Dewasa ini, banyak sekali terjadi perdebatan kontroversial yang memfokuskan kepada dampak positif dan negatif dari Internet. Penelitian-penelitian terbaru mulai mengeksplor berbagai konsekuensi dari penggunaan Internet yang berlebihan. Berbagai term seperti "Internet addiction' "Internet dependence" dan "pathological Internet use"telah menarik perhatian banyak peneliti di berbagai negara. Dad sekian banyak kalangan yang menggunakan Internet, mahasiswa dianggap sangat berpotensi untuk mengalami berbagai masalah yang berkaitan dengan penggunaan Internet yang berlebihan. Latar belakang inilah yang mendorong dilakukannya penelitian untuk mengetahui apakah di antara mahasiswa pengguna internet di Jakarta ada yang mengalami kecanduan internet. Jika memang ada, bagaimana pengaruh kecanduan Internet terhadap kehidupan akademik, sosial dan keuangan mahasiswa yang mengalaminya. Kemudian sebagai bahan perbandingan, apakah penggunaan Internet juga mempengaruhi kehidupan akademik, sosial dan keuangan mahasiswa yang penggunaan Internetnya normal. Jika memang mempengaruhi, akan dilihat apakah terdapat perbedaan di antara kedua kelompok mahasiswa pengguna Internet tersebut. Kemudian penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui karakteristik apa saja yang secara signifikan dapat membedakan mahasiswa yang kecanduan internet dari yang penggunaan internetnya normal. Karena Internet addiction belum resmi terdaftar di dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fourth Edition (DSM-IV), maka diagnosa Internet addiction dilakukan dengan menggunakan kriteria yang terdapat di dalam Pathological Gambling, yaitu satu-satunya kriteria diagnosa resmi di DSM-IV yang dinilai memiliki kesamaan dengan Internet addiction. Variabel-variabel yang diduga dapat menjadi karakteristik yang secara signifikan dapat membedakan mahasiswa yang kecanduan Internet dari mahasiswa yang penggunaan Internetnya normal adalah jenis kelamin, lama menjadi pengguna Internet, total waktu berinternet seminggu, tingkat penggunaan aplikasi Internet, tingkat aktivitas ketika berinternet, personality traits (introvert, self-disclosure, low self-esteem), tingkat aktivitas sehari-hari dan tingkat penggunaan media lain. Dad sampel sebanyak 250 mahasiswa pengguna Internet yang berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Bina Nusantara, Universitas Atmajaya, Universitas Trisakti dan Universitas Gunadarma, telah ditemukan sebanyak 34,8% atau 87 mahasiswa yang kecanduan Internet, sedangkan sisanya yaitu 65,2% atau 163 orang termasuk ke dalam kelompok mahasiswa yang penggunaan Internetnya normal. Hasil Independent Samples T-Test Analysis membuktikan bahwa mahasiswa yang kecanduan Internet ternyata mengalami berbagai masalah di dalam kehidupan akademik, sosial dan keuangan, sebagai akibat dari penggunaan Internet mereka. Tak disangka ternyata mahasiswa yang penggunaan Internetnya normal juga mengalami masalah pada kehidupan akademik, sosial dan keuangan akibat penggunaan Internet mereka. Namun terdapat perbedaan rata-rata yang sangat signifikan di antara kedua kelompok mahasiswa tersebut, dimana mahasiswa yang kecanduan Internet mengalami masalah akademik, sosial dan keuangan yang lebih berat akibat penggunaan Internet mereka daripada mahasiswa yang penggunaan Internetnya normal. Kemudian berdasarkan Discriminant Analysis ditemukan bahwa jika dibandingkan dengan mahasiswa yang penggunaan Internetnya normal, mahasiswa yang kecanduan Internet mayoritas berjenis kelamin laki-laki, rata-rata berinternet lebih lama yaitu 12 jam dalam seminggu, lebih menyukai dan lebih sering melakukan aktivitas-aktivitas yang termasuk ke dalam giber relationships addiction, cyber sexual addiction dan online games addiction, memiliki trait Introvert yang tinggi, tingkat selfdisclosure yang lebih rendah, dan tingkat penggunaan media lain yang lebih rendah. |