Persepsi pelanggaran hak asasi manusia di Aceh (Studi pada anggota Brimob yang pernah dan yang belum pernah berugas di Aceh)
Achmad Junaidi;
Mochamad Enoch Markum, supervisor
([Publisher not identified]
, 2004)
|
ABSTRAK Awal kemerdekaan Republik Indonesia, ABRI merupakan satu kekuatanyang memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.Dalam situasi tidak menentu, ABRI tampil dengan dwi fungsinya, yaitu fungsisosial politik (sospol) dan pertahanan keamanan negara (hankamneg) yangbertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara mumi dan konsekuen.Tekad tersebut tidak sepenuhnya terwujud, karena Orde Baru telah mengubahABRI sebagai alat kekuasaan yang identik dengan gaya militer kaku denganbentuk-bentuk kekerasan dalam penyelesaian masalah. Teijadinya reformasi telahmengubah segalanya termasuk dalam tubuh ABRI. Tanggal 1 April 1999 menjadimomen yang penting bagi Polri untuk memulai peijalanan baru sebagai institusiyang mandiri terpisah dari ABRI. Dalam rangka memperbaiki citra, Polriberusaha untuk meningkatkan profesionalisme anggotanya dalam pelaksanaantugasnya. Salah satunya adalah peningkatan pemahaman anggota Polri terhadaphak asasi manusia (HAM).Pengiriman aparat keamanan (Brimob) ke Aceh dalam rangka menumpasGerakan Aceh Merdeka (GAM) seiring diberlakukannya Darurat Militer, telahmenimbulkan permasalahan yang berkenaan dengan masalah HAM. Hal ini taklain karena masing-masing pihak (Komnas HAM dan aparat) mempunyai persepsiyang berbeda dalam melihat suatu peristiwa.Dalam kaitannya dengan hal tersebut diatas, penelitian ini dilakukandengan tujuan untuk melihat persepsi anggota anggota Brimob yang pemahbertugas ke Aceh tentang pelanggaran HAM di Aceh, dibandingkan dengananggota Brimob yang belum pemah bertugas ke Aceh. Sampel diambilmenggunakan metode Occidental sampling dengan jumlah 60 orang yang terdiridari 30 anggota Brimob yang pemah bertugas ke Aceh dan 30 anggota Brimobyang belum pemah bertugas ke Aceh, yang berasal dari Kesatuan Brimob KelapaDua. Untuk melihat perbedaan persepsi tersebut dilakukan perhitungan t-test forindependent sample pada mean masing-masing kelompok.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan perbedaan yangsignifikan antara persepsi anggota Brimob yang pemah dan yang belum pemahbertugas ke Aceh tentang pelanggaran HAM di Aceh. Perbedaan persepsidisebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi, yaitu individu yang mempersepsi, obyek persepsi, dan situasi pada saat persepsi berlangsung. Sedangfaktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan persepsi anggota Brimob terhadappelanggaran HAM di Aceh adalah: pendidikan pertama kepolisian, penugasan kedaerah operasi lain, dan masa dinas. |
S3403-Achmad Junaidi.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S3403 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2004 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | xi, 77 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S3403 | 14-19-531605251 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20287544 |