Konsep "Barat" dan "Timur" tidak hanya dikenal dalam studi kewilayahan tetapi juga dalam studi kebudayaan. Kedua konsep memiliki keunikan tersendiri tetapi juga saling berlawanan satu sama lain. Novel Shalimar the Clown karya Shalman Rushdie memuat banyak konsep "Barat" dan "Timur" dengan India sebagai latar utamanya. Skripsi ini menganalisis karakter Boonyi Kaul Noman dan karakter utama lainnya yang menjadi alegori bagi India. Alegori terbagi menjadi tiga masa, yaitu prakolonialisme "Barat", masa kolonialisme "Barat", dan pasca kolonialisme "Barat". India yang dialegorikan oleh tokoh-tokoh tersebut adalah India yang menggoyahkan dikotomi "Barat" dan "Timur" menurut paradigma Orientalism dan Occidentalism. Pendekatan kebudayaan diaplikasikan untuk menganalisis dinamika konsep "Timur" dan "Barat". The application of "West and "East" concepts are not only in area studies, but also in cultural studies. Both concepts have their own uniqueness; however, they are contradictive toward each other. Salman Rushdie‟s Shalimar the Clown uses India as its main setting. This thesis analyses the character of Boonyi Kaul Noman and other main characters as allegory of India. The allegory is presented in three periods, which are pre-colonialism of "West", colonialism of "West", and post-colonialism of "West". India, which is allegorized by the characters, is India that proofs the instability of the dichotomy of "East" and "West" in Occidentalism and Orientalism paradigms. Cultural approach is used in this thesis to examine the dynamics of "East" and "West" concepts. |