:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Perbedaan locus of control dan self esteem pada siswa yang berada di kelas unggulan dan non unggulan (sebuah studi pada siswa kelas 2 SMPN 77 jakarta)

(Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996)

 Abstrak

Pada umumya prestasi yang diperoleh siswa dalam satu kelas tertentu,
akan sangat bervariasi dan tidak jarang terjadi perbedaan yang besar antara nilai
yang tertinggi dan yang terendah. Keadaan tersebut dapat terjadi akibat kelas yang
heterogen atau terdiri dari siswa yang pandai dan tidak pandai. Keadaan kelas yang
demikian juga dapat menyulitkan guru dalam mengajar, karena harus mengulang
instruksi apabila ada siswa yang belum paham pada materi yang diajarkan (Slavin,
1994).
Berdasarkan hal tersebut, maka ada beberapa sekolah yang menerapkan
suatu kebiijasanaan untuk mengelompokan siswa berdasarkan kecerdasan/ ability
grouping (Hobson, 1969 dalam Reschly & Kicklighter, 1988) ataupun prestasi
belajar siswa/achievement grouping (Marshall, 1935 dalam Reschly &
Kicklighter, 1988). Dengan pengelompokan ini akan ditemukan adanya kelas
unggulan dan non unggulan. Pengelompokan siswa seperti ini umum dilakukan pada
tingkat sekolah menengah (Slavin, 1994). Oleh karena itu penelitian ini mengambil
sampel siswa SMP. Dari beberapa sekolah di Jakarta yang berhasil diketahui,
sistem yang dipakai adalah achievement grouping.
Pengelompokan siswa ini bertujuan untuk mengurangi rentang nilai yang
terlalu besar dalam suatu kelas serta meningkatkan efisiensi dan mutu pendidikan
(Lindgren, 1962). Para gurupun dapat menyesuaikan metode pengajaran dengan
keadaan siswanya, sehingga siswa diharapkan dapat mencapai prestasi yang
optimal.
Meskipun demikian, pengelompokan tersebut dapat menimbulkan masalah,
baik berupa efek sosial dari keadaan itu, atau akibat dari cara mengajar guru yang
berbeda pada masing-masing kelas. Masalah tersebut antara lain, siswa kelas
unggulan yang mempunyai keyakinan bahwa keberadaan bersama teman yang juga
pandai akan menghalangi untuk menjadi yang terbaik di kelasnya. Meskipun
demikian, menurut Beck dan Austin (1970 dalam Worell & Stiwell, 1981), orang
yang prestasinya tinggi, biasanya mempunyai keyakinan bahwa usaha serta
kemampuannyalah yang akan menentukan tinggi atau redahnya prestasi yang diperoleh. Pengatribusian tanggung jawab terhadap kesuksesan atau kegagalan
pada faktor internal atan eksternal disebut locus of control. Sedangkan masalah
lain yang dapat timbul adalah siswa non unggulan yang merasa rendah diri dan
menilai dirinya negatif karena memperoleh prestasi yang rendah dan ditempatkan
di kelas non unggulan tersebut. Penilaian serta perasaan yang timbul dari persepsi
seseorang tentang harga dirinya disebut self esteem.
Jika didasarkan pada konsep di atas, maka pada siswa kelas unggulan dan
non unggulan akan terdapat perbedaan locus of control dan self esteem, dimana
locus of control siswa kelas unggulan lebih internal, dan self esteem siswa kelas
unggulan akan lebih tinggi dari siswa kelas non unggulan.
Untuk mengetahui perbedaan antara dua variabel (locus of control dan self
esteem) pada ke dua kelas tersebut, digunakan alat Intellectual Achievement
Responsibility (JAR) untuk mengukur locus of control dan Culture Free Self
Esteem lnventory for Children dari Battle untuk mengukur self esteem, dimana
sebelumnya terlebih dahulu diberikan tes Standard Progressive Matrices (SPM)
untuk mengontrol faktor kecerdasan. Data yang diperoleh diolah dengan teknik
Analysis of Covariance (ANCOVA), dangan kecerdasan sebagai kovariabel.
Dari pengolahan data itu diperoleh hasil yang tidak signifikan untuk
perbedaan locus of control dan self esteem pada siswa kelas unggulan dan non
unggulan. Untuk keseluruhan subyek, locus of control cenderung ke arah internal
dan self esteem cenderung tinggi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
sistem achievement grouping ternyata cukup baik untuk diterapkan dan tidak
menimbulkan masalah pada kedua variabel yang diteliti, meskipun mungkin tidak
demikian adanya untuk variabel lain.
Berdasarkan hasil penelitian, saran terutama ditujukan pada alat yang
digunakan, yaitu dalam teknik jawaban, yang sebaiknya menggunakan skala Likert,
kemudian juga meminimalkan efek social desirability pada item serta dilakukannya
uji coba sebelum penelitian, agar dapat mengganti item yang tidak baik.

 File Digital: 1

Shelf
 S-PDF-Esti Budi Hapsari.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S-Pdf
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xi, 120 hlm. ; 30 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20312783