Bertujuan untuk menjelaskan soushiki (upacara kematian) kontemporer di Jepang dengan menggunakan jasa sōgisha (perusahaan pemakaman) yang berkaitan dengan keyakinan keagamaan masyarakat Jepang tentang konsep adanya kehidupan setelah kematian. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif intepretatif. Sumber data diperoleh dari buku referensi, jurnal penelitian, laporan penelitian, maupun informasi elektronik seperti internet yang berhubungan dengan soushiki kontemporer di Jepang. Metode pengumpulan data digunakan beberapa prosedur yakni data dikumpulkan, dibaca, dipahami, dianalisis, kemudian diinteprestasikan sesuai kerangka teori. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa soushiki kontemporer di Jepang yang dilatarbelakangi oleh modernisasi melahirkan komersialisasi. Adanya dinamika perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jepang dalam konteks modernisasi, menyebabkan munculnya inovasi baru yang bersifat pemenuhan kebutuhan spiritual. Selain karena faktor perubahan gaya hidup terutama orang-orang kota dan semakin berkurangnya seseorang yang ahli dalam menyelenggarakan soushiki, dengan menggunakan jasa sōgisha dapat memberikan solusi dalam menangani prosesi soushiki dengan khidmad yang dipimpin oleh seorang obosan (pendeta Buddha) sesuai permintaan pengguna jasa. Aiming to explain soushiki (funeral ceremony) in contemporary Japan by using the sōgisha (funeral companies) relating to the religious beliefs of Japanese people about the concept of life after death. This study is a qualitative with descriptive approach intepretatif. Data source obtained from reference books, research journals, research reports, as well as electronic information such as internet-related soushiki in contemporary Japan. Methods of data collection used some procedures that read, understood, analyzed, and then interpreted according to theoretical framework. The results of this study indicate that contemporary soushiki in Japan against the backdrop of the modernization birth to commercialization. The existence of dynamic changes in various aspects of Japanese society in the context of modernization, led to the emergence of new innovation that is the fulfillment of spiritual needs. Apart from changes in lifestyle factors, especially people who live in the city and the reduction in a person who is an expert in organizing soushiki, with using the sōgisha services can provide solutions in dealing with a solemn soushiki procession led by a obosan (Buddhist priest) as requested by service users. |