ABSTRAK Kepatuhan bidan menerapkan standar pelayanan antenatal menentukankualitas pelayanan. Tingkat kepatuhan bidan dalam menerapkan standarpelayanan antenatal berdasarkan survey awal adalah rendah (58,3%) di KotaPadangsidimpuan membuat penelitian ini menjadi penting.Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya kepatuhan bidandalam menerapkan standar pelayanan antenatal di KotaPadangsidimpuan.Disamping itu juga untuk membuktikan adanya hubunganmotivasi, supervisi, pelatihan dan beban kerjadengan kepatuhan bidanmenerapkan standar pelayanan antenatal.Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan pendekatankuantitatif dan jumlah sampel 112 dari total populasi 222 orang bidan praktekswasta. Data diperoleh dengan pengisian kuesioner pada bidan dan pengamatanlangsung terhadap bidan praktek, yang dilaksanakan pada akhir bulan februarisampai dengan Meitahun 2012.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bidan patuhmenerapkan standar pelayanan antenatal (58,9%). Terdapat empat variabel yangmemiliki hubungan bermakna dengan kepatuhan bidan menerapkan standarpelayanan antenatalyaitumotivasi, supervisi, pelatihandan beban kerja.Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan untukmenciptakan kebijakan tentang sistem reward & punishment yang sesuaikondisidaerah Kota Padangsidimpuan, wajib uji kompetensi dan menandatanganisurat komitmen patuh menerapkan standar dalam memberikan pelayanan sebagaisyarat penerbitan surat izin praktek bidan (SIPB), melakukan perbaikan carapendekatan supervisi agar supervisor dapat memenuhi tugasnya sebagaifasilitator, komunikator dan motivator serta pentingnya memperbesar peluangmengikuti seminar-seminar dan pelatihan berkaitan kompetensi bagi bidan. Untukpermasalahan beban kerja, dinas kesehatan melalui kepala puskesmas dapatmengkaji ulang pembagian tugas seorang bidan baik dipuskesmas maupun ditempat prakteknya dan melakukan rotasi penempatan bidan agar tidak terjaditugas rangkap dan kejenuhan kerja. ABSTRACT The midwife to apply compliance standard antenatal care. Low levels ofcompliance with antenatal care midwives applying standards based on the initialsurvey (58.3%) in the City Padangsidimpuan makes this study important.The purpose of this study was to obtain a picture of the level ofcompliance with antenatal midwife to implement standards in the CityPadangsidimpuan, what are the factors that influence adherence midwives, andhow these factors apply to the compliance standards of antenatal care midwives.This study uses a cross-sectional design with quantitative approaches andthe number of samples of the total population of 222 112 midwives in privatepractice. Data obtained by filling out the questionnaire on direct observation ofmidwives and midwifery practice, which was held in late February to May 2012.The results showed that of the majority of midwives dutifully applyingstandard antenatal care (58.9%). Of the five variables studied then there are fourvariables that have a meaningful relationship with midwives compliance withantenatal care standards that apply motivation, supervision, training and workload.Noting the results of these studies, it can be recommended to the HealthDepartment to make improvements Padangsidimpuan supervisory approach tosupervision in accordance with the guidelines for reporting health departments,creating a system of reward and punishment to the midwife adapted to localconditions Padangsidimpuan and the importance to improve training opportunitiesrelated to improving the competence midwifery in the midwife. In addition,establishing policies that take care of every midwife SIPB must follow thecompetency test and be willing to sign a letter of adherence to implementstandards in providing services as a condition of issuing a license to practicemidwifery (SIPB). To workload issues, the health department through the chiefcenters may review the job description of a good midwife dipuskesmas and in hispractice and to rotate the placement of midwives in order to avoid duplicate workand job burnout. |