Pengambilan keputusan dalam organisasi internasional Uni Eropa setelah berlakunya Traktat Lisbon tahun 2007 = Decision making of European Union as an international organization after the implementation of Lisbon Treaty 2007
Rizkita Alamanda;
Adijaya Yusuf, supervisor; Hadi Rahmat Purnama, supervisor; Sidik Suraputra, examiner; Sri Setianingsih Suwardi, examiner; Hikmahanto Juwana, examiner; Purba, Achmad Zen Umar, examiner; Warouw, Adolf, examiner; Emmy Ruru, examiner; Melda Kamil Ariadno, examiner
(Universitas Indonesia, 2012)
|
ABSTRAK Organisasi internasional memiliki berbagai klasifikasi, salah satunya dibedakanmenurut sifat supranasional dan intergovernmental. Organisasi internasional yangbersifat supranasional dan intergovernmental memiliki perbedaan dalam beberapahal, termasuk dalam pengambilan suara untuk pengambilan keputusan, organisasiinternasional yang bersifat intergovernmental seperti halnya organisasiinternasional pada umumnya, memerlukan suara bulat dalam pengambilankeputusan, sedangkan organisasi internasional yang bersifat supranasionalmenggunakan suara terbanyak dalam pengambilan keputusan, hasil daripengambilan keputusan tersebut mengikat negara anggotanya. Uni Eropa sebagaiorganisasi internasional memiliki sejarah yang panjang sejak pembentukannya,selain itu Uni Eropa juga memiliki perbedaan dengan organisasi internasionallainnya, karena sejak awal Uni Eropa dibentuk sebagai organisasi supranasional.Hal tersebut selanjutnya mempengaruhi berbagai hal, salah satunya mengenaipengambilan keputusan dalam Uni Eropa. Skripsi ini berusaha memaparkanpermasalahan-permasalahan tersebut dengan menggunakan bentuk penelitianyuridis-normatif, sehingga menghasilkan data deskriptif-analitis yang dapatmenjawab permasalahan-permasalahan di atas. Pada kesimpulannya, pengambilankeputusan dalam Uni Eropa terkait dengan institusi-institusi yang berwenang sertapengambilan suara yang digunakan. Uni Eropa selain mengenal pengambilansuara secara bulat, juga mengenal pengambilan suara menggunakan suaraterbanyak, dan sejak berlakunya Traktat Lisbon semakin banyak bidang-bidangyang diputuskan berdasarkan suara terbanyak, dalam mekanisme Uni Eropadikenal sebagai qualified majority voting (QMV). Abstract International organizations are classified in numerous ways, depending on thepurpose for which the classification is being made, for instance the distinctionbetween intergovernmental and supranational organizations. Intergovernmentaland supranational organizations have different characteristics, including in thedecision making process. Intergovernmental organization enjoys the unanimousapproval from all members to adopt a decision, which is different in supranationalorganization, majority voting is become the main system. European Union as aninternational organization has supranational characteristics for the very first time,which take an effect on several things and decision making process in particular.This thesis explains how that matters perform in juridical-normative method. Atthe conclusion, the decision making process always related to the institution?spower and the voting system. However, the European Union recognizes not onlyunanimity, but also qualified majority voting (QMV) as the voting system whichis needed in many areas, especially after the Lisbon Treaty 2007 came into force.; |
![]() |
No. Panggil : | S43311 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: Universitas Indonesia, 2012 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | x, 107 pages ; 30 cm |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S43311 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20312349 |