Sikap remaja putra terhadap penerapan konsep androgini dan hubungannya dengan tingkah laku ayah dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga
(Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993)
|
Saat ini wanita sudah mempunyai kesempatan untuk bekerjadiluar rumah, baik yang bertujuan ekonomis ataupun untukmengembangkan potensi yang dimilikinya. Tetapi di lain pihakwanita tetap dituntut untuk sukses dalam rumah tangga. Artinyawanita dituntut untuk berperan ganda, sebagai wanita bekerja yangsekaligus pula sebagai ibu rumah tangga. Bagaimana dengan paraayah/suami saat ini ? Dengan bekerjanya ibu/istri, para suami seharusnya ikutturun 'tangan dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Padakenyataannya, para suami tampaknya tidak menambah waktunya untukbekerja di rumah. Oleh sebab itu, penulis tertarik untukmeneliti tingkah laku para ayah/suami dalam mengerjakan pekerjaanrumah tangga.Dalam konsep tradisional, sudah ada pembagian kerja antarawanita dan pria, dimana pembagian tersebut sudah tidak perlu lagiditegaskan. Tiap individu akan bertingkah laku sesuai denganperan jenis kélamin yang telah dibentuk oleh masyarakat.Kebalikan dari konsep tradisional adalah konsep androgini, dimanaindividu dapat bebas menentukan perilakunya tanpa terikat padaperan jenis kelamin. Dengan demikian individu dapatmengembangkan potensinya secara optimal.Remaja sebagai anggota keluarga, secara teoritis akanmengidentifikasikan diri dengan tokoh yang paling penting dalamhidupnya. Ayah sangat. memegang peranan penting dalam prosesidentifikasi ini. Dengan keadaan itu, penulis ingin melihathuhungan antara sikap remaja terhadap penerapan konsep androginidengan tingkah laku ayah dalam mengerjakan pekerjaan rumahtangga. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesionerskala sikap, kuesioner data pribadi/data kontrol dan kuesionerpembagian tugas rumah tangga. Dan subyek yang dipilih adalahayah dengan remaja putranya yang telah memasuki tahap remajaakhir.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap remaja cenderungnegatif terhadap penerapan konsep androgini dalam mengerjakanpekerjaan rumah tangga. Dan tingkah laku ayah juga cenderung nonandroginious dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Walaupunantara sikap dan tingkah laku ayah sejalan, tetapi tidakditemukan hubungan yang signifikan antara keduanya. Hal tersebutmungkin terjadi karena alat yang kurang dapat memberi skor secaralebih halus atau remaja tidak hanya dipengaruhi oleh ayahnya sajadalam proses belajar konsep androgini, tetapi juga olehlingkungan di sekitarnya atau masyarakat luas yang masih memegangkonsep non androgini dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga.Untuk penelitian selanjutnya, diperlukan alat yang dapatmemberi skor lebih terinci sehingga dapat membedakan individuyang androgini dan non androgini. |
S-PDF-Chandra Sari.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S-Pdf |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | xi, 95 hlm. ; 30 cm. + lamp. |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S-Pdf | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20312925 |