ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap keberhasilan usaha skala kecil. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi peningkatkan peran usaha kecil dalam perekonomian negara. Peran usaha skala kecil perlu ditingkatkan karena disamping jumlahnya yang mendominasi proporsi usaha di Indonesia, dan letaknya yang rnenyebar di kota-kota dan di desa-desa, usaha kecil juga merupakan cara terbaik untuk melakukan penyerapan tenaga kerja Serta pemerataan penghasilan. Terciptanya usaha kecil yang tangguh akan memperkokoh ekonomi dalam negeri karena usaha kecil biasanya menggunakan bahan baku dalam negeri dan sumber daya manusia dari dalam negeri. Usaha kecil yang tangguh akan menciptakan nilai tarnbah karena mereka melakukan usaha di dalam negeri untuk dikonsumsi oleh rakyat sendiri sehingga uang bcrputar kembali di dalam negeri. Hal ini akhimya memperkuat pasar dalam negeri (Swasuno, 2001). Kondisi ini bila tercipta akan memperkokoh perekonomian dalam negeri dalam memasuki pasar bebas.Keberhasilan usaha akan dilihat dari faktor demografi, faktor perilaku inovasi dan faktor inovasi organisasi. Faktor demografi yang akan dilihat pengaruhnya pada keberhasilan usaha adalah faktor usia wirausaha, faktor keterlibatan dalam mengelola usaha, dan faktor tingkat pendidikan. Usia dipilih karena usia wirausaha biasa dikaitkan dengan entrepreneurial age (Staw, 1991) sehingga bertambahnya usia diartikan juga bertambahnya pengalaman. Pengalaman dipilih karena banyak penelitian menunjukkan bahwa wirausaha yang berhasil adalah wirausaha yang sebelumnya pernah mengelola usaha bidang lain, meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa wirausaha tanpa pengalaman juga bisa berhasil. Tingkat pendidikan ingin diketahui pengaruhnya pada keberhasilan usaha.Perilaku inovatif menjadi perhatian utama dalam penelitian ini, karena inovatif dan kreativitas adalah dua kata yang sering digunakan untuk melukiskan Sepak terjang wirausaha. Masalahnya kedua konsep tadi masih jarang dibahas secara mendalam apalagi dibuktikan secara empiris. Perilaku inovatif disini menekankan pada gaya berfikir, yaitu apakah Seseorang cenderung membuat keputusan inovatif yang adaptif atau cenderung membuat keputusan inovatif yang kreatif (Kirton, 1973). Konsep perilaku inovatif disini adalah konsep kepribadian kreatif (Kirton, 1973. Goldsmith, 1980). Sejumlah ahli yakin bahwa kepribadian kreatif tumbuh sejak bayi berusia 2 bulan (Feij, ct. Al.; Abrams & Neubauer; Hold; Molen dalam Kirton, 1989). Sejak kecil seseorang sudah mcmpunyai tendensi untuk meiakul-:an perubahan secara perlahan-lahan (inovasi adaptif) atau perubahan secara total (inovasi kreatif). Ciri-ciri ke arah inovasi adaptif atau inovasi kreatif dapat dilihat pada sifat-sifat tertentu.Misalnya, sifat percaya diri, individualistik, berorientasi benda, dan suka ekspIorasi?versus ?suka menyesuaikan diri dan sosial? (Kirton, 1989). Karena perilaku inovatif ditentukan oleh ciri-ciri sifat tertantu maka penelitian ini akan melihat pengaruh sembilan sifat wirausaha dari Sukardi (1991) terhadap perilaku inovatii Pengaruh tipe kepribadian Miner (1996) juga akan dilihat terhadap perilaku inovatif yang menurut penciptanya konsep ini bisa digunakan untuk memprediksi keberhasilan usaha.lnovasi Organisasi adalah konsep yang lain tentang keberhasilan. Higgins (1994) bahkan menyebutnya dengan sangat bombastis ?inovafe"or evaporate".Ungkapan itu dimaksudkan untuk menunjukkan pentingnya organisasi yang inovatif pada dunia bisnis yang kompetitif saat ini. Konsep inovasi organisasi dari Higgins (1994) akan di gunakan sebagai acuan. Syarat utamanya terciptanya inovasi organisasi adalah adanya kemauan untuk terus belajar, karena itu organisasi pembelajar adalah kuncinya. Selain organisasi pembelajar, juga harus tercipta lingkungan kerja yang homogen, dimana tercipta relasi yang kondusif antara atasan dan bawahan, dan antara sesama karyawan. Untuk itu relasi dalam organisasi menjadi syarat kedua terciptanya inovasi organisasi.Konsep Kaplan dan Norton (1996) meskipun tidak lengkap akan digunakan sebagai acuan untuk kriteria keberhasilan usaha dalam menyusun alat ukur. Kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini diukur dari tingkat kemajuan yang dicapai perusahaan dalam hal akumulasi modal, jumlah produksi, jumlah pelanggan, perbaikan sarana fisik, perluasan usaha dan kepuasan kerja karyawan.Yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: apakah faktor demografi, faktor perilaku inovatif; dan inovasi organisasi berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan usaha? Yang manakah diantara variabel-variabel tersebut yang terbukti berpengaruh terhadap keberhasilan usaha, dan bagaimana bentuk hubungan struktural yang terbangun dari variabel-variabel tersebut?Untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan penelitian yang rnelibatkan 161 wirausaha yang membuka usaha di DKI dan DIY. Di Jakarta penelitian dilakukan di Kawasan Industri Pulo Gadung, Perbanas, dan Kalimalang. Di DIY penelitian dilakukan di Daerah Yogyakarta dan sekitamya. Tehnik sampel yang digunakan adalah tehnik accidental sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 9 instrumen berupa kuesioner dan daitar isian. Daftar isian digunakan terutama untuk mengukur faktor demografi, akumulasi modal dan proses bisnis internal.Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang variabel-variabel demografi, perilaku inovatif dan inovasi organisasi diiakukan analisis hubungan kausal dengan menggunakan model persamaan struktural, dengan program LISREL 8.31 (Linear Structural Relations) yang diciptakan oleh Joreskog dan Sorbom (1996).Hasil uji persamaan struktural menunjukan bahwa (1) variabel usia memberi pengaruh langsung yang bermakna pada keberhasilan usaha, (2) variabel pengalaman dalam berusaha tidak memberi pengaruh langsung yang bermakna pada keberhasilan usaha, (3) variabel tingkat pendidikan tidak memberi pengaruh langsung yang bemakna pada keberhasilan usaha, (4) variabel sifat-sifat wirausaha mernberi pengaruh langsung yang bermakna pada perilaku inovatif (5) variabel tipe kepribadian memberi pengaruh langsung yang bemakna pada perilaku inovatif (6).variabel sifat-sifat wirausaha memberi pengaruh tidak Iangsung yang bermakna pada keberhasilan usaha melalui perilaku inovatif wirausaha, (7) variabel tipe kepribadian memberi pengaruh tidak langsung yang bermakna pada keberhasilan usaha melalui perilaku inovatif wirausaha (8) perilaku inovatif memberi pengaruh langsung yang bermakna pada keberhasilan usaha.Untuk variabel organisasi pembelajar, variabel relasi dalam organisasi dan inovasi organisasi tidak memberi pengaruh baik langsung maupun tidak langsung pada keberhasilan usaha. Tetapi ketiga variabel tersebut menciptakan persamaan struktural baru dan memberi pengaruh pada kepuasan kerja karyawan.Dari hasil studi ini dapat diajukan beberapa saran:(1). Perilaku inovatif hendaknya diiadikan program pengembangan SDM Indonesia, dengan mengikutsertakan sembilan sifat wirausaha dari Sukardi dan empat tipe kepribadian dari Miner. (2). Program pelatihan sembilan sifat wirausaha dari Sukardi digabung dengan pelatihan lentang kreativitas dan Achievement Motivation Training bermanfaat untuk mengembangkan wirausaha-wirausaha tangguh. Abstract This research is intended to explore the direct and indirect factors affecting the success of small entrepreneurs. The result of this research may provide input in an attempt to increase the role of small entrepreneur in Indonesian economy. This is due to its dominan proportion in lndonesian business and its widespread locations in Indonesian cities and villages.Small entrepreneurs are also the best way to increase employment and equal distribution of income. Solid small entrreneurs are expected to strengthen the domestic economy since they uses local raw materials and human resources. They also gain additional values because of their domestic location and consumers, thus contributes to domestic money circulation. This will eventually strengthen the domestic economy (Swasono, 2001), the conditions of which will enhance the preparation for the national economy to enter the free market.The success of entrepreneurship is evaluated from three factors: demography, innovative behavior and organizational innovation. Demography affects the success of entrepreneurship in term of age, experience in entrepreneurial management and educational level. Age is chosen for it is normally linked with entrepreneurial age (Staw, 1991): with the increase ofthe entrepreneur?s age, more experience is gained. Experience is chosen for it has been shown that successful entrepreneurs are those who had previous managerial experience, although other studies show that entrepreneurs without experience may also succeed. The role of educational level is also explored.The major focus of this study is innovative behavior since innovative and creativity are used to describe entrepreneurial behavior. Both concepts, however, lack attention and empirical verification. Innovative behavior emphasizes way of thinking, i.e.whether one tends to make adaptive or creative decisions (Kirton, 1973). Innovative behavior is thus a personality concept (Kirton, 1973; Goldsmith, 1980). A number of experts believe that creative personality develops from the age of two months (Feij, et.al.; Abrams & Neubauer; Hold; Molen (in Kirton, 1989). Since childhood, one tends to make gradual changes (adaptive innovative) or total changes (creative innovative). The tendency toward adaptive or creative innovation can be seen in particular traits, such as ?self-will, individualistic, thing orientated, and explorative versus ?compliant and social?(Kirton, 1989). Since innovative behavior is determined by particular traits, this study investigates the influence of Sukardi?s (1991) nine characteristics of entrepreneur on innovative behavior. The study also investigated the influence of Miner?s (1996)personality types on innovative behavior since this concept is, according to its inventor, may predict success in entrepreneurship.Organizational innovation is another concept of success. Higgins (1994)describes it bombastically: ?innovate or evaporate". This shows the importance of innovative organization in the present competitive business world. ln this study, Higgins?organizational concept is adopted as reference. The main requirement for creating organizational innovation is motivation for continuous leaming and thus the key is organizational learning. Beside the lcaming organization, organizational relation is the second requirement for organizational innovative. This includes homogenous workplace environment, where conductive relations must exist between the superior and subordinate, and among workers.This study adopts Kaplan and Norton?s (1996) concept, despite its incompletion, as a reference in composing the parameter of criteria of entrepreneurial success. The criteria of entrepreneurial success in this research are the stages of growth reached bythe company in terms of capital accumulation, product quantity, customer amounts, the growth of physical means, diversification on business, and work satisfaction.The problem in this research are: do the demographic factors, innovative behavior factors, and organizational innovations factors affect the degree of entrepreneurial success? Which of those variables influence the entrepreneurial success? And what is the structural equation model (SEM) constructed tiom those variables?To answer those questions, this research involves 161 entrepreneurs in Jakarta and Yogyakarta. The research is done at Kalirnalang, Perbanas, and Pulogadung Industrial Square and in Daerah istimewa Yogyakarta. The data are collected using accidental sampling technique. Nine instruments are used in this research, in the form of questionaires and blank fomrs. Blank forms are particulary used to measure the demographic factors, capital accumulation and intemal business process.To provide a complete description ofthe demographic, innovative behavior, and organizational innovation variables, analysis of causality relation is conducted by applying structural equation model of Linea: Structural Relation (LISREL) 8.31 program created by Joreskoq and Sorbom (1996).The results of structural equations test indicates that: (l) age has direct and signiiicant impact on the success of entrepreneurship, (2) entrepreneurial experience has no direct impact on the success of entrepreneurship, (3) degree of education has no direct impact on the success of entrepreneurship, (4) characteristics of entrepreneur has direct and signiticant impact on innovative behavior, (5) personality type has direct and significant impact on the innovative behavior, (6) nine characteristics of entrepreneur variable has indirect and signiiicant impact on the success of entrepreneurship, (7)personality type has indirect and significant impact on the success of entrepreneurship, (8) the innovative behavior has direct and significant impact on the success of entrepreneurship.Organizational leaming, organization relations and organizational innovative has no direct nor indirect impact on the success of entrepreneurship. However, these three variables create a new structural equation model, which affect worker?s satisfaction.This study presents the following suggestions: (1) innovative behavior need to be adopted as the model for human resources development in Indonesia, by involving Sukardi?s nine characteristics of entrepreneur, and Miner?s four personality types, (2)training programs adopting Sukardi?s nine characteristics of entrepreneur combined with creativity training and Achievement Motivation Training is effective to develop strong and stable entrepreneurs. |