:: UI - Skripsi Open :: Kembali

UI - Skripsi Open :: Kembali

Wilayah penggunaan bahasa pengantar khutbah Jum'at di Kota Serang = The region of the use of languages during friday sermon in Serang City

(Universitas Indonesia, 2012)

 Abstrak

Eksistensi budaya masyarakat suatu wilayah bisa dilihat dari eksis tidaknya
bahasa daerah masyarakat tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, eksistensi bahasa daerah tersebut bisa saja hilang dan tergantikan dengan
bahasa lain karena adanya aturan agama yang mengikatnya, contohnya dalam
penggunaan bahasa pengantar khutbah Jum?at. Penelitian mengenai wilayah
penggunaan bahasa pengantar khutbah jum?at dimaksudkan untuk melihat
eksistensi suatu budaya di Kota Serang dengan bahasa pengantar khutbah jum?at
sebagai representasinya. Dengan metode wawancara dan observasi langsung di
lapangan pada sampel di wilayah penelitian, penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif eksploratif dengan pendekatan keruangan. Hasilnya didapat bahwa ada
empat bahasa yang eksis digunakan sebagai bahasa pengantar khutbah Jum?at di
wilayah penelitian yaitu bahasa Arab, bahasa Indonesia, gabungan bahasa
Indonesia dan Bugis serta bahasa Sunda. Bahasa yang eksis digunakan sebagai
bahasa pengantar khutbah Jum?at di Kota Serang adalah Bahasa Arab, Bahasa
Indonesia, Bahasa Bugis dicampur Bahasa Indonesia, dan Bahasa Sunda. Pola
keruangannya pun terlihat dengan jelas di mana bagian tengah wilayah penelitian
merupakan dominasi penggunaan bahasa Indonesia, sedangkan dibagian Selatan
dan Utara wilayah penelitian merupakan dominasi bahasa Arab, namun dibagian
Utara terdapat keunikan dengan adanya penggunaan bahasa Sunda serta gabungan
bahasa Bugis dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar khutbah Jum?at di
wilayah penelitian. Wilayah penggunaan bahasa tersebut juga diikuti oleh wujud
budaya yang beraneka ragam.

Abstract
The existence of a society?s culture can be seen from the existence and frequency
of its traditional languages used in daily life. However, the existence of traditional
languages can be subsided or substituted by other languages because of religious
rules that bind, as we can see in the use of languages during the Friday sermon.
This research about the region of the used of languages during Friday sermon in
Serang city is aimed to see and analyses the existence of a culture in the city of
Serang through the languages used in Friday sermon as a medium of its
representation. Interview and direct observation method to the samples were used
as data collection technique while spatial descriptive exploitative analysis was
used as the data analysis method. The languages used as the instructional language
in Friday sermon in Serang city are Arabic, Bahasa Indonesia, Sundanese, and
Bahasa Indonesia mixed with Bugis language. Arabic represents the indigenous
population of Javanese-Serang, while Bahasa Indonesia represents various
cultures of inbound migrants in Serang city. Sundanese and Bahasa Indonesia
mixed with Bugis Language represent the culture of indigenous population of non
Javanese-Serang. The spatial pattern was clearly visible that Bahasa Indonesia
was majorly used in the center region of the research area, while the Arabic was
dominantly used in the northern and southern region. Uniqueness noted here that
in the northern region, there was a prominent pattern of the use of Sundanese
mixed with Bugis language as the instructional language during the Friday
sermon. Territory the use of language was also followed by the manifestation of
diverse cultures

 File Digital: 1

 Metadata

No. Panggil : S1908
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Universitas Indonesia, 2012
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xv, 84 hlm.; 30 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S1908 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20296537