:: UI - Skripsi Open :: Kembali

UI - Skripsi Open :: Kembali

Impresi dan idea sebagai kontradiksi internal dalam filsafat Hume

Irvan Syah; Jolasa, Vincentius Y., supervisor; Awuy, Tommy, examiner; Lubis, Achjar Yusuf, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011)

 Abstrak

Idea sebagai satuan niscaya dalam tata nalar manusia, absurd dan superior kepada semula-jadinya yaitu Impresi yang inferior; padahal sebelum semua ini impresilah yang superior dan sebaliknya idea yang inferior. Paradoks inferioritas dan superioritas ini secara langsung merupakan apa yang bermula pada komprehen yang berfungsi sebagai pengantar dari dua komponen ini, dan dialah imajinasi. Kemudian, forma dan secara khusus tingkatan kualitas dari suatu idea itu terlacak jika dan hanya jika idea berelasi dalam mind, karena jika tidak inferior seperti halnya impresi yang menjadi inferior karena -di dalam wacana filsafat substansi- tidak berelasi dalam mind, karena kesadaranlah yang bekerja dalam dan untuk impresi. Lebih lanjut, relasi idea pasti berkontradiksi kepada serangkaian fakta materia. Tetapi yang terjadi di dalam sejarah risalah filsafat formal mengenai substansi adalah bahwa relasi idea yang dipersatukan oleh imajinasi, dibawa dalam bentuk sebagai refleksi dalam mind dan kemudian jiwa dipaksakan untuk parallel ke dalam materia fakta. Padahal refleksi hanyalah sebentuk penerima dan sekaligus pengumpan balik dalam mind, dan karena hanya pengumpan balik sebatas abstrak mind, maka refleksi mind dalam relasi idea tidak akan bisa berkonyungsi dengan materia fakta.
Kemudian di dalam term mind ada sebuah objektif bahwa mind itu merupakan tumpukan dari kertas-kertas kerja akun - yang dianggap olehnya- inferior yang berumahkan dalam pengalaman; dunia yang langsung sangat sederhana, akan tetapi lengkap dan eksplisit. Bahkan sebenar-benarnya pengalamanlah yang superior kepada kesadaran. Tetapi bagaimana kemudian bisa akun-akun yang niscaya terutarakan secara gamblang malahan pada kenyataannya menjadi inferior sekali dalam mind? Ada yang mengatakan mind itu mempunyai mata setelah segala persepsi ada, dan karenanya ia - yang semula hanya dipimpin oleh identitas rasio- kemudian bisa menjadi dipimpin oleh hasrat, nafsu, emosi dan cinta. Oleh karenanya ia buta akan cermin realita dimana cermin itu tidak akan pernah bisa ditemukannya. Bilaman mustahil mencarinya, ini bukan upaya mencari cermin. Bilamana dimungkinkan membayangkannya ini upaya bercermin dari dalam. Semuanya seabstrak cerminan jiwa yang terkondisikan sebagai upaya membanding-bandingkan minat atau bukan minat, suka atau tidak suka, dan sebagainya. Dimana semua bentukan yang berbau subjektif ini berangkat melalui perlawanan internal superior-inferior idea dan impresi. Karena semua hal hanyalah segumpalan persepsi yang terejawantahkan dalam impresi, dan lalu idea.
Idea which are as a necessary unity in the order of human understanding, it was originally such an absurd and inferior below it?s preceding state (namely) Impression. There?s an event or fact that lately in the course of the history of western philosophy, idea then overwhelm it?s preceding impression. Thence immediately the contradictory paradox implied by somewhat (which are) known as the intermediary of these two components, viz. Imagination. Furthermore, to trace up the form and principally of the degrees of quality of one idea, it was a requisite of such relations of ideas in mind. Indeed on the contrary, idea will gone dull and inferior in mind as opposed to those preceding stronger impression (which one) merely became inferior by means of the philosophy of substance that provided in those abstruse metaphysical discourses.
Idea is such a dullest impression because our consciousness works is only in the term of our impressions. Moreover, relation of ideas is something certainly contradicted to series of matter of fact. The truth that happened in the history of formal philosophical discourses concerning substances was that relation of ideas all of which conjoined by imagination, had taken as a reflection form in the mind And by that means then, soul is something that forced to be parallelized into matter of fact. Whereas reflection justly a kind of receiver and stimultaneously feed back in the mind abstract, henceforth, the reflection of mind through the relation of ideas will not be able to conjunct with matter of fact. And after that manner, consequently, in the term of mind there is an objective that the mind is such a pile of paperwork of perceptions.
Perceptions; by the term of mind works; considered and forced to be stayed in an inferior account hosted in experience (which are) in reality; to be explicitly explained; that it was so-called world of immediateness and liveliness. Experience is the most truthfully and even superior to consciousness. But how then can the accounts of which would clearly and distinctly uttered even in fact, be inferior once in the mind? Some philosopher claim that mind will have the eyes after all perceptions exist. Hence by the term it?s reflection toward perceptions, mind are leaded by desire, passion, emotion, and love. Hence, mind then came blind; blind to the mirror of reality in which the mirror will never be found. When it is impossible to find, this is then no effort to find those mirror. Whenever it is impossible to imagine, it?s then an effort to reflect from within. Realm is such as abstract as profound soul reflection conditioned as an encouragement in comparing rather our interest or repulsion, our passion or apathy, and another of natural and humanly disposition. Factually, of those called subjective experience all at once emerge from such internally contradiction by means of ideas and impression. Every things regarded to be invigorated in this final thesis, simply in terms of our human understanding as a bundle of perceptions, materialized in just case of our impressions, and also ideas.

 File Digital: 1

 Metadata

No. Panggil : S1276
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resources
Deskripsi Fisik : xix, 93 pages : illustration ; 30 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S1276 14-17-655904626 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20290287