Ostpolitik (Politik Timur) Republik Federal Jerman periode 1974-1982 dalam konteks konflik Timur-Barat
Setyowati Rahayu;
Harsono Suwardi, supervisor
([Publisher not identified]
, 1990)
|
Skripsi ini membahas kebijaksanaan luar negeri RFJ terhadap Eropa Timur, yang lebih dikenal dengan nama astpalitik, periode 1974 1982. Pada tahun 1969 terjadi perubahan dalam astpalitik, yaitu dari kebijaksanaan konfrontasi menjadi rekonsiliasi dengan Eropa Timur. Perubahan kebijaksanaan ini erat kaitannya dengan terjadinya perubahan politik internasional dari era perang dingin yang diprakarsai oleh dua negara adikuasa. Namun pada paruh ke dua periode 1970-an, suhu politik internasional kembali meningkat, walaupun tidak setaraf dengan situasi prang dingin. Di lain pihak RFJ dengan kekuatan ekonominya, telah berhasil tumbuh sebagai negara middle pouer yang tangguh. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, pembahasan skripsi ini ditujukan kepada bagaimana RFJ menjalankan pstpalitiknya di tengah era detente yang menurun. Di sini terlihat adanya konflik kepentingan antara kepentingan RFJ terhadap Eropa Timur di satu pihak, dengan keterikatannya sebagai anggota NATO. Dalam menganalisa permasalahan tersebut, penulis mempergunakan tiga pendekatan. Pertama adalah pendekatan sistem yang menggunakan teori middle pohier dari Carsten Holbraad, untuk melihat tingkah laku RFJ sebagai middle paner dalam menanggapi kondisi dan bentuk sistem internasional. Ke dua, pendekatan idasyncretic, untuk melihat pengaruh kepemimpinan Helmut Schmidt terhadap pelaksanaan ostpalitik. Ke tiga, pendekatan power palitics, yang mengetengahkan pendapat Llyod Jensen tetang peranan faktor ekonomi sebagai power palitics negara dalam mewujudkan kepentingannya. Pendekatan ini ditujukan untuk menjelaskan fenomena hadirnya RFJ sebagai sosok baru yang lebih percaya diri dan aktif dalam percaturan politik. Dari keseluruhan pembahsan masalah ini, tampak bahwa meningkatnya konfrontasi dalam era detente telah menyebabkan RFJ sulit menjalankan ostpal itiknya, secara independen dan intensif. Dalam kondisi seperti ini, RFJ tidak dapat terlalu menonjolkan kepentingannya atas reunifikasi Jerman. Dalam suhu politik yang meningkat, Helmut Schmidt memperkuat kembali pijakan RFJ pada aliansi Barat. Namun demikian berkat kepemimpinan Schmidt, kepentingan dasar dan marjinal dari ostpalitik bisa dipertahankan, yaitu kontak dan jalur-jalur komunikasi dengan RDJ, hubungan perdagangan dengan Eropa Timur dan mengurangi ketegangan di Eropa. Ostpolitik periode Schmidt juga memperlihatkan keindependenan RFJ dalam tingkat tertentu terhadap Amerika Serikat. |
S8049-Setyowati Rahayu.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S8049 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1990 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | vii, 144 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S8049 | 14-19-521252839 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20301259 |