Pemanfaatan lahan kering di Kecamatan Gedangsari dimanfaatkan sebagai penghasil tanaman pangan dan palawija dengan pola tanam tumpang sari. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara ketinggian wilayah dengan produktivitas hasil pertanian dan wilayah pemanfaatan lahan kering yang dapat dioptimalkan untuk peningkatan usaha tani. Daerah penelitian terletak di Kecamatan Gedangsari meliputi ketinggian antara 100 ? 700 mdpl dengan unit analisis per 100 meter setiap ketinggian untuk pengambilan sampel. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan analisis deskriptif, analisis spasial dan analisis statistik menggunakan korelasi pearson product moment untuk hubungan ketinggian dengan variabel penelitian. Adapun hasil penelitian ini adalah semakin tinggi tempat maka produktivitas pertanian semakin menurun dan pola tanam yang diterapkan monokultur. Komoditas pertanian yang dapat diunggulkan yaitu kacang tanah. Hasil produktivitas pertanian yang rendah, dipengaruhi oleh faktor fisik, jarak ibukota kecamatan, dan belum optimalnya pemanfaatan lahan kering dengan teknik yang dilakukan petani masih sangat sederhana dan orientasi hasil panen untuk keperluan sehari-hari. Wilayah yang dapat dioptimalkan meliputi ketinggian < 300 mdpl dengan kemiringan lereng < 15 %. Abstract The utilization of dry land in Gedangsari Sub District is used to produce flood plant and crops with intercropping pattern. The purpose of this research is to discover the relation between elevations and farm productivity also the dry land area that can be optimized to increase farming. Dry land has low fertility, steep slope, low depth and located in mountainous and hilly area. The area of this research is 100-700 meters above sea at Gedangsari Sub District with analysis 100 meters for each elevation level for sample. The method of this research is quantitative with analysis descriptive, spatial, and statistic using Person Product Moment to discover the relation of elevation and several research variables. The result of this research is that in the higher place, the farming productivity is decreasing and the farmers prefer to apply monoculture agriculture. The result of productivity is very low for dry land agriculture, besides the influence of physical factors, and distance from capital sub district it is also affected by the utilization that is still not fully optimized and the simple technique that is being used by the farmers with the orientation of daily needs. The area that can be optimized is located less than 300 meters above sea level with slope under 15%. |