yang dilakukan olehZimmerer & Scarborough (2004) menyatakan bahwa terdapat ancaman dalamkeberlangsungan fungsi keluarga pada para wirausahawan yang mendirikan bisnispada usia antara 25-39 tahun. Hal ini didasari oleh keadaan mereka yang baru atauberusaha memulai kehidupan keluarga mereka. Kondisi lainnya adalah keteganganemosi yang lebih banyak diakibatkan ketidakpastian ekonomi (Kuratko & Hodgetts,1995). Hal semacam inilah yang berpotensi menimbulkan konflik pada diri individuyang memutuskan untuk berwirausaha dengan meninggalkan pekerjaannya. Konflikyang dialami dapat terselesaikan salah satunya dengan memutuskan pilihan ataualternatif yang dianggap terbaik, sehingga dapat dikatakan pengambilan keputusansebagai awal dari rangkaian penyelesaian konflik.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pemahamanmengenai jenis konflik apa saja yang mungkin dialami dan bagaimana prosespengambilan keputusna yang dijalani oleh individu yang bersangkutan.Dalam penelitian ini dipilih pendekatan kualitatif, agar dinamika konflik dangambaran pengambilan keputusan yang dijalani dapat tergambar dan dapat dipahamilebih baik dari sudut pandang individu yang bersangkutan. Jumlah subyek dalampenelitian ini berjumlah tiga orang dengan karakteristik laki-laki berusia 25-45 tahundan telah menikah ketika pengambilan keputusan dilakukan, pekeijaan sebelumberwirausaha adalah sebagai karyawan di sektor formal (Instansi Pemerintah atauPerusahaan Swasta) minimal selama 3 tahun, memutuskan keluar dari pekeijaansemula secara sukarela (voluntary turnover), dan memilih hanya berwirausaha setelah keluar dari pekerjaannya. Pengumpulan data-dilakukan dengan metode !wawancara dan metode observasi sebagai penunjang.Proses analisis yang dilakukan mencakup dua tahap. Pertama, analisisdilakukan pada masing-masing kasus untuk mengetahui pengalaman, permasalahandan proses yang terjadi pada masing-masing subyek. Kemudian yang kedua, analisisdilakukan antar subyek atau lintas kasus. Pada bagian ini dilakukan perbandinganbaik perbedaan maupun persamaan pada beberapa hal dari keseluruhan subyek.Dengan demikian, diharapkan dapat diperoleh suatu gambaran dan pola mengenaikonflik yang dialami oleh individu yang memutuskan untuk berwirausaha setelahkeluar dari pekerjaannya sebagai karyawan.Hasil penelitian menunjukkan ketiga subyek memeiliki keinginan yang kuatuntuk berwirausaha, namun terdapat hal-hal lain yang menjadi faktor pertimbanganyang oleh karena itu mengantarkan subyek pada situasi konflik. Salah satu konflikyang berpotensi dialami oleh individu adalahintrapersonal dengan tipe : (1) Double Approach-Avoidance dan (2) Driving forcesvs restaining force. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan digambarkanmelalui tahapan yang dilalui dan stategi yang digunakan. Proses pengambilankeputusan yang dialalui menggunakan wish strategy dan escape strategy.Prilaku yang muncul pada umunya berupa kebimbangan, sehingga jalan yangditempuh untuk menyelesaikannya antara lain dengan menimbang kekuatan relatifdari masing-masing pilihan untuk bisa menentukan pilihan mana yang akan diambil,selain itu terdapat pula tindakan meninggalkan situasi konflik. Kebimbangan itu bisajuga diselesaikan dengan cara meruntuhkan internal barrier agar tidak selamanyamenunda penyelesaian konflik. |