Banyaknya fenomena kecemasan dalam masyarakat yang diakibatkan karena isurnenyebabkan topik mengenai persepsi terhadap isu dan tingkat kecemasandijadikan pokok permasalahan. Menurut Rosnow & Pine (dalam Berkowitz,1980), isu yang timbul pada saat adanya bencana, dapat menimbulkan ketakutandan kecemasan serta biasanya yang diceritakan adalah hal-hal buruk yang akanterjadi. Akibatnya, orang yang mempersepsi isu secara berbeda (sebagai fakta,antara fakta dan bukan fakta dan bukan sebagai fakta) memiliki tingkat kecemasanyang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis informasiyang dianggap berpotensi menimbulkan bahaya, untuk mengetahui bagaimanahubungan antara persepsi terhadap isu dengan tingkat kecemasan, mendapatkangambaran mengenai persepsi masyarakat terhadap isu dan tingkat kecemasanantara kelompok pribumi dan keturunan Cina.Melalui metode accidental sampling, subyek sebanyak 100 orang (59 orangmasyarakat pribumi dan 41 orang masyarakat keturunan Cina) dengan usia subyek berkisar antara 26-60 tahun dilibatkan sebagai sampel penelitian. Data mengenaiinformasi yang dianggap berpotensi menimbulkan bahaya, persepsi terhadap isudan tingkat kecemasan diperoleh melalui skor yang diuji dengan kuesioner. Untukmengetahui informasi yang dianggap berpotensi menimbulkan bahaya, denganmenggunakan median, untuk mengetahui hubungan antar variabel dilakukanpengujian dengan korelasi Pearson Product Moment dan untuk mengetahuiperbedaan antar kelompok dilakukan perhitungan dengan menggunakan FactorialDesign. Analisa terhadap data pendukung lainnya dilakukan dengan presentase.Hasil utama penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang positif antarapersepsi terhadap isu (sebagai fakta, antara fakta dan bukan fakta dan bukansebagai fakta) dengan tingkat kecemasan masyarakat Jakarta. Kedua, ternyata adaperbedaan tingkat kecemasan antara masyarakat yang mempersepsi isu sebagaifakta, antara fakta dan bukan fakta dan bukan sebagai fakta. Ketiga, tidak adaperbedaan tingkat kecemasan yang signifikan antara kelompok masyarakatpribumi dan keturunan Cina. Keempat, tidak ada perbedaan tingkat kecemasanyang signifikan antara kelompok masyarakat pribumi dan keturunan Cina yangmempersepsi isu secara berbeda. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkanbahwa informasi yang dianggap paling berpotensi menimbulkan bahaya adalahinformasi yang berkaitan dengan masalah SARA.Penelitian ini menunjukkan adanya kesesuaian antara teori dan Rosnow dan jugafenomena yang ada dalam masyarakat. Hal yang menarik di sini adalah tidakadanya perbedaan tingkat kecemasan yang signifikan antara kelompok masyarakatpribumi dan keturunan Cina. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab antara lainjumlah subyek yang tidak sama untuk masing-masing kelompok dan situasi yangsudah lebih baik. Oleh karena itu disarankan untuk penelitian selanjutnyadiusahakan untuk mendapatkan jumlah subyek penelitian yang sama untukmasing-masing kelompok dan penelitian hendaknya dilakukan pada saat ada adakejadian menakutkan atau perubahan suhu politik. Sehingga hasil penelitian yangdilakukan pada saat yang berbeda dapat dibandingkan. |