ABSTRAK Penggunaan narkotika dan psikotropika dapat menimbulkan berbagaidampak buruk secara psikologis baik intra maupun interpersonal,penurunan kualitas kesehatan tubuh dan pelanggaran hukum. Meskipundapat menimbulkan berbagai dampak buruk akan tetapi sejak tahun 1998terjadi peningkatan jumlah pengguna narkotika dan psikotropika yangcukup besar di Indonesia Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 500.000sampai 1.350.000 penderita ketergantungan narkotika dan psikotropika diIndonesia.Salah satu variabel psikologis yang penting dalam penggunaan narkotikadan psikotropika adalah motivasi. Berdasarkan hasil penelitian Sucahya,Siagian dan Sari (2001) tentang motivasi awal penggunaan narkotika danpsikotropika serta teori proses berlawanan yang dikemukakan Solomon danCorbitt (dalam Franken, 1982) terlihat adanya perubahan antara motivasiawal penggunaan narkotika dan psikotropika dan motivasi yang membuatseseorang mempertahankan perilaku penggunaan narkotika danpsikotropika. Allport (1961) menamakan perubahan motivasi awal yangmendorong dimulainya perilaku dan motivasi yang mempertahankanperilaku sebagai otonomi fungsional (functional autonomy). MenurutAllport perilaku ketergantungan narkotika dan psikotropika termasuk dalamotonomi fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsiproses otonomi fungsional pada penderita ketergantungan narkotika.Penelitian ini dilakukan terhadap empat orang penderita ketergantungannarkotika dan psikotropika. Pendekatan penelitian yang digunakan adalahpendekatan kualitatif. Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalahstudi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam karena penelitian ini ingin mengetahui proses pengalamansubyektif individu yang tidak dapat diketahui dan dipahami tanpapengungkapan secara verbal dari individu tersebut. Untuk melengkapi datahasil wawancara dilakukan observasi terhadap subyek dan prosesberlangsungnya wawancara.Merujuk pada kata proses dalam tujuan penelitian ini maka deskripsimotivasi penggunaan narkotika dan psikotropika dilakukan pada tahaptahappenggunaan narkotika yang dikemukakan oleh Pagliaro dan Pagliaro(1996) yang terdiri dari tahap penggunaan awal, penggunaan sosial,penggunaan tetap, penyalahgunaan dan penggunaan kompulsif.Pada tahap penggunaan awal para subyek menggunakan ganja atau pil BKuntuk sesuatu diluar efek langsung zat itu sendiri seperti penerimaan teman,memuaskan rasa ingin tahu atau menarik perhatian orang tua akan tetapiketika para pengguna sudah merasakan intoksikasi maka motivasi merekauntuk kembali menggunakan ganja, pil BK atau ineks pada tahappenggunaan sosial, penggunaan tetap dan penyalahgunaan adalah keinginanuntuk merasakan kembali intoksikasi. Pada tahap penggunaan tetap mulaimuncul ketergantungan secara psikologis sehingga intensitas keinginanuntuk merasakan intoksikasi kembali meningkat. Para subyek tidak hanyamengalami peningkatan dosis tapi juga perubahan zat yang digunakan.Ketika para subyek rutin menggunakan shabu atau heroin maka merekapun mengalami gejala putus obat yang menyakitkan. Akhirnya, motivasipenggunaan narkotika dan psikotropika pun berubah menjadi keinginanuntuk menghilangkan gejala putus obat. Motivasi inilah yang mendorongpara subyek penelitian untuk menggunakan heroin secara kompulsif padasaat wawancara dilakukan. Eratnya perubahan motivasi penggunaannarkotika dan psikotropika dengan pengaruh narkotika dan psikotropikaberupa intoksikasi, toleransi dan gejala putus obat membuat otonomifungsional pada penderita ketergantungan narkotika dan psikotropikatermasuk dalam otonomi fungsional perseveratif.Selain besarnya peran faktor fisiologis pada proses otonomi fungsional padapenderita ketergantungan narkotika dan psikotropika, Allport (1961) jugamenyatakan bahwa aspek psikologis memegang peranan penting karenapara penderita ketergantungan narkotika dan psikotropika sering kalimengembangkan sub sistem kepribadian untuk menyelesaikan masalahmereka dengan kembali menggunakan narkotika dan psikotropikaPentingnya aspek psikologis ini dalam riwayat ketergantungan narkotikapara subyek tampak ketika mereka kembali menggunakan narkotika danpsikotropika setelah selama beberapa waktu meninggalkannya dan tidaklagi mengalami gejala putus obat. Saat itu mereka kembali menggunakannarkotika dan psikotropika karena adanya keinginan yang sangat kuat untukkembali merasakan kenikmatan intoksikasi. Sehubungan dengan hasil penelitian ini disarankan agar informasi tentangpenggunaan narkotika dan psikotropika serta ketrampilan sosial untukmenolak ajakan penggunaan narkotika dan psikotropika diberikan disekolah sejak pendidikan dasar sebagai salah satu upaya pencegahanpenggunaan narkotika dan psikotropika Bagi individu yang telahmenggunakan narkotika dan psikotropika diperlukan terapi untuk mengatasigejala putus obat serta pembekalan pengetahuan dan ketrampilan dalammengatasi ketergantungan psikologis dan mengatasi masalah tanpa bantuannarkotika dan psikotropika.Untuk penelitian pada penderita narkotika dan psikotropika selanjutnyadisarankan untuk memperhatikan kondisi fisik dan psikologis para subyeksehubungan dengan intoksikasi dan gejala putus obat yang mereka alami.Hal ini penting untuk meningkatkan keakuratan dan kedalaman data yangdidapatkan. Penggunaan narkotika dan psikotropika selama bertahun-tahundapat menurunkan kemampuan kognitif sehingga pertanyaan perludisampaikan secaras sederhana dan jika perlu dapat diulang-ulang agarsubyek penelitian memahami maksud pertanyaan. |