ABSTRAK Penelitian mengenai ekologi orang utan di hutan primer seluas 330 ha danhutan bekas tebangan seluas 83 ha, Stasiun Penelitian Ketambe, Nanggroe AcehDarussalam, telah dilakukan sejak Juli 2009-Juli 2010, dengan data tambahanpada 1993-1995 (sebelum penebangan) dan 2003-2008 (pasca penebangan)khusus untuk daerah jelajah orang utan. Perbandingan kedua tipe habitat di hutanprimer dan hutan bekas tebangan dilakukan melalui analisis vegetasi, fruit trail,nest count, pemanfaatan fruit patch per km dan penggunaan daerah jelajah.Pengambilan data vegetasi dilakukan dengan metode kuadrat sebanyak 20 plot.Sedangkan untuk fruit trail dan nest count menggunakan metode transek (4 jalurtransek sepanjang 9,1 km), dan untuk pemanfaatan fruit patch per km sertapenggunaan daerah jelajah orang utan menggunakan metode focal animalinstantaneous dan GPS. Analisis statistik nonparametrik Mann-Whitneydigunakan untuk menguji perbedaan penggunaan kedua tipe habitat. Analisiskorelasi Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara kelimpahanpohon berbuah (fruit trails) dengan kepadatan sarang (nest counts), kelimpahanpohon berbuah (fruit trails) dengan jelajah orang utan, serta hubungan antarasumber pakan berbuah (fruit patches) dengan jelajah orang utan. Analisis GIS ArcView 3.2 dan Arc GIS 9.3 digunakan untuk melihat luas daerah jelajah orangutan. Hasil analisis vegetasi menunjukkan terdapat 275 pohon dari 99 jenis pohondi hutan primer dengan 67 jenis diantaranya merupakan pohon pakan berbuah.Sedangkan untuk hutan bekas tebangan terdapat 303 pohon dari 87 jenis pohondengan 56 jenis diantaranya merupakan pohon pakan berbuah. Hutan primertersusun atas vegetasi asli, sedangkan hutan bekas tebangan tersusun oleh vegetasiperintis. Indeks Keanekaragaman (H?) di hutan primer 3,074; di hutan bekastebangan 2,961 dan Indeks Kesamaan (ISs) pohon 59,70%; liana 61%, sehinggamenyimpulkan bahwa kedua habitat hampir sama dan proses pemulihan hutandalam 8 tahun terlihat berjalan dengan baik walaupun belum mencapai suksesiakhir. Kelimpahan pohon berbuah tertinggi terjadi pada Juni ? Agustus padasetiap tahun. Kepadatan orang utan berkorelasi positif terhadap ketersediaan buahdi hutan primer, tetapi pola yang sama tidak terlihat di hutan bekas tebangan.Jarak jelajah jantan (Asymp.Sig = 0,439) atau betina (Asymp.Sig = 0,121)sebelum penebangan (1993-1995) dan pascapenebangan I (2003-2008), ataupunpascapenebangan II (2009-2010) tidak ada perbedaan. Tidak ada hubungan yangsignifikan (0,307 di hutan primer dan 0,119 di hutan bekas tebangan) antarakelimpahan pohon (semua jenis) berbuah di trails dengan jarak jelajah orang utan.Namun demikian, terdapat hubungan yang signifikan antara sumber pakan orangutan berbuah (fruit patches) dengan jarak jelajah orang utan (0,022 di hutanprimer dan 0,015 di hutan bekas tebangan). Tujuan orang utan menjelajah untukmencari sumber pakan khususnya pakan berbuah (Asymp.Sig = 0,005).Berdasarkan hasil analisis diketahui pula, 79% orang utan menggunakan hutanprimer dan 21% hutan bekas tebangan sebagai daerah jelajahnya. Abstract Research on ecology of orangutans in 330 ha area of which is pristineforest and 83 ha of which has been logged, Ketambe Research Station. The studywas conducted in July 2009-July 2010, with additional ranging data from 1993 to1995 and data from 2003 to 2008. Comparison of these two habitat types wasdone through analysis of vegetation, fruit trail, nest counts, use of food patchesper km and use of ranging. Vegetation data collected from squares method (20sampling plots), fruit trail and nest count 9.1 km transect lines. Ranging datawere collected by focal animal instantaneous sampling and GPS. Arc GIS 3.2 andArc View GIS 9.3 were used for the analysis of ranging area and tested withMann-Whitney. The results of vegetation analysis revealed that in unloggedforest there were 275 trees comprising 99 species with 67 species being orangutanfood trees, whereas in logged forest there were 303 trees with 87 species of which56 species were orangutan food trees. Unlogged forests are typically composed ofnative vegetation whereas logged forests comprise pioneer species. DiversityIndex (H?) in unlogged forest 3,074; in logged 2,961 and Similarity index (ISs) totrees 59,70%; liana 61%, revealed that both habitats are similar and naturalsuccession during the past eight years has been progressing well although pioneertrees such as Elateriospermum tapos and Macaranga sp. were still present in thelogged forest. Fruit trails studies revealed that levels of productivity of treesfruiting were highest between June-August in each year. Nest counts showed thatthe productivity of fruit trees was positively correlated to the density oforangutans. Orangutan density was positively correlated to fruit availability inunlogged forest, but the same pattern is seen in logged forest. A range pattern ofmale and female on before and after logging were not difference. They usedprimary forest wider than in logged area. There was no significant relationship(0.307 and 0.119 in the unlogged forest in logged forest) between the abundanceof fruit trees (all) in trails with a orangutans range. However, there is a significantrelationship between orangutan fruit patches with an orangutan?s range (0.022 inthe unlogged forest and 0.015 in logged forest). Orangutans prefer to range usethe primary forest (79%) as compared to logged forest (21%). |