ABSTRAK Menurut Drake dan Yadama (1996), pekerja sosial yang bergerak dalam isu anak merupakansalah satu profesi yang amat rentan mengalamii burnout. Karakter pekerjaan pendampingan anakyang menguras fisik dan emosi seringkali mengakibatkan stres berkepanjangan, hinggamenyebabkan pekerja hilang semangat, motivasi dan komitmen (Bakker, Killmer, Slegrist & Raufel 2000). pendamping di Social Development Center (SDC), Bambu Apus pun mengalami halyang sama. Mereka mengalami burnout, ketika harus menghadapi sekitar 100 anak jalanan yangberasal dari rumah singgah di berbagai kota di Indonesia dan masih harus mengurus masalahadministrasi, pencairan anggaran dan pelaporan kantor SDC sehari-hari. Intervensi ini bertujuanuntuk mengurangi burnout yang dialami pekerja dan pendamping anak di SDC dengan carameningkatkan Appraisal dan Esteem Support dari sesama rekan pekerja dan pendamping anak,menggunakan metode Appreciative Inquiry. Intervensi dilakukan pada 16 pekerja dan pendampinganak di SDC. Dasar teori untuk intervensi adalah teori Appraisal dan Esteem Support yangdiimplementasikan melalui metode Appreciative Inquiry Summit. Appreciative Inquiry terdiri dariempat tahap yaitu, discovery, dream, design, dan destiny. Hasil menunjukkan terdapat peningkatanpada appraisal dan esteem support, serta penurunan pada burnout. Hasil penelitian diharapkanmenambah masukan bagi pekerja sosial yang bergerak di pendampingan anak jalanan, lembagapendampingan dan pengasuhan anak jalanan serta Kementerian Sosial, sebagai lembaga pemerintahyang bertanggung jawab pada permasalahan anak jalanan di Indonesia. Disamping itu, diharapkan untuk memperkaya kepustakaan tentang burnout dalam lingkup intervensi sosial, khususnya, danpsikologi sosial pada umumnya. |