:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Arti kedewasaan dan aspek-aspeknya (studi deskriptif pada mahasiswa dan mahasiswi universitas indonesia yang tinggal terpisah dari orang tua)

Nailiu, Christina; Suprapti Sumarmo Markam, supervisor; Surastuti Hadiwinoto Nurdadi, supervisor (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997)

 Abstrak

Salah satu masalah yang dihadapi pemerintah dewasa ini adalah mutu pendidikan yang belum merata di Indonesia. Hasil penelitan yang dilakukan oleh Atamimi & Soeranto (1991) menemukan bahwa sekolah- sekolah yang ada di pulau Jawa memiliki kualitas yang lebih baik daripada sekolah-sekolah yang ada di luar pulau Jawa. Hal ini menyebabkan setiap tahun banyak lulusan SLTA dari luar pulau Jawa maupun dari daerah kecil Iainnya di pulau Jawa harus pindah dan tinggal secara terpisah dari orang tuanya untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Tinggal di tempat yang baru monuntut mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya agar mereka dapat sukses/berhasil. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan seorang mahasiswa selama tinggal terpisah dari orang tua adalah faktor perpisahan dari orang tua (Sullivan & Sullivan, 1980; Moore, 1987; Rice, dkk, 1990).
Perpisahan dari orang tua pada masa remaja merupakan salah satu tugas perkembangan yang panting selama periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Dalam perpisahan dari orang tua, yang menjadi sorotan utama adalah hal-hal yang berhubungan dengan kemandirian dan kelekatan pada orang tua, karena selama proses perpisahan terjadi penurunan ketergantungan terhadap keluarga, terutama orang tua (Smolak, 1993) dan remaja dapat lebih jelas mengaktualisasikan kemandirian serta menjadi pribadi yang dewasa. Becker (1992) mengatakan bahwa menurunnya ketergantungan ini merupakan gerbang awal menuju kedewasaan.
Penelitian Murphey (dalam Moore, 1987) tentang reaksi mahasiswa terhadap perpisahan dari orang tua, menemukan bahwa mahasiswa yang sukses dalam penyesuaian dirinya selama tinggal terpisah dari orang tua akan relatif lebih mandiri (misalnya, memiliki kesadaran dan tanggung jawab dalam mengambil keputusan) dan memiliki hubungan yang positif dengan orang tuanya. Kurash (dalam Bloom, 1988) mengatakan bahwa terjadi peningkatan afeksi pada remaja yang tinggal berpisah dari orang tua, yaitu remaja justeru akan merasa lebih erat dengan keluarganya bila tinggal terpisah dari orang tua. Hal ini didukung oleh Sullivan & Sullivan (1980) bahwa ada peningkatan afeksi, komunikasi dan ketidaktergantungan pada anak laki-laki selama tinggal terpisah dari orang tua. Sebaliknya, wanita yang biasanya Iebih dekat pada orang tua akan merasa kehilangan kedekatan dari orang tua karena orang tua memiliki peranan yang lebih besar dalam memberikan dukungan emosi. Kemandirian dan hubungan keluarga yang positif merupakan karakteristik dari perkembangan psikososial remaja yang sehat.
Penelitian ini mencoba untuk melihat berbagai pendapat mahasiswa sehubungan dengan kemandirian dan kedekatannya pada orang tua, selama proses perpisahan dari orang tua. Ada mahasiswa yang menganggap bahwa keterpisahannya dari orang tua adalah suatu kehilangan yang berat, misalnya tidak Iagi mendapat dukungan emosi ketika menghadapi masalah, tidak ada orang yang dapat membuat keputusan bagi dirinya, tetapi ada pula mahasiswa yang menganggap keterpisahannya ini sebagai salah satu cara agar ia menjadi orang yang mandiri.
Peneliti ingin melihat gambaran arti kedewasaan, perbedaan arti kedewasaan serta hubungan antara kondisi dan dukungan orang tua dengan arti kedewasaan pada mahasiswa/mahasiswi UI yang tinggal terpisah dari orang tua.
Subyek dalam penelitian adalah para mahasiswa dan mahasiswi UI yang tinggal terpisah dari orang tua, khususnya mereka yang berasal dari luar wilayah Jabotabek. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, kemudian diolah dengan menggunakan mean, t-test serta chi square.
Dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa ada 4 aspek arti kedewasaan yang menonjol pada mahasiswa dan mahasiswi UI yaitu, pertama, kedewasaan yang diartikan sebagai kemampuan mengatur dan mengarahkan diri sendiri (self-governance); kedua, ketidaktergantungan secara finansial pada orang tua (finacial independence); ketiga, hubungan dengan Iingkungan di luar rumah (school affiliation); keempat, mulai membentuk keluarga baru (starting a family). Sementara itu, perbedaan yang signifikan antara kelompok mahasiswa dan kelompok mahasiswi terjadi pada kedewasaan yang diartikan sebagai ketidaklekatan secara emosional (emotional independence) dan kedewasaan sebagai tinggal secara terpisah dari orang tua (separate residence). Dibandingkan dengan kelompok mahasiswi/wanita, kelompok mahasiswa/pria iebih setuju dengan pendapat bahwa seorang dewasa tidak merasa dekat dengan keiuarga, merasa hanya sebagai tamu biia berada di rumah orang tua, merasa tidak lagi menjadi bagian dari anggota keluarga. Dewasa berarti pula memiliki tempat tinggal yang terpisah dari orang tua, tidak pulang ke rumah orang tua terlalu sering, dan tidak kembaii ke rumah orang tua setiap liburan panjang. Selain itu, ditemukan pula adanya hubungan antara arti kedewasaan dengan alasan utama seseorang berpisah, perasaan ketika berpisah, suku bangsa dan asal propinsi.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi literatur Indonesia tentang kemandirian dan kedewasaan pada mahasiswa/i yang tinggal terpisah dari orang tua.

 File Digital: 1

Shelf
 S-PDF-Christina Nailiu.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : v, 103 hlm. ; 30 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf 14-22-05098026 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20313026