Full Description
Cataloguing Source | |
Content Type | |
Media Type | |
Carrier Type | |
Physical Description | v, 176 hlm. ; 30 cm. + lamp. |
Concise Text | |
Holding Institution | Universitas Indonesia |
Location | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Availability
- Digital Files: 1
- Review
- Cover
- Abstract
Call Number | Barcode Number | Availability |
---|---|---|
S-Pdf | TERSEDIA |
No review available for this collection: 20312995 |
Abstract
Penyakit kanker dewasa ini dirasakan semakin menonjol dibandingkan dengan
masa 20-30 tahun yang lalu. Dilihat dari banyaknya Iaporan bahwa penyakit kanker
cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian pada usia produktif.
(Tjindarbumi, 1994).
Penelitian di Amerika menyebutkan bahwa setiap tahun dijumpai paling sedikit ada 9 juta kasus kanker baru, dimana 5 juta diantaranya berasal dari negara-negara berkembang dan dari 5 juta orang yang meninggal karena kanker, 3 juta orang berasal daari negara berkembang (Tjindarbumi, l994.). Di Indonesia saat ini diperkirakan minimal terdapat 150 penderita kanker untuk setiap 100.000 penduduk per tahun (Tjindarbumi , 1994).
Berdasarkan penelitian laboratorium, perempuan Iebih banyak terserang kanker daripada laki-laki ( Tjindarbumi, 1994). Salah satu jenis kanker yang banyak ditemukan pada wanita adalah kanker payudara ( Cancer Control First Report, 1993). Di Indonesia, kanker payudara adalah kanker yang paling banyak terdapat pada wanita setelah kanker mulut rahim ( Data Histopatologi Kanker di Indonesia, 1990).
Kanker payudara merupakan penyakit yang ditakuti oleh semua wanita. Bukan saja karena dapat menimbulkan kematian bagi penderitanya, tapi jenis kanker ini menimbulkan dampak psikologis yang besar bagi wanita yang menderita karena adanya resiko di lakukannya operasi pengangkatan payudara bagi si penderita.
Jika seorang wanita harus kehilangan payudaranya, dimana berfungsi sebagai sumber ASI bagi bayi, juga sebagai simbol kewanitaan, keindahan dan merupakan organ seksual sekunder akan mengalami masalah-masalah psikologis seperti rendah diri, merasa tidak lengkap sebagai wanita, dan pandangan-pandangan negatif lain tentang dirinya ( Gates, 1983) yang dapat berdampak pada hubungan seksual dengan suami atau masalah dalam hubungan sosial dangan orang lain ( Gates, 1983). Untuk mengatasi masalah dan tekanan yang dihadapi, wanita penderita kanker payudara mengembangkan beberapa strategi penyesuaian diri (Gates, 1983) Strategi penyesuaian diri yang digunakan ialah penyesuaian fisik dan mental (Gates, 1983).
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan menyeluruh mengenai bagaimana wanita penderita kanker payudara menyesuaikan diri dengan masalah-masalah yang dihadapinya. Mengingat penelitian ini ingin mengetahui tentang pengalaman dan penghayatan pribadi, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui metode pengumpulan data wawancara mendalam. Peneliti mengkhususkan untuk meneliti wanita kanker payudara yang telah menjalani operasi pengangkatan payudara (mastektomi) dengan alasan, masalah-masalah yang dihadapi oleh mereka lebih kompleks dan beragam, yang disebabkan hilangnya organ kebanggaan mereka. Peneliti tidak membatasi usia subyek, karena ingin melihat bagaimana penyesuaian diri wanita penderita kanker payudara tidak hanya pada subyek dengan usia produktif saja, agar dapat dilihat perbedaannya sehingga memperkaya penelitian.
Dari tujuh subyek yang berhasil diwawancarai, penulis menemukan bahwa masalah-masalah yang paling banyak dialami subyek adalah masalah penurunan konsep diri karena hilangnya payudara dan rambut akibat kemoterapi serta masalah menurunnya aktivitas seksual. Selain itu juga ada masalah-masalah iain seperti masalah gangguan dalam hubungan sosial, gangguan dalam hubungan dengan anak, serta gangguan pada aktivitas pekerjaan.Selain itu juga muncul masalah dalam biaya pengobatan. Beberapa masalah tersebut dihayati subyek sebagai sesuatu yang stressful.
Masalah masalah yang dihadapi subyek mempengaruhi strategi penyesuaian dirinya. Pada saat didiagnosa menderita kanker, subyek cenderung melainkan penyesuaian diri dengan melakukan mekanisme pertahanan diri seperti penolakan terhadap penyakitnya dan berusaha untuk tidak memikirkannya. Masalah-masalah yang timbul setelah menjalani mastektomi , terutama penurunan konsep diri diatasi subyek dengan melakukan penyesuaian untuk mengembalikan konsep dirinya seperti memakai penyangga payudara, memakai wig (penyesuaian Esik) mencari informasi tentang penyakit yang dan penyesuaian kognitif seperti mencari makna positif dari penyakit yang dideritanya dan mengembalikan self-esteemnya dengan membandingkan dirinya dengan orang lain yang kurang beruntung (penyesuaian kognitif). Penyesuaian subyek terhadap masalah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya dukungan sosial dari orang lain. Subyek yang mendapat dukungan sosial Iebih dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap penyakitnya.
Yang menarik dari penelitian ini, ternyata tidak semua subyek menganggap bahwa terhentinya aktivitas seksual sebagai suatu masalah. Ternyata reaksi subyek terhadap penyakitnya tidak selalu negatif, ada juga subyek yang besyukur ternyata ia masih diingatkan lmtuk menjaga kesehatannya melalui penyakit yang dideritanya. Peneliti juga menemukan bahwa dukungan sosial tidak selamanya membantu subyek dalam menyesuaikan dirinya, tapi juga dapat menimbulkan stres seperti perhatian orang yang berlebihan terhadap penyakitnya
Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mengubah variabel penyesuaian diri, misalnya meneliti mekanisme pertahanan diri pada wanita penderita kanker payudara atau rnerubah subyek penelitian , misalnya meneliti penyesuaian diri pada wanita kanker payudara usia muda atau yang belum menikah.
Penelitian di Amerika menyebutkan bahwa setiap tahun dijumpai paling sedikit ada 9 juta kasus kanker baru, dimana 5 juta diantaranya berasal dari negara-negara berkembang dan dari 5 juta orang yang meninggal karena kanker, 3 juta orang berasal daari negara berkembang (Tjindarbumi, l994.). Di Indonesia saat ini diperkirakan minimal terdapat 150 penderita kanker untuk setiap 100.000 penduduk per tahun (Tjindarbumi , 1994).
Berdasarkan penelitian laboratorium, perempuan Iebih banyak terserang kanker daripada laki-laki ( Tjindarbumi, 1994). Salah satu jenis kanker yang banyak ditemukan pada wanita adalah kanker payudara ( Cancer Control First Report, 1993). Di Indonesia, kanker payudara adalah kanker yang paling banyak terdapat pada wanita setelah kanker mulut rahim ( Data Histopatologi Kanker di Indonesia, 1990).
Kanker payudara merupakan penyakit yang ditakuti oleh semua wanita. Bukan saja karena dapat menimbulkan kematian bagi penderitanya, tapi jenis kanker ini menimbulkan dampak psikologis yang besar bagi wanita yang menderita karena adanya resiko di lakukannya operasi pengangkatan payudara bagi si penderita.
Jika seorang wanita harus kehilangan payudaranya, dimana berfungsi sebagai sumber ASI bagi bayi, juga sebagai simbol kewanitaan, keindahan dan merupakan organ seksual sekunder akan mengalami masalah-masalah psikologis seperti rendah diri, merasa tidak lengkap sebagai wanita, dan pandangan-pandangan negatif lain tentang dirinya ( Gates, 1983) yang dapat berdampak pada hubungan seksual dengan suami atau masalah dalam hubungan sosial dangan orang lain ( Gates, 1983). Untuk mengatasi masalah dan tekanan yang dihadapi, wanita penderita kanker payudara mengembangkan beberapa strategi penyesuaian diri (Gates, 1983) Strategi penyesuaian diri yang digunakan ialah penyesuaian fisik dan mental (Gates, 1983).
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan menyeluruh mengenai bagaimana wanita penderita kanker payudara menyesuaikan diri dengan masalah-masalah yang dihadapinya. Mengingat penelitian ini ingin mengetahui tentang pengalaman dan penghayatan pribadi, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui metode pengumpulan data wawancara mendalam. Peneliti mengkhususkan untuk meneliti wanita kanker payudara yang telah menjalani operasi pengangkatan payudara (mastektomi) dengan alasan, masalah-masalah yang dihadapi oleh mereka lebih kompleks dan beragam, yang disebabkan hilangnya organ kebanggaan mereka. Peneliti tidak membatasi usia subyek, karena ingin melihat bagaimana penyesuaian diri wanita penderita kanker payudara tidak hanya pada subyek dengan usia produktif saja, agar dapat dilihat perbedaannya sehingga memperkaya penelitian.
Dari tujuh subyek yang berhasil diwawancarai, penulis menemukan bahwa masalah-masalah yang paling banyak dialami subyek adalah masalah penurunan konsep diri karena hilangnya payudara dan rambut akibat kemoterapi serta masalah menurunnya aktivitas seksual. Selain itu juga ada masalah-masalah iain seperti masalah gangguan dalam hubungan sosial, gangguan dalam hubungan dengan anak, serta gangguan pada aktivitas pekerjaan.Selain itu juga muncul masalah dalam biaya pengobatan. Beberapa masalah tersebut dihayati subyek sebagai sesuatu yang stressful.
Masalah masalah yang dihadapi subyek mempengaruhi strategi penyesuaian dirinya. Pada saat didiagnosa menderita kanker, subyek cenderung melainkan penyesuaian diri dengan melakukan mekanisme pertahanan diri seperti penolakan terhadap penyakitnya dan berusaha untuk tidak memikirkannya. Masalah-masalah yang timbul setelah menjalani mastektomi , terutama penurunan konsep diri diatasi subyek dengan melakukan penyesuaian untuk mengembalikan konsep dirinya seperti memakai penyangga payudara, memakai wig (penyesuaian Esik) mencari informasi tentang penyakit yang dan penyesuaian kognitif seperti mencari makna positif dari penyakit yang dideritanya dan mengembalikan self-esteemnya dengan membandingkan dirinya dengan orang lain yang kurang beruntung (penyesuaian kognitif). Penyesuaian subyek terhadap masalah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya dukungan sosial dari orang lain. Subyek yang mendapat dukungan sosial Iebih dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap penyakitnya.
Yang menarik dari penelitian ini, ternyata tidak semua subyek menganggap bahwa terhentinya aktivitas seksual sebagai suatu masalah. Ternyata reaksi subyek terhadap penyakitnya tidak selalu negatif, ada juga subyek yang besyukur ternyata ia masih diingatkan lmtuk menjaga kesehatannya melalui penyakit yang dideritanya. Peneliti juga menemukan bahwa dukungan sosial tidak selamanya membantu subyek dalam menyesuaikan dirinya, tapi juga dapat menimbulkan stres seperti perhatian orang yang berlebihan terhadap penyakitnya
Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mengubah variabel penyesuaian diri, misalnya meneliti mekanisme pertahanan diri pada wanita penderita kanker payudara atau rnerubah subyek penelitian , misalnya meneliti penyesuaian diri pada wanita kanker payudara usia muda atau yang belum menikah.