ABSTRAK Atasan atau pemimpin dan bawahan atau pengikut merupakan dua komponenyang tidak dapat dipisahkan dalam dunia organisasi. Seorang atasan tidak hanyamemimpin sekelompok individu sebagai pekerja. Seorang atasan adalah pemimpinorganisasi. Demikian pula halnya para bawahan, bukan sekedar para pekerja yang bekerjasecara bersama-sama. Bawahan adalah pada individu yang menjadi bagian dari sebuahorganisasi, yang tidak hanya harus bekeija, tetapi memiliki kepentingan yang lebih luasterhadap keberadaan organisasi, sebagaimana halnya seorang atasan atau pemimpin.Efektivitas kepemimpinan seseorang dapat bergantung dari hubungan antara dirinyadengan bawahan, pekerjaan yang harus dilaksanakan, serta persepsi tentang kekuasaanmanajer. Persepsi bawahan terhadap gaya kepemimpinan atasan atau pemimpin tersebutdapat mempengaruhi perilaku dari para pekerja terhadap perilaku pemimpinnya danbahkan dapat mempengaruhi kinerja atau output dari organisasi serta pencapaian tujuanorganisasi yang banyak ditentukan oleh peran seorang atasan, apalagi bila apa yangdipersepsikan pada kenyataan terhadap atasannya jauh berbeda dengan ekspektasi atauapa yang diharapkan oleh bawahan. Perbedaan apa yang dipersepsikan bawahan padakenyataannya dalam organisasi dengan apa yang diharapkan atau menjadi ekspektasididalam pikiran mereka mengenai atasan mereka dapat menimbulkan konflik dalam dirimereka dan berpengaruh terhadap sikap, perilaku dan tentu saja produktivitas merekadalam bekerja.Penelitian ini membandingkan disposisi dua kelompok pemimpin dari asal negarayang berbeda untuk melihat persepsi dan ekspektasi dari para pekerja lokal terhadap gayakepemimpinan mereka. Hal ini perlu menjadi perhatian karena pada era globalisasi ini,dunia kepemimpinan di Indonesia tidak hanya di kuasai oleh pemimpin-pemimpin lokal,semakin banyak pemimpin asing masuk ke Indonesia sejalan dengan masuknya investasidan perdagangan bebas ke Indonesia. Partisipasi dalam kelompok-kelompok kerja lintasbudayapun telah menjadi hal yang lumrah terjadi sehari-hari di era globalisasi ini.Semakin baik dan sesuai perilaku atau gaya kepemimpinan pemimpin yang merekapersepsikan dan sesuai dengan ekspektasi dan nilai-nilai budaya mereka, maka semakinbesar kemungkinannya untuk mengikuti dan menerima pengaruh kepemimpinan atasmereka.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitaif dengandesain Ex Posi Facio Fieid Studi es. Metode pengumpulan data yang digunakan adalahkuesioner dengan menggunakan kuesioner persepsi dan kuesioner ekspektasi bawahan terhadap gaya kepemimpinan atasan yang telah di susun sendiri oleh peneliti berdasarkanlima tipe gaya kepemimpinan Managerial Grid dari Blake dan Mouton.Uji coba kuesioner persepsi dan kuesioner ekspektasi bawahan terhadap gayakepemimpinan atasan dilakukan sebanyak dua kali pada partisipan dengan karakteristikyang sesuai kedua dengan kelompok partisipan penelitian. Kedua uji coba diolah denganmetode korelasi poin! biserial dan memang masih terdapat beberapa item yang memilikikorelasi yang masih kurang baik namun telah dapat membedakan kelima gayakepemimpinan tersebut.Uji lapangan dilakukan di CNOOC SES, Ltd, sebuah perusahaan industri minyakyang berkantor pusat di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besarbawahan memiliki ekspektasi akan seorang pemimpinan lokal maupun ekspatriat dengandimensi tugas maupun hubungan yang tinggi dalam memimpin atau gaya kepemimpinanTeam Leader (9,9). Pada kenyataannya, sebagian besar atasan atau pemimpin asing danlokal di CNOOC SES,Ltd memang dipersepsikan memiliki dimensi tugas maupunhubungan.yang tinggi. Hal ini terlihat dengan 56,67% atasan ekspatriat China dan83,33% atasan lokal dipersepsikan menerapkan gaya kepemimpinan Team Leader (9,9)oleh para pekerja lokal. Menurut peneliti hasil penelitian tersebut kemungkinandisebabkan oleh sistem kerja team work yang membuat ciri gaya kepemimpinan TeamLeader (9,9) berlaku pula pada sebagain besar pemimpin di CNOOC SES, Ltd.Dominansi gaya kepemimpinan ini pada kedua kelompok pemimpin yang berbeda bangsajuga membuktikan bahwa nampaknya fimctional culiure atau budaya bekerja di CNOOCSES.Ltd lebih kuat pengaruhnya dari pada budaya nasional masing-masing pemimpin.Sedangkan dari hasil perbandingan dengan perhitungan Chi-Square disimpulkan bahwaasal negara atau bangsa atasan (Indonesia dan China) dalam penelitian ini tidakberpengaruh terhadap kesesuaian persepsi-ekspektasi bawahan terhadap mereka. Namun,bila dicermati perbedaan kesesuaian persepsi-ekspektasi bawahan yang lebih redah padakelompok atasan ekspatriat China dibanding kelompok atasan Indonesia,mengindikasikan bahwa potential problem antara atasan-bawahan sepertinya memanglebih besar terjadi pada atasan asing yang berbeda latar belakang budaya. Implikasinyatingkat kepercayaan dan kekuatan followership terhadap pemimpin lokal pun lebih besardibanding terhadap pemimpin asing atau ekspatriat.Penelitian ini dapat dijadikan sebagai penelitian awal yang perlu dikembangkanlagi dengan mengambil sampel yang lebih besar agar dapat digeneralisasikan lagi padapopulasi yang lebih luas. Agar penelitian ini lebih baik, peneliti juga menyarankan untukmenambah variasi kelompok penelitian pada kelompok pimpinan ekspatriat yangmemiliki ciri budaya nasional yang secara signifikan berbeda dengan Indonesia, sepertinegara-negara barat. Selain itu untuk memperkaya dan memperkuat hasil penelitianalangkah baiknya jika pada penelitian berikutnya bila memungkinkan dikombinasikandengan metode kualitatif. |