Background: The over use of voice during the day teaching is one of the occupational health hazards. Voice Disorders is a major danger for the work that rely on sound. Primary school teachers more likely to experience voice disorders.Objectives: To analyze risk factors associated with voice disorders in teachers who teach in primary school in Depok.Methods: The study design was cross sectional study with 106 subjects teachers who teach in primary school in Depok. Statistical tests used chi square test and multiple logistic regression test with the model predictions.Results: It was found a significant association between the intensity of the teacher's voice (p = 0.048), noise class (p = 0.023), gender (p = 0.000), with a voice disorder. Relatively mild impact of psychosocial disorders with the Voice Handicap Index score of 20-40 (p = 0.037).Conclusion: Female teachers has 6.8 times opportunity to experience voice disorders compared with male teachers. Teachers with a sound intensity of ≥ 70 dB has 2.8 times chance to experience voice disorders compared with respondents with a sound intensity of <70 dB. Teachers with classroom noise ≥ 63 dB has 3.2 times opportunity to experience voice disorders compared with respondents with class noise <63 dB. Latar belakang: Penggunaan suara yang berlebihan selama hari mengajar merupakan salah satu bahaya kesehatan kerja. Gangguan bersuara merupakan bahaya utama bagi pekerjaan yang mengandalkan suara. Guru Sekolah Dasar lebih berisiko mengalami gangguan bersuara.Tujuan: Menganalisis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan bersuara pada guru yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri di Kota Depok.Metode: Desain penelitian ini adalah studi cross sectional dengan subjek penelitian 106 guru yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri di kota Depok. Uji statistik yang digunakan uji chi square dan uji regresi logistik ganda dengan model prediksi.Hasil: Didapatkan hubungan yang bermakna antara intensitas suara guru (p=0,048), kebisingan kelas (p=0,023), jenis kelamin (p=0,000), dengan gangguan bersuara. Dampak gangguan psikososial tergolong ringan dengan skor Voice Handicap Index sebesar 20-40 (p=0,037).Kesimpulan: Guru yang berjenis kelamin wanita mempunyai peluang 6,8 kali untuk mengalami gangguan bersuara dibanding dengan responden yang berjenis kelamin laki-laki. Guru dengan intensitas suara ≥ 70 dB mempunyai peluang 2,8 kali untuk mengalami gangguan bersuara dibanding dengan responden dengan intensitas suara < 70 dB. Guru dengan kebisingan kelas ≥ 63 dB mempunyai peluang 3,2 kali untuk mengalami gangguan bersuara dibanding dengan responden dengan kebisingan kelas <63 dB. |