ABSTRAK Infeksi virus dengue masih merupakan masalah kesehatan diIndonesia saat ini termasuk di Kota Banjarmasin dengan angka kematian yangtinggi, Tahun 2011 dilaporkan CFR 8,3% dimana sebagian besar pasien DBD inidirawat di RSUD ULIN dan RSUD Ansari Saleh Banjarmasin, sementarapenegakkan diagnosis sering sulit, apalagi dalam menilai apakah pada akhirnyaakan terjadi shock (Dengue Shock syndrome) atau tidak. Peningkatan hematokrit,penurunan angka trombosit, leukosit dan serta perilaku pasien sebelum dirawat(lamanya sakit, rujukan) biasanya terjadi sebelum demam turun dan sebelumterjadinya shock. Hal ini merupakan diagnostik yang penting dan prognosis yangberharga dalam mendeteksi Dengue Shock Syndrome. Sehingga denganmengetahui faktor resiko ini dapat mencegah/ mengurangi kematianMetode: Penelitian bersifat observasional dengan disain kasus kontrol. Kasusadalah penderita yang didiagnosis DSS berdasarkan diagnosis dokter yangmerawat. Sedangkan kontrol adalah penderita yang didiagnosis sebagai tersangkaDBD oleh dokter yang merawat. Data penelitian diperoleh dari data rekam medisdan formulir Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KD-RS) yang dirawat di RSUDULIN dan RSUD Ansari Saleh dalam periode bulan April 2010 sampai Maret2012. Rancangan analisis ditujukan untuk memperoleh nilai Odds Ratio (OR)dilanjutkan dengan multivariat analisis untuk mengetahui faktor risiko yang dapatmendeteksi DSS sejak dini.Hasil Penelitian: Variabel yang signifikan secara statistik dan di masukkan kedalam prediksi model akhir adalah Jenis Kelamin perempuan (OR=3,250 95%CI=1,178-8,970), hematokrit ≥25,97% (OR=7,86 95% CI=2,748-22,500) ,leukosit ≤ 4764,47 (OR=3,826 95% CI=1,375-10,647), lama sakit ≥4 hari(OR=3,146 95% CI=1,179-8,397) dan rujukan dari puskesmas (OR=4,543 95%CI=1,700-12,139).Variabel yang paling dominan yang berhubungan dengankejadian Dengue shock syndrome adalah hematokrit. Dari hasil tersebutdisarankan agar tenaga kesehatan dan akademisi perlu meningkatkan standarpelayanan penyakit yang lebih efektif dan efesien yang berisiko terjadinyaDengue Shock Syndrome. ABSTRACT DHF is still a health problem in Indonesia is currently included inBanjarmasin city with a high mortality rate in 2011 was reported CFR 8.3% wherethe majority of dengue patients are treated at the Ulin Hospital and Ansari SalehHospital Banjarmasin, while the diagnosis is often difficult, especially inassessing whether it will eventually happen shock (dengue shock syndrome) ornot. This is an important diagnostic and prognostic value in the detection ofDengue Shock Syndrome. So that by knowing these risk factors can prevent /reduce mortality.Methods: The study is an observational with case-control design. Cases are thosewho hospitalized and diagnosed as suspect Dengue haemorrhagic fever byclinicans using WHO criteria.Controls are those who hospitalized and diagnosedas suspect Dengue Haemorrhagic fever by the clinicans. Data were collected frommedical records and (KD-RS) are treated in Ulin Hospital and Ansari SalehHospital in the period from April 2010 until March 2012. Analysis design is doneto obtain Odds Ratio (OR) and followed by using multivariate logistic regressionto determine risk factors that can detect early DSS.Consclusion: The significant variables in statistic manner and put into the finalmodel predictions are increasing Female sex (OR=3,250 95% CI=1,178-8,970),haematocryt ≥25,97% (OR=7,86 95% CI=2,748-22,500) leukopenia ≤4764,47(OR=3,826 95% CI=1,375-10,647), lengh of hospital ≥4 days (OR=3,146 95%CI=1,179-8,397) and referrals from Health centers (OR=4,543 95% CI=1,700-12,139). From these results it is suggested that health professionals and academicsneed to improve service standards diseases more effectively and efficiently at riskof Dengue Shock Syndrome. |