Masa remaja adalah masa yang melingkupi periode atau masa bertumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini remaja memiliki karakter tersendiri yang unik: labil, sedang pada taraf mencari identitas, mengalami masa transisi dari remaja menuju status dewasa. Melihat fenomena remaja di Indonesia saat ini dengan banyaknya kasuskasus narkoba yang terjadi, penulis merasa perlu mengkaji Iebih dalam dari sudut pandang komunikasi. Lingkup penelitian ini kemudian dibuat Iebih spesifik yaitu dengan mengkaji novel Jangan Beri Aku Narkoba. Penelitian ini berusaha menggambarkan manajemen konflik intra dan antar pribadi yang dialami oleh tokoh utama dalam novel. Penelitian ini menggunakan metode Critical Discourse Analysis (CDA) dari Norman Fairclough. Metode ini tidak hanya menganalisis teks tetapi juga menganalisis praktik wacana dan praktik sosiokultural. Pada dimensi teks, peneliti menggunakan metode framing model Gamson dan Modigliani, sedangkan untuk meneliti dimensi praktik wacana dan sosiokultural, dilakukan wawancara mendalam dan studi pustaka. Pada analisis teks ditemukan bingkai-bingkai yang menyatakan bahwa sikap, perilaku dan tindakan orangtua mempengaruhi sikap, perilaku dan tindakan Arimbi (tokoh utama). Arimbi melakukan manajemen konflik dengan melakukan hal-hal yang bersifat negatif. Pada dimensi praktik wacana, berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan Alberthiene Endah (pengarang novel) terungkap bahwa tujuan dari penulisan novel ini adalah untuk menyuarakan suara hati seorang pecandu sehingga diharapakan perspektif yang positif dapat muncul. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan seorang pakar psikologi yaitu Tika Bisono, didapatkan bahwa seseorang melakukan tindakan terlarang seperti menyalahgunakan narkoba lebih banyak disebabkan karena kebutuhankebutuhan yang tidak terpenuhi, sehingga memotivasi seseorang untuk menyalahgunakan obat-obatan terlarang. Puberty is a transition period in human life from childhood to adulthood. In this particular period, teenagers are usually identified by unique characters, such as: labile, emotional, illogical, looking for self identity. Based on the adolescent phenomena in Indonesia nowadays, with the occurrence of drugs abuse, narcotics, the writer finds it interesting to explore the problem from the communication point of view. The scope of research is later made specifically in the study of the novel Jangan Beri Aku Narkoba. The writer tries to describe the management of Intra and Inter personal conflict which happens to the main character. This study is using the method of Critical Discourse Analysis (CDA) by Norman Fairclough. This method is analyzing the text as well as the discourse practice and the socio cultural one. The study of text dimension, the writer is applying the Framing method of Gamson and Modigliani, while the study of the discourse and socio cultural practice, in-depth interviews and literature studies have been implemented. In the text analysis, frames are found to state the behaviour, attitude and actions of parents that influenced the same features in Arimbi's, the main character. Arimbi's management conflict is performing negatives impact. In the discourse practice dimension, based on the in-depth interviews with Ms. Albertiene Endah (the novelist), it reveals that the aim of this writing is to appeal the inner feelings of the drug addict, with the hope that a positive perspective will appear. Based on the in-depth interviews with the psychologist, Ms. Tika Bisono, it is believed, that a person doing prohibited actions, such as narcotics, more or less, is caused by the unfulfilment of basic needs of men. |