Full Description
Cataloguing Source | LibUI ind rda |
Content Type | text (rdacontent) |
Media Type | unmediated (rdamedia); computer (rdamedia) |
Carrier Type | volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier) |
Physical Description | v, 98 pages ; 28 cm + appendix |
Concise Text | |
Holding Institution | Universitas Indonesia |
Location | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Availability
- Digital Files: 1
- Review
- Cover
- Abstract
Call Number | Barcode Number | Availability |
---|---|---|
S3433 | 14-19-245947685 | TERSEDIA |
No review available for this collection: 20287574 |
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep Tuhan pada anak usia 8-12 tahun. Subyek penelitian adalah anak Sekolah Minggu Gereja Kristen Jawa Jemaat Gandaria Anak berkembang secara menyeluruh baik fisik, emosional, kognitif juga spiritual (Slater, 1994; Shelly, 1982). Contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari juga menunjukkan bahwa anak mulai memahami dan berkembang secara spiritual. Tiap anak baik dalam keluarga yang religius ataupun tidak sudah memiliki ide tentang Tuhan. Penelitian ini menguraikan gambaran religiusitas pada anak, bagaimana cara anak usia 8- 12 tahun memahami Tuhan. Karena kisaran umur 3-11 tahun merupakan saat yang krusial untuk menentukan perkembangan kerohanian seseorang (Tam mi n en, 1991 dalam Slater, 1994). Tumer & Helms (1995) juga mengatakan bahwa anak pada kisaran umur tersebut sudah mampu untuk memperhalus dan mengelaborasi konsep yang mereka miliki Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode gambar dan wawancara untuk memperoleh gambaran anak tentang Tuhan. Dua pendekatan metode ini dipilih agar kelemahan yang mungkin terjadi ketika hanya mengambil salah satu metode bisa diminimalisir. Penggunaan metode wawancara saja memiliki kelemahan kompetensi bahasa anak (Steward, 1987 dalam Gabarino,1992). Sedangkan pengunaan metode gambar saja menurut Slater (1994) memiliki kelemahan adanya ketidakpastian mengenai interpretasi gambar. Hasil dari penelitian ini menguatkan teori bahwa anak memang telah memiliki konsep tentang Tuhan. Pemahaman anak bersifat konkret. Sifat antropomorfisme muncul dalam setiap kelompok umur antara 8-12 tahun. Pengaruh gender atau jenis kelamin, peran orang tua dan pengalaman pribadi anak mempengaruhi konsep mereka tentang Tuhan. Saran dari penelitian ini adalah agar peneliti lebih mempelajari keterampilan wawancara terutama untuk subyek anak kecil. Untuk penelitian yang berikut, peneliti menyarankan agar melakukan penelitian subyek yang berasal dari sampel yang tidak homogen, yaitu anak dari latar belakang agama yang beragam. Juga melakukan wawancara kepada orang tua anak untuk melihat pengaruh pembentukan konsep Tuhan pada diri anak yang diberikan di dalam keluarga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep Tuhan pada anak usia 8-12 tahun. Subyek penelitian adalah anak Sekolah Minggu Gereja Kristen Jawa Jemaat Gandaria Anak berkembang secara menyeluruh baik fisik, emosional, kognitif juga spiritual (Slater, 1994; Shelly, 1982). Contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari juga menunjukkan bahwa anak mulai memahami dan berkembang secara spiritual. Tiap anak baik dalam keluarga yang religius ataupun tidak sudah memiliki ide tentang Tuhan. Penelitian ini menguraikan gambaran religiusitas pada anak, bagaimana cara anak usia 8- 12 tahun memahami Tuhan. Karena kisaran umur 3-11 tahun merupakan saat yang krusial untuk menentukan perkembangan kerohanian seseorang (Tam mi n en, 1991 dalam Slater, 1994). Tumer & Helms (1995) juga mengatakan bahwa anak pada kisaran umur tersebut sudah mampu untuk memperhalus dan mengelaborasi konsep yang mereka miliki Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode gambar dan wawancara untuk memperoleh gambaran anak tentang Tuhan. Dua pendekatan metode ini dipilih agar kelemahan yang mungkin terjadi ketika hanya mengambil salah satu metode bisa diminimalisir. Penggunaan metode wawancara saja memiliki kelemahan kompetensi bahasa anak (Steward, 1987 dalam Gabarino,1992). Sedangkan pengunaan metode gambar saja menurut Slater (1994) memiliki kelemahan adanya ketidakpastian mengenai interpretasi gambar. Hasil dari penelitian ini menguatkan teori bahwa anak memang telah memiliki konsep tentang Tuhan. Pemahaman anak bersifat konkret. Sifat antropomorfisme muncul dalam setiap kelompok umur antara 8-12 tahun. Pengaruh gender atau jenis kelamin, peran orang tua dan pengalaman pribadi anak mempengaruhi konsep mereka tentang Tuhan. Saran dari penelitian ini adalah agar peneliti lebih mempelajari keterampilan wawancara terutama untuk subyek anak kecil. Untuk penelitian yang berikut, peneliti menyarankan agar melakukan penelitian subyek yang berasal dari sampel yang tidak homogen, yaitu anak dari latar belakang agama yang beragam. Juga melakukan wawancara kepada orang tua anak untuk melihat pengaruh pembentukan konsep Tuhan pada diri anak yang diberikan di dalam keluarga.