:: UI - Skripsi Open :: Kembali

UI - Skripsi Open :: Kembali

Identitas hibrid Tionghoa : studi terhadap Komunitas Cina-Banyumas = Hybrid identity of Tionghoa: studies of the Chinese-Banyumas Community

Ria Ishardanti; Lugina Setyawati Setiono, supervisor; Daisy Indira Yasmine, examiner; Erna Karim, examiner (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011)

 Abstrak

Studi ini membahas mengenai identitas hibrid Cina-Banyumas. Pertama, akan bercerita mengenai ruang, agen dan relasi seperti apa yang berperan dalam rekonstuksi identitas. Ketiga hal tersebut akan bekerja dalam kerangka berpikir Berger. Kemudian, relasi sosial seperti apa yang terbentuk antara kedua etnik ini dan bagaiamana bentuk-bentuk relasi ini berkontribusi dalam rekonstruksi identitas. Dari hasil rekonstruksi identitas ini, maka identitas hibrid seperti apa yang akan muncul. Rekonstruksi identitas dibangun dengan beberapa tahapan yang dalam penelitian ini dilihat melalui kerangka berpikir dari konstruksi sosial yang diungkapkan Berger dan Luckmann, yang memiliki tiga proses utama dalam rekonstruksinya yaitu proses eksternalisasi, obyektifikasi, dan internalisasi. Di dalam proses-proses rekonstruksi identitas ini penuh dengan proses yang disebut dengan Bhaba mimikri, dimana etnis Cina-Banyumas melakukan peniruan-peniruan dan imitasi sebagai upaya untuk mengambil nila-nilai lokal Banyumas. Karena proses-proses imitasi yang terjadi berulang-ulang, mengakibatkan batasan antara nilai lokal dan Cina-Banyumas menjadi kabur. Batasan-batasan yang menjadi tidak jelas ini melahirkan identitas hibrid yang baru. Adapun temuan lapangan dari studi ini ada beberapa nilai dan simbol yang berperan dalam membentuk karakter hibrid Cina-Banyumas, seperti karakter Bawor dari wong Banyumas, nilai konfusius dari Tionghoa. Agen sosialisasi juga bervariasi dari mulai kelompok kecinaan, keluarga, tokoh masyarakat dan agama.

These studies about Chinese-Banyumas identity. First, will talk about the social space, agents and relations that play a role in the reconstruction of identity. These three things will work within the framework of Berger. Then, identify relations form between these two ethnic groups and how these relationships contribute to the reconstruction of identity. From the results of reconstruction of this identity, then hybrid identity will appear. Reconstruction of identity is built with several stages in this research viewed through the framework of social construction by Berger and Luckmann, which has three main processes. There are process of externalization, objectification, and internalization. In the processes of identity reconstruction, Bhaba said is filled with mimicry processes, where the ethnic Chinese-Banyumas imitate the local values of Banyumas. Since imitation processes that occur repeatedly, resulting in the boundaries between local and Chinese-Banyumas become blurred. Boundaries became unclear who gave birth to a new hybrid identity. The field findings from this study: there are some values and symbols that play roles in shaping the character of the hybrid Chinese-Banyumas, like the character of Wong Banyumas, Bawor, the Confucius of China. Also, Agents of socialization varies from the Chinese group, family, community and religious leaders.

 File Digital: 1

 Metadata

No. Panggil : S-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resources
Deskripsi Fisik : xii, 210 pages : illustration ; 30 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf 14-22-55547770 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20294905