ABSTRAK Salah satu periode yang dilalui manusia dalam tahap perkembangannya adalahdewasa awal atau dewasa muda. Pada masa dewasa awal individu mulai membuatperencanaan untuk masa depannya. Masa ini juga merupakan periode penyesuaian diriterhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru (Hurlock, 1980).Pada masa ini pula seseorang memutuskan untuk menikah (Duvall & Miller, 1985).Tujuan pernikahan antara lain membentuk sebuah keluarga yang damai, penuhketulusan cinta, dan kasih sayang (sakinah, mawaddah, wa rahmat)). Pernikahan adalahsebuah tahapan yang dilalui oleh setiap manusia dan dianggap suci oleh negara, adat,dan agama manapun.Pernikahan memiliki arti yang penting dalam kehidupan seseorang. Keputusanuntuk menikah merupakan keputusan yang berlaku seumur hidup. Karenanya, sebelummenikah ada banyak hal yang dipertimbangkan agar pernikahan bahagia yangdidambakan dapat tercapai. Pertimbangan- pertimbangan ini umumnya dipengaruhi olehharapan maupun impian seseorang mengenai kehidupan pernikahan yang akan dijalanikelak termasuk harapan mengenai calon pasangan hidupnya.Tak jarang pertimbangan-pertimbangan tadi menimbulkan konflik. Konflik dapatterjadi jika seseorang menghadapi situasi atau kondisi yang tidak sesuai dimana adadaya-daya yang saling bertentangan arah tetapi dalam kadar kekuatan yang kira-kirasama (Lewin, dalam Atkinson, 1964; Hall & Lindsey, 1985). Konflik itu sendiri terjadiketika seseorang berada di bawah tekanan untuk merespon daya-daya tersebut secarasimultan (Atwater, 1983).Seseorang yang akan memutuskan untuk menikah, juga dapat mengalamikonflik dikarenakan pertimbangan-pertimbangan tadi. Gejala yang terlihat akibat konflikini menurut Janis & Mann (1979) adalah keragu-raguan, kebimbangan, danketidakyakinan. Untuk menyelesaikan konflik dapat dilakukan berbagai tindakan atauaksi sebagai proses atau bagian dari pemecahan masalah {problem solving). Tindakanpada proses pemecahan masalah dilakukan dengan berupaya memunculkan beberapaalternatif solusi. Kemudian dari beberapa alternatif ini, seseorang melakukanpengambilan keputusan (decision making). Jadi, pengambilan keputusan adalah prosespemecahan masalah (problem solving) dimana Individu dihadapkan pada beberapa alternatifpilihan yang harus dipilih (Morgan, 1986).Sebelum memutuskan untuk menikah, biasanya individu melakukan tahappenjajakan terhadap pasangannya. Tahap penjajakan ini umumnya dilakukan denganproses pacaran (Abdullah, 2003). Namun, tidak semua orang melakukan pacaranuntuk memilih pasangan hidupnya. Ada sebagian masyarakat muslim yang memilihcalon pasangan hidupnya tanpa melalui pacaran karena mereka menganggap pacaranadalah perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Akan tetapi, agama Islammemperbolehkan calon pasangan untuk mengenal satu sama lain dengan tujuan yangjelas yaitu untuk melangsungkan pernikahan.Selain konflik yang terjadi saat seseorang harus membuat keputusan pentingseperti keputusan untuk menikah (Janis & Mann, 1979), bagaimanakah dinamikakonflik yang terjadi pada pasangan yang menikah tanpa pacaran? Karena itu, tujuandilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dinamika konflik yangterjadi dalam mengambil keputusan dan strategi-strategi yang dilakukan dalammengambil keputusan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusantersebut. Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yangberguna baik bagi pembaca maupun konselor atau psikolog yang menangani masalahmasalahterkait dengan pernikahan terutama dalam hal konflik dan pengambilankeputusan. Dasar teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah teori konflikdari Lewin dan Myers, tahapan pengambilan keputusan dari Janis dan Mann, strategipengambilan keputusan dari Atwater dan faktor-faktor yang berperan dalampengambilan keputusan oleh Ranyard.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Pengambilandata dilakukan melalui wawancara dengan pedoman standar yang bersifat terbukaterhadap tiga pasangan (enam orang).Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konflik yang terjadi berupakebimbangan, keragu-raguan, dan ketidakyakinan sebelum memutuskan untukmenikah dan ini dialami oleh keenam subyek penelitian. Namun, ada perbedaan kadarkekuatan konflik antara subyek laki-laki dan perempuan. Sedangkan prosespengambilan keputusan pada subyek penelitian banyak diwarnai oleh faktor beliefc,dan strategi pengambilan keputusan yang digunakan oleh keenam subyek adalahcombination strategy. |