ABSTRAK 'Malu? merupakan suatu konsep yang akrab dengan realita kehidupansosial dan pribadi sehari-hari, dan oleh sebagian orang dianggap sebagai suatu halyang penting untuk dipahami. Namun demikian makna 'Malu? sendiri nampaknyabaik dalam konteks kehidupan sehari-hari maupun secara konsepual-ilmiah belumterumuskan secara jelas. Tujuan dari penelirian ini adalah untuk mencari makna'Malu'. Dalam hal ini, makna yang dimaksud adalah makna sebagaimana penuturBahasa Indonesia memahaminya dalam konteks realitas kehidupan sehari-hari.Adapun metode penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian KualitatifSampelnya sebanyak 12 orang, dengan syarat individu tersebut fasih berbahasaIndonesia. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara dengan pendekatanteoritis Psikologi Pribumi (Indigenous Psychology). Hasil penelitian menunjukkanbahwa 'Malu' adalah suatu perasaan yang muncul ketika individu menganggapbahwa dirinya telah melanggar standar berperilaku dan/atau menganggap bahwadirinya tidak berada dalam kondisi yang sesuai dengan harapannya. Kemunculan'Malu? dapat diketahui dari timbulnya sejumlah perilaku (pikiran, perasaan,tindakan) dan gejala somatik yang khas, misalnya merah / memerahnya wajah dantimbulnya rasa kuatir. Kemunculannya selalu berkaitan dengan konteks situasitertentu, dan hampir selalu dikaitkan dengan kehadiran orang lain, namun yangmenentukan muncul-tidaknya 'Malu' adalah diri sendiri. Dalam realitas kehidupanbermasyarakat dan pribadi, fungsi 'Malu? adalah mendorong orang untukberadaptasi dengan lingkungannya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapatbermanfaat sebagai alternatif pedoman untuk penelitian-penelitian selanjutnyayang berkaitan dengan peranan praktis 'Malu? dalam kehidupan sehari-hari,misalnya untuk mendorong atau menghambat suatu' perilaku tertentu dimasyarakat, demi membawa kesejahteraan yang lebih baik bagi semua anggotamasyarakat. Manfaat lainnya adalah untuk memperoleh suatu pemahaman yangdapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai 'Malu', dengan harapanbahwa penggalian/pembicaraan ilmiah yang berkaitan dengannya lebih memilikidasar yang kuat, menjadi Iebih terarah, dan tentunya juga dapat lebihdipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian selanjutnya dapat diarahkan kearah upaya-upaya untuk mempertimbangkan atau menguji pengaruh dari faktor-falctor jenis kelamin, usia, budaya, dan tempat tinggal, karena kemungkinanberpengaruh terhadap pemahaman 'Malu'. Selain itu, juga disarankan untukmelakukan upaya penelaahan ilmiah terhadap proses pembentukan standar-standar (norma, aturan, kepantasan) 'Malu?, uraian skenario-skenario kemunculan 'Malu',dan perbedaan fokus penghayatan antara pria dan wanita. Dalam konteksPsikologi Pribumi, disarankan agar penelitian serupa yang mengeksplorasi tema-tema ?makna? lainnya lebih banyak dilakukan untuk lebih memahami perilakumanusia Indonesia dalam realitas kehidupannya sehari-hari. |